Bocah 7 Tahun Alami Koma Setelah Disiksa Orangtua Kandung, Dapat Bantuan Rumah dan Hidupnya Dijamin
Disiksa orangtua kandungnya, bocah 7 tahun alami lumpuh bahkan hingga koma. Ibu angkatnya langsung syok.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Seorang bocah 7 tahun asal Pangalengan, Kabupaten Bandung, mengalami lumpuh bahkan koma.
Hal itu dialami bocah bernama Muhammad Rizki Anugerah karena diduga mendapat perlakuan buruk dari orangtua kandungnya berinisial JK dan SR .
Akibatnya kondisi M Rizki Anugerah saat ini begitu mengkhawatirkan.
Hampir di sekujur tubuhnya dipenuhi luka-luka.
Bahkan akibat hal tersebut, Rizki sampai mengalami koma.
Dilansir TribunnewsBogor.com dari TribunJabar, Muhammad Rizki Anugrah ternyata sejak bayi tidak diasuh oleh ibu kandungnya.
Ia dirawat oleh ibu angkat bernama Alit Rokayah.
Meskipun bukan ibu yang melahirkan Muhammad Rizki Anugerah, namun Alit Rokayah mencintainya seperti anak sendiri.
Alit Rokayah mengatakan, dirinya telah merawat Muhammad Rizki Anugerah sejak bayi.
"Saya merawat Rizki sudah sejak usia 18 hari. Orangtua kandungnya minta saya merawat Rizki karena saya waktu itu belum punya anak. Setiap lebaran orangtua kandung Rizki suka ke sini untuk silaturahmi. Karena waktu itu lihat saya lagi sakit Rizki dibawa dulu, nanti kalau saya sudah sembuh dikembaliin lagi," katanya.
• Bibi Ardiansyah Bocorkan saat Malam Pertama Bareng Vanessa Angel: Maknyos!
• Kriss Hatta Akui Sudah Tahu Dalang di Balik Akun @digeeembok, Larang Sang Adik Lapor Polisi
Setelah sembuh, Alit Rokayah berulang kali menghubungi orangtua kandung Rizki, JK dan SR, untuk meminta agar Muhammad Rizki Anugerah dikembalikan.
Namun sayangnya, kedua orangtua Muhammad Rizki Anugerah selalu menolak permintaan Alit Rokayah.
Hingga akhirnya datang kabar tak mengenakkan dari kader PKK Desa Margamekar, desa dimana SR, JK dan Rizki tinggal.
Menurut keterangan kader PKK tersebut, Muhammad Rizki Anugerah mengalami sakit bahkan koma.
Alami pendarahan Otak hingga Buta
Bocah berwajah tampan itu kini telah kembali diasuh oleh ibu angkatnya bernama, Alit Rokayah (45), di Kampung Cibolang, Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Akibat dari penyiksaan tersebut, kondisi fisik dan mental Muhammad Rizki Anugerah sangat mengiris hati.
Alit Rokayah mengatakan mata dan mulut Muhammad Rizki Anugerah kini tak dapat digunakan dengan semestinya.
Hal itu terjadi lantaran terdapat pendarahan di otak bocah bertubuh kurus tersebut.
"Kata dokter ada pendarahan di otak. Mata juga jadinya tidak bisa lihat. Mulut tidak bisa bicara," ucap Alit Rokayah dikutip TribunJakarta.com dari Kompas.com, pada Kamis (23/1/2020).
Tak cuma menjadi buta dan bisu, tulang-tulang di tubuh Muhammad Rizki Anugerah juga mengalami perubahan.
• Beda Perlakuan Sule dengan Teddy Saat Tunggu Hasil Autopsi, Suami Lina Blokir Nomor Mertua dan Ipar
• BMKG Sebut Curah Hujan Awal Tahun 2020 Merupakan Tertinggi Sepanjang 1 Dekade Terakhir
Tak hanya itu, sejumlah luka juga ditemukan di tubuh Muhammad Rizki Anugerah.
Alit Rokayah tak bisa membayangkan penyiksaan macam apa yang diterima oleh Rizki hingga anak angkatnya berubah menjadi demikian.
Mental Rizki Terganggu
Tak hanya menderita luka fisik akibat menerima penganiayaan dari orangtua.
Mentarl Muhammad Rizki Anugerah juga mengalami masalah.
Alit Rokayah mengatakan siang hingga malam putranya itu bersikap tak biasa.
Muhammad Rizki Anugerah kerap berteriak dan menjerit.
"Jadi suka jerit-jeritan. Siang malam enggak berhenti teriak- teriak. Tiap beberapa jam juga suka kejang kejang," ujar Alit Rokayah.
Ia menduga, teriakan yang dikeluarkan Rizki akibat trauma dengan perlakuan sadis yang diduga dilakukan orangtua kandungnya sendiri.
• Bentak Vanessa Angel di Depan Ayahnya, Hotman Paris : Kalau Anak Tahu Diri Minta Maaf ke Orangtua
• 3 Negara Umumkan Positif Virus Corona, Ini Gejalanya Bila Terjangkit
Penghasilan Orangtua Rizki Hanya Rp 40 ribu/Hari
Kedua orangtua yang diduga telah menganiaya anaknya, M Rizki Anugrah yang kini hanya bisa terbaring akibat luka di sekujur tubuhnya, ternyata telah diperiksa Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak P2TP2A Kabupaten Bandung.
Menurut Ketua P2TP2A, Kurnia Agustina, ketika ditemukan potensi kekerasan pada Rizki, pihaknya mengurai hasil dari investigasi atau asesment, selama 20 hari terhadap orangtua kandung Rizki.

"Itu menjadi titik terang yang cukup meyakinkan, bahwa tidak ada gangguan mental pada orangtuanya (Rizki)," ujar Nia, di rumah dinas Bupati Bandung, yang berada di Soreang Kabupaten Bandung, Kamis (23/1/2020).
Nia mengatakan, naluri insting merawat anak-anaknya yang berjumlah 8 anak berjalan cukup baik.
"Walaupun dalam situasi saat ini, beberapa anaknya dititipkan karena kita maklumi bersama, Rizki berasal dari keluarga yang sangat pas-pasan," kata Nia.
Nia menjelaskan, Ibu kandung Rizki itu buruh yang sehari-harinya membantu suaminya mencari nafkah, dari hasilnya bekerja mungkin mendapat uang sekitar Rp 30 ribu sehari.
"Sementara sang suami (ayah kandung Rizki) bekerja sebagai ojeg atau serabutan dengan penghasilan sekitar Rp 40-70 ribu," Tuturnya.
Sedangkan untuk uang jajan anak-anaknya saja sehari, kata Nia mungkin butuh sampai Rp 70 ribu.
"Bayangkan tekanan ekonomi yang dirasakan oleh pasangan ini, untuk menghidupi anak yang banyak itu," ucapnya.
Sedangkan Rizki sejak bayi dititipkan kepada bibi dari ayah Rizki, yakni Alit Rokoyah (45).
Diberi Bantuan Rumah
Aep Saepudin, Kepala Desa Margamekar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, mengatakan, Muhammad Rizki Anugerah (7) bocah yang dianiaya orangtua kandungnya hingga koma, sudah mendapatkan bantuan berupa rumah di Desa Margamekar.
Lokasi rumah Rizki tidak jauh dari lokasi tempat tinggal orangtuanya, JK dan SR.
"Tos dibangunkeun rumah (sudah dibangunkan rumah) bantuan dari Baznaz. Peruntukannya untuk mustahik," kata Aep, Jumat (24/1/2019).
Untuk sementara ini, Aep mengatakan sertifikat rumah tersebut akan dicantumkan nama Rizki.
Ke depan, setelah sembuh Rizki bisa menempati rumah bantuan tersebut.
Aep pun tidak menutup kemungkinan JK dan SR bisa menempati rumah tersebut jika proses hukum yang akan dijalani selesai.
"Andaikata jadi tersangka yang penting anak-anaknya aman dulu karena sudah dibuatkan rumah. Kita akan jamin kehidupan anak-anaknya sehari-hari," tandasnya.
(TribunnewsBogor.com/TribunJakarta/TribunJabar/Kompas.com)