Cerita TKW Minta Cerai saat Pulang Kampung, Suami 'Ngamuk' Bawa Ekskavator untuk Robohkan Rumahnya
video sang suami yang robohkan rumahnya sendiri menggunakan menggunakan ekskavator viral.
Penulis: Damanhuri | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Cerita seorang Tenaga Kerja Wanita atau TKW minta cerai saat pulang kampung bikin heboh.
Pasalnya, TKW yang sudah bekerja bertahun-tahun di luar negeri itu mendadak minta cerai saat pulang kampung.
Bahkan, video sang suami yang robohkan rumahnya sendiri menggunakan menggunakan ekskavator viral.
Peristiwa ini terjadi di Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
Aksi sang suami membongkar rumahnya menggunakan eskavator menarik perhatian warga.
Sang suami diduga kesal dan mengamuk karena menolak cerai dari istrinya sehingga membawa satu unit ekskavator untuk merobohkan rumahnya itu.
Bahkan, ada warga yang mengabadikannya dengan foto dan video saat sang suami dari TKW itu merobohkan rumahnya sendiri.
Video itupun viral setelah beredar di grup facebook.
Dalam video yang viral terlihat, satu unit alat berat jenis ekskavator secara perlahan bergerak menuju rumah pasangan suami istri itu.
Alat berta itu perlahan mulai menghancurkan tembok rumah hingga roboh total.
Dalam video juga terlihat, sebelum rumah tersebut dirobohkan menggunakan alat berat sudah dalam kondisi tidak utuh.
Dikutip TribunnewsBogor.com dari Suryamalang.com, sang istri berinisial SE menjadi TKW di luar negeri semala 10 tahun.
SE yang baru pulang bekerja di Malaysia itu mendadak minta cerai ke suaminya SS.
“SE sudah sekitar 10 tahun bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.
Pulang-pulang meminta cerai kepada suaminya," terang Kepala Desa Tasikmadu Wignyo Handoyo, Sabtu (4/1/2019) dikutip dari Kompas.com.
Padahal, keduanya sudah dikaruniai seorang anak hasil pernikahan mereka.
Selama SE bekerja di Malaysia, sang suami tinggal di Trenggalek bersama satu orang anaknya yang masih duduk dibangku kelas 6 Sekolah Dasar.
• KRONOLOGI Suami Temukan Potongan Tubuh Istrinya di Kulkas, Kaget saat Masuk Kontrakan
• Ditinggal Istri Kerja Jadi TKW, Pria di Cirebon Nikah Lagi dan Perkosa Anak

SS sempat menolak permintaan istrinya SE yang meminta cerai.
Wignyo Handoyo menerangkan, pembongkaran rumah pasangan suami istri tersebut sudah melalui kesepakatan.
Tak hanya itu, kata dia, mereka juga membuat surat pernyataan diatar materai 6000.
Sebelumnya, pemerintah desa melakukan upaya mediasi kepada pasangan suami istri ini.
Namun, keputusan pemilik rumah yakni SS dan SE memilih dibongkar.
“Sudah saya bilang, jangan dibongkar. Masih ada anak dan hak waris bisa ke anak pasangan SS dan SE,” kata Wignyo melanjutkan.
SS sempat menolak keras permintaan istrinya yang baru pulang bekerja di Mlaysia itu bercerai.
Namun, sang istri tetap memaksa untuk mengakhiri rumah tangganya tersebut.
• Misteri Potongan Tubuh Mayat Wanita Dalam Kulkas Kontrakan, Benda Ini Jadi Petunjuk
• Istri Jadi TKW Selama 7 Tahun, Pulang Ke Tanah Air Bawa 2 Anak Langsung Gugat Cerai Suami

Hngga akhirnya suami pun mengabulkan permintaan istrinya untuk bercerai.
Namun, SS meminta ganti rugi pada istrinya sebesar Rp 200 juta atas pembangunan rumah tersebut.
Awalnya,sang istri menyepakati ganti rugi sebesar Rp 40 juta.
“Pada mediasi awal sudah disepakati. Kemudian dilakukan mediasi lagi karena masih ada perselisihan,” terang Wignyo.
Pada mediasi berikutnya, sang istri tidak menyanggupi ganti rugi sesuai kesepakatan awal.
Sehingga meminta agar suaminya membongkar rumah tersebut apabila tetap meminta uang ganti rugi.
Kemudian, pasangan tersebut membuat surat pernyataan yang berisi kesepakatan membongkar rumah tersebut, dan dibubuhi materai 6000.
“Surat pernyataan dibuat dan ditandatangani pada tanggal 31 Desember 2019,” terang Wignyo.
Satu hari setelah membuat surat pernyataan dan ditandatangani pada tanggal 1 Januari 2020 lalu, secara bertahap pembongkaran dimulai.
Puncak pembongkaran dilakukan pada hari Jumat, 3 januari 2020.
Rumah tersebut dirobohkan total dengan menggunakan satu unit alat berat jenis ekskavator.
“Tiba-tiba sang suami merobohkan dengan alat berat. Sebetulnya ini tidak diizinkan karena di kawasan permukiman penduduk,” terang Wignyo.
Proses pembongkaran rumah itupun menarik perhatian warga sekitar.
Banyak yang mengabadikan menggunakan kamera ponsel saat alat berat merobohkan bangunan yang sudah berdiri kokoh itu.
(Tribun Bogor/Kompas.com/SuryaMalang.com)