Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Detik-detik Warga Tewas Diterkam Harimau saat Mandi, Paman Korban Selamat Setelah Bertindak Ini

Seorang wanita bernama Sulis (30) diduga menjadi korban terkaman harimau. Sebelumnya pamau korban mengaku melihat harimau.

(Facebook Vivih)
Warga Talang Tinggi Muara Enim Bernama Sulis Diduga Tewas Diterkam Harimau 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Serorang wanita di Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan tewas diterkam harimau saat mandi di tempat pemandian umum.

Wanita bernama Sulis (30) itu ditemukan tak bernyawa pada Jumat (27/12/2019) dengan kondisi tubuh tercabik-cabik.

Ia diduga kuat menjadi korban terkaman harimau.

Peristiwa ini diketahui setelah ada seorang warga yang hendak berkebun melihat seekor harimau melintas.

Kejadian itu kemudian dilaporkan ke kepala dusun setempat.

Saat warga tiba di lokasi dilintasi harimau, Purwanto yang merupakan ayah dari Sulistiowati menyampaikan anaknya sedang mandi tak jauh dari penampakan hewan buas itu.

Warga setempat pun akhirnya langsung berkumpul dan mencari keberadaan Sulistiowati.

Saat dicari, handuk yang digunakan korban terlihat berada tak jauh dari lokasi air pancuran.

Setelah dilakukan pencarian lebih lanjut, Sulis ternyata ditemukan sudah tercabik-cabik diduga diterkam harimau.

Sederet Cara Meredakan Batuk Secara Alami, Bisa dengan Konsumsi Cengkih hingga Bawang Putih

Viral Video Seorang Ibu Tampar Wajah Siswa SD, Bocah Sampai Menangis saat Pembagian Rapor

Dikutip Tribun Sumsel, sebelum menerkam Sulis, harimau tersebut diduga sempat berpapasan dengan warga lainnya.

Dia adalah Katemin (54) Warga Dusun V Sidodadi Desa Padang Bindu Kecamatan Panang Enim yang tak lain adalah Wak korban.

Katemin pun menceritakan kejadian saat dirinya berhadapan langsung dengan harimau.

"Sekitar pukul 17.00 WIB,, saya sedang menyetek kopi dikebun saya yang berdampingan dengan kebun Sulis dan tiba-tiba saya mendengar suara ranting diinjak."

"Saat saya menoleh ternyata ada harimau dengan posisi dagu dan dadanya menyentuh tanah sementara kakinya masih berdiri," katanya.

Ilustrasu Harimau
Ilustrasu Harimau (Tribunnews.com)

Ia mengatakan bahwa jaraknya ia dan harimau saat itu hanya sekitar 60 centimeter.

"Saya melangkah kedepan dua langkah, harimaunya juga melangkahkan kakinya dua langkah, Matanya melotot dan kumisnya langsung berdiri, panjangnya sekitar 2 meter, saat dia (Harimau) melotot mata sayapun tetap kuatkan diri menatapnya," ujar Ketemin.

Ketemin lalu berbicara pada harimau tersebu "Aku dak nganggu kau, kau jangan ganggu aku, aku disini nyari makan, kau silahkan nyari makan ditempat lain."

Kemudian Ketemin perlahan-laham mundur, namun posisi tubuhnya tetap berhadapan dengan sang harimau.

"Saya berdoa ya Allah beri aku keselamatan, saya terus mundur lalu saya lihat dia hanya diam dan kemudian langsung menjauh, dari kejauhan saya lihat dia pergi dan mengarah ke pemandian," katanya.

Intip Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini 29 Desember 2019 - Pasangan Ini Bakal Makin Lengket !

5 Menu Sarapan Pagi yang Mesti Dihindari Agar Tidak Mudah Lapar

Ketemin mengatakan dirinya sama sekali tak menyangka kalau keponakannya yakni Sulis saat itu sedang mandi.

"Setelah saya melihat harimau, langsung pulang dan memberitahu orang rumah agar anak-anak jangan berkeliaran diluar karena ada harimau dan sayapun melaporkannya ke Kadus," katanya.

Iapun terkejut saat mengetahui keponakannya diterkam harimau.

"Saya sama sekali tidak tahu, dan tidak bisa ngomong apa-apa lagi saat tahu kalau ternyata setelah bertemu dengan saya, harimau itu menerkam sulis," pungkasnya.

Penjelasan BKSDA

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan Genman Suhefti Hasibuan membenarkan jika ada seorang warga diduga tewas diterkam harimau.

"Pagi ini saya baru tahu kabar itu dari laporan petugas di lapangan. Informasinya memang ada warga yang meninggal diterkam harimau,"kata Genman, Sabtu (28/12/2019).

Genman menjelaskan, petugas lapangan saat ini masih memeriksa lokasi tersebut masuk wilayah perbatasan hutan lindung atau tidak.

Sebelum serangan ini terjadi BKSDA Sumatera Selatan sudah memberikan sosialisasi kepada masyarakat soal serangan harimau.

Beberapa kamera juga telah dipasang untuk menangkap pergerakan hewan tersebut.

Ratemi, Ibunda Sulis yang Diterkam Harimau di Muara Enim
Ratemi, Ibunda Sulis yang Diterkam Harimau di Muara Enim ((TRIBUNSUMSEL.COM/IKA ANGGRAENI))

Dengan adanya kejadian ini, berarti sudah lima orang di Sumatera Selatan tewas akibat serangan harimau.

Korban sempat pamit mandi dan hendak mengecek kebun durian

Ratemi (50) dan Purwanto (50) warga Dusun V Sidodadi Desa Padang Bindu Kecamatan Panang Enim Kabupaten Muaraenim tak menyangka kalau putri pertamanya Sulis Setiawati bin Purwanto (30) menjadi korban yang diduga diterkam Harimau saat sedang mandi.

Ratemi (50) mengatakan bahwa sebelum tewas, korban masih sempat bertemu dan pamit dengannya karena ingin mandi sembari mengecek kebun durian miliknya yang sedang berbuah.

"Dia sempat pamit dengan saya, dan bilang katanya mau mandi di kebun, namun sempat saya suruh bayar arisan dulu, dan kemudian dia sempat minta makan dirumah neneknya," katanya.

Ia juga mengungkapkan bahwa setelah korban pergi mandi, hingga sore korban tak kunjung pulang.

"Dan tiba-tiba saya dengar wak korban, kakak saya pulang kerumah dan bilang bahwa ia bertemu dan berhadapan dengan harimau, ukurannya sekitar 2 meter."

"Ia sempat bertatapan langsung dan saling berhadapan, perlahan-lahan mundur dan langsung berlari, mendengar hal tersebut saya tidak banyak bicara, saya langsung teringat Sulis yang sedang mandi, karena lokasi harimau yang dilihat wak Sulis tidak berjauhan dengan tempat ia mandi."

Sesampainya dilokasi pemandian, Ratemi langsung mencari sulis, tapi dia sudah tidak ada, sementara alat mandinya masih ada.

"Saya panik dan berusaha menncari dia, handuknya saya temukan sudah bergeser dari tempat pemandiannya, tapi tetap tidak bertemu. Saya langsung pulang dan memberitahu keluarga untuk membantu mencari sulis," ungkapnya.

Dikatakan Ratemi, Sulis adalah anak pertamanya dan telah memiliki satu orang putra bernama Reka Wijaya (9).

"Sulis sudah pisah dengan suaminya, sehari-hari ia bergantung hidup dengan berkebun, dan setelah sulis tidak ada ini, kamilah yang akan mengasuh anaknya, kasian Reka, masih kecil sudah di tinggal ibunya untuk selama-lamanya," katanya.

Dikatakannya saat ini, ia dan keluarga telah mengkhilaskan kepergian putrinya tersebut.

"Saya tidak ada firasat apa-apa, kalau Sulis akan pergi, diapun tidak melihatkan tanda-tanda aneh, kami ikhlas, mungkin ini sudah suratan anak kami," katanya.

Ditambahkan Purwanto, Ayah korban saat mendengar cerita istrinya bahwa Sulis hilang iapun berusaha berpikir jernih.

"Pikiran pasti sudah berurusan dengan nyawa dan ada hal yang buruk sudah menimpa anak saya, awalnya langsung ketempat pemandian untuk mencari Sulis, tapi berusaha menenangkan diri." ungkapnya.

Ratemi lalu berpikir karena hari sudah gelap dan tak membawa senter, akhirnya ia pulang dan minta bantuan warga untuk mencari sulis.

Iapun tak bisa berbicara banyak saat melihat Sulis ditemukan dalam kondisi yang tragis.

"Saya hanya bisa memandangi dia saja, saya lihat kaki kiri dan kanan anak saya sudah putus, kemaluan habis dan leherpun hampir putus," katanya.

Ia juga meminta pemerintah untuk dapat mencarikan solusi terkait peristiwa tersebut.

"Kami tidak berani ke kebun, padahal hidup kami hanya bergantung hidup dengan bertani. Kami berharap pemerintah dapat bertindak untuk memberikan rasa aman, jangan sampai ada korban lagi, cukup Sulis anak kami saja, " katanya.

(TribunnewsBogor.com/Kompas.com/TribunSumsel)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved