Ungkap Perlakuan Zuraida ke Anak Hakim PN Medan, Putri Jamaluddin Tak Rela Ibu Tiri Dihukum Mati
Ungkap perlakuan Zuraida ke Anak kandung Hakim PN Medan, Putri Jamaluddin Tidak Rela Ibu Tirinya Dihukum Mati
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Anak hakim PN Medan Jamaluddin mengungkap perlakuan Zuraida Hanum.
Zuraida Hanum ternyata menyimpan niat jahatnya di balik perlkuan manis ke hakim PN Medan Jamaluddin.
Zuraida Hanum menjadi otak pembunuhan hakim PN Medan Jamaluddin.
Zuraida tak sendiri, ia menyewa dua pembunuh bayaran dengan menjanjikan sejumlah hal.
Anak bungsu hakim PN Medan Jamaluddin, Rajif Fandi Jamal (18) sama sekali tidak menyangka pernuatan yang dilakukan oleh Zuraida Hanum.
Rajif berhasil ditemui di rumahnya Blok B, Perumahan Royal Monaco, Medan pada Senin (13/1/2020).
Menurut Rajif, Zuraida Hanum saat menikah dengan Jamaluddin sama-sama membawa anak dari pernikahan mereka yang sebelumnya.
Pada anak Zuraida dari pernikahan sebelumnya, Jamaluddin tak pernah membeda-bedakan perlakuan.
"Terus dia kan ada anak bawaan dari suami pertamanya, itu almarhum ayah yang rawat," kata Rajif.
"Gak dibeda-bedakan, anak tiri mana, anak kandung mana ngerawatnya, adillah gitu dibuat ayah, tapi dia gitu kelakuannya kan gak nyangka," kata Rajif dikutip dari Tribun Medan.
Maka dari itu Rajif merasa terkejut ketika mengetahui Zuraida Hanum menjadi otak pembunuhan hakim PN Medan Jamaluddin.
"Terkejut sih memang enggak nyangka karena dia orangnya lembut gitu kalau ngomong, terus sama ayah dikasih semua," ungkapnya.
Padahal selama ini, kata Rajif, Zuraida Hanum bersifat lembut.
Rajif sendiri mengaku jarang berinteraksi dengan Zuraida Hanum.
Menurut Rajif, Zuraida cenderung menjaga jarak dengan anak kandung hakim PN Medan Jamaluddin.
"Kami memang kurang berinteraksi dengan bunda karena dia tidak mau mengajak kami berbaur dengan dia, dia lain kami lain, ada jarak," tutrnya.
Padahal, kata Rajif, sang ayah selalu mengingatkan Zuraida Hanum agar bisa dekat dengan anak-anak dari istri pertamanya.
"Tapi ayah sering bilang ke dia ayolah dekat sama anak masa kamu gitu tapi dia cuma diam aja," tambahnya.
Masih kata Rajif, dia meminta agar minimal para pelaku dihukum penjara seumur hidup.
"Mudah mudahan dikasih hukuman yang setimpal, bikin dia jera, minimal penjara seumur hidup," tegasnya.
Berbeda dengan Rajif, kakaknya, Kenny Akbari Jamal malah tak ingin bila Zuraida Hanum dihukum mati.
Bukan karena kasihan, Kenny menganggap hukuman mati terlalu ringan untuk Zuraida Hanum.
"Aku sih milihnya penjara seumur hidup daripada hukuman mati. Kalau hukuman mati, sebentar aja sakitnya," katanya.
Menurut Kenny, sang bunda akan merasakan penderitaan lebih lama dibandingkan dihukum mati.
"Kalau penjara seumur hidup kan, dia kan bisa rasain gimana susahnya hidup di penjara kek gitu kan. Udah dikasih hidup enak, tapi balasannya ini," tutur Kenny di RSUD Pirngadi Medan pada Kamis (9/1/2020) mengutip Tribun Medan.
Walau bukan sebagai pembunuhnya langsung, namun bundanya menjadi otak pembunuhan pria yang dipanggilnya dengan sebutan Abu.
"Walaupun dia itu ibu tiri, tapi tetap aja dia otak pembunuhannya. Memang bukan dia yang bunuh, tapi dia otak di balik ini semua kan," tukasnya.
Kematian ayah tercinta membuat Kenny bersama keluarganya terpukul dan masih dirundung kesedihan mendalam. Apalagi, yang menjadi otak pembunuhan PN Jamaluddin adalah istrinya sendiri, ibu tiri Kenny.
"Ya pasti, terpukul sih. Orang yang dianggap dekat, maksudnya istri Abuku, kok tega-teganya gitu bunuh Abuku?" ungkap Kenny.
Kenny juga menyesalkan perbuatan bundanya yang tega melakukan kekejian terhadap PN Jamaluddin. Sebab, semasa hidupnya, Jamaluddin memberi pengaruh besar terhadap istrinya.
"Apa sih yang nggak dikasih Abuku sama dia? Maaf ya. Aku tahu kayak gimana latar belakang bundaku dan setelah menikah dengan Abuku kayak gimana," sahutnya.
Kenny menyangka ibu tirinya adalah orang baik, padahal ibunya sendiri yang membunuh ayahnya. Kenny baru sadar bahwa ada motif terselubung kehadiran ibu tirinya di tengah keluarga PN Jamaludin.
"Yang dianggap baik-baik aja, ternyata ada motif terselubung," tambah Kenny.
Sekaitan dua orang pembunuh bayaran tersebut, Kenny pernah mendengar salah satu nama, yakni Jeffry.
"Soal yang dua itu (pembunuh PN Jamaludin), aku nggak kenal. Tapi, yang namanya Jeffry, aku pernah dengar. Tapi enggak tahu yang mana orangnya. Cuma dengar sekilas gitu aja di rumah," tutur Kenny.
Hakim Pengadilan Negeri Medan, Jamaluddin tewas setelah dibekap menggunakan bedcover yang diduga telah disiapkan oleh para pelaku.
Hal tersebut diungkapkan Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin Siregar saat menyampaikan pengungkapan kasus.
"Peristiwa ini sangat tegas sebagai pembunuhan berencana. Untuk rilis ini, mohon dukungan untuk mendalami motif yang nantinya akan kita ungkapkan," ujarnya dikutip dari Tribun Medan.com
Sementara adapun kronologi pembunuhan terhadap Jamaluddin, Irjen Martuani Sormin mengatakan bahwa pelaku melakukan pembunuhan dengan alat bukti badcover.

"Pembunuhan tanpa alat bukti karena dengan cara dibekap. Korban meninggal karena lemas. Tanda-tanda kekerasan tidak ada, sehingga korban hanya kehilangan oksigen," ungkapnya
Tidak hanya itu, Kapolda Sumut Juga mengatakan bahwa para pelaku juga mencoba menghilangkan barang bukti usai melakukan pembunuhan berencana.
"Para pelaku berusaha menghilangkan barang bukti. Ada juga yang dibakar yakni sepatu milik tersangka," katanya.
Untuk alat bukti, masih dikatakan Martuani, yang dihadirkan pada saat pengungkapan kasus ini yakni, milik korban dan pakaian para pelaku.
"Seluruhnya yang diangkat dari TKP dan mobil. Sementara ini alat-alat bukti milik pelaku mulai dari bedcover, sarung bantal kemudian sepatu pakaian tersangka, kita bawa. Jamaluddin sendiri di eksekusi di rumahnya lalu dibawa ke Desa Kutalimbaru," pungkasnya.