Disiksa Ibu Kandung Selama 8 Tahun, Sang Anak : Kami Ingin Ibu Peluk dan Kasih Sayangnya

Tak tahan dengan kondisi itu, bahkan ia mengaku pernah untuk mencoba bunuh diri. Tapi akhirnya ia mengurungkan niatnya.

Editor: khairunnisa
KOMPAS.com/ZAKARIAS DEMON DATON
RM (jaket putih) didampingi Koordinator Tim Reaksi Cepat Perlindungan Anak (TRCPA) Kaltim, Rina Zainun saat ditemui Kompas.com di sebuah warung makan di Samarinda, Jumat (24/1/2020). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - RM (16), seorang remaja di Samarinda, Kalimantan Timur mengaku hanya bisa pasrah saat mendapat siksaan oleh ibu kandungnya sendiri.

Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kekerasan yang dia alami dengan dua saudaranya itu sudah berlangsung sejak usianya delapan tahun.

Karena itu, ia kadang merasa rindu dan haus dengan kasih sayang orangtua seperti yang didapatkan anak lainnya.

"Kami ingin ibu peluk dan kasih sayangnya. Kami ingin diajak curhat bagaimana di sekolah. Itu tidak pernah kami rasakan dari seorang ibu kandung," ungkap RM saat ditemui Kompas.com di sebuah rumah makan di Jalan Pasundan, Samarinda, Jumat (24/1/2020).

Selama ini, bentuk kekerasan yang dilakukan ibu kandungnya itu beragam.

Mulai dari memukul dengan piring, gagang sapu, hingga balok kayu.

"Kadang kami lagi makan, dia (ibu) ambil piring plastik yang keras pukul ke bagian muka. Gagang sapu ibu pukul ke bagian punggung dan bagian tubuh kami," ungkapnya.

Hal itu dibuktikan dengan bekas luka lebam di tubuhnya.

Tidak hanya memukul dan memaki, bahkan suatu hari, ibu kandungnya itu tiba-tiba marah tanpa sebab. Ia bersama dengan saudaranya dilarang makan hasil masakannya.

"Ibu bilang, kalau makan, masak sendiri. Jangan makan makanan saya," ungkap RM menirukan ucapan ibunya.

Lucinta Luna Akui Pernah Ciuman dengan Suami Vanessa Angel, Bibi Ardiansyah Sindir Potong Kelamin

Kisah Kakak Beradik 8 Tahun Disiksa Ibu Kandung, Dicaci Maki di Depan Umum

Selain itu, ia juga tidak pernah diberi uang saku dan dibiayai sekolah.

Untuk membayar kebutuhan sekolah, ia bekerja di angkringan dan terkadang dibantu kakak.

Sementara bapaknya yang bekerja sebagai buruh bangunan, dianggap tidak pernah peduli dengan kondisi anak-anaknya.

Suatu hari, ia pernah melaporkan perlakuan kasar ibunya itu kepada bapaknya.

Namun, jawaban yang diterima dari bapaknya hanya disuruh untuk sabar.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved