Jubir KPK Sebut Donal Fariz Sesat, Jaksa Bela: Ali Fikri Jangan Jadi Juru Bicara Pimpinan Semata

Jaksa KPK sependapat kalau jubir KPK saat ini seharusnya tidak hanya jadi jubir pimpinan semata.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Ardhi Sanjaya
Youtube/Indonesia Lawyers Club
Donal Faris vs Ali Fikri adu argumen soal KPK. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi Ali Fikri menyebut Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz telah menyampaikan narasi yang sesat terhadap instansinya.

Ali Fikri juga mengatakan kalau Donal Fariz membuat drama yang menyambungkan antara kasus Harun Masiku dengan jaksa KPK yang ditarik Kejagung.

Namun pernyataan Ali Fikri itu dipatahkan oleh Jaksa KPK Yadin yang mengungkap kejadian sebenarnya.

"KPK itu seolah-olah dulu mempertahankan orang baik, sekarang orang-orang baik disingkirkan dan seterusnya, saya pikir ini argumentasi dan asumsi yang dibangun oleh Mas Fariz Donal ini sesat," kata Ali Fikri di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) Selasa (28/1/2020) malam.

Ia menegaskan kalau fakta yang sebanarnya tidak seperti yang disampaikan oleh Fariz Donal.

"Bahwa kemudian ada pegawai yang dipanggil oleh instansi induknya ya dari dulu memang seperti itu, ada. Dan kemudian sekarang dikaitkan dengan perkara ini, ya itulah drama yang kemudian dibikin sendiri oleh Mas Fariz," kata Ali Fikri lagi,

Lalu Ali Fikri juga menegaskan kalau hal itu merupakan kejadian biasa yang sejak dulu sering terjadi di KPK.

"Ketika misalkan jaksa harus dipanggil ulang untuk kebutuhan di instansi asalnya, dan itu juga bukan jaksa yang menangani perkara ini. Kemudian dibuat drama bahwa seolah-olah jaksa yang menangani perkara ini," kata Ali Fikri.

Menanggapi pernyataan Ali Fikri, Donal Fariz pun meminta kepada jubir KPK untuk tidak mengambil kritiknya sebagai personal.

"Saya 10 tahun kira-kira membela KPK di forum-forum seperti ILC dan sebagainya, dan kami ada tradisi menjaga KPK dengan mengkritiknya. Mengkritik KPK itu juga jadi bagian dari melindungi KPK. Saya kritik KPK keras malam ini bukan kepada KPK secara instutusi, addressed saya jelas dari tadi siapa yang menjadi symptom masalah di tubuh KPK hari ini, dikaitkan dengan kejadian akhir 2019 lalu," tutur Donal Fariz.

Mantan Penasehat KPK Debat dengan Adian : Pak Abdullah Belum Merasakan Diperlakukan seperti PDIP

Dua Penyidik KPK Dipulangkan ke Polri, Satu Lainnya Dievaluasi

Ia juga menjelaskan yang menjadi alasan dirinya mengkritik KPK, yakni karena ada fakta tindakan penyelidik yang berbeda dengan pernyataan pimpinan KPK.

"Penyelidik melakukan surveilans tanggal 8, datang ke PTIK, artinya ada yang diduga dikejar di situ sebagai salah satu TO, saya kira gak tahu apakah TO itu Harun Masiku atau siapapun itu. Kalau menyambung pernyataan mas Budi Setyarso (Pemred Koran Tempo) tadi, yang diduga dikejar karena pergi dari cafe dan kemudian dibawa ke PTIK adalah Harun Masiku, itu pernyataan BUdi Setyarso tadi," jelasnya.

Hal itu kata dia berbeda dengan pernyataan pimpinan KPK.

"Tapi ada pernyataan publik KPK yang kontras, ada tindakan penyelidik yang melakukan survei di lapangan mengikuti sampai di PTIK, tapi pernyataan-pernyataan publik pimpinan KPK dia masih di Singapura, kontras gak itu? Kontras sekali, mestinya pimpinan KPK bertanya kumpulkan penyelidik, siapa yang Anda TO di PTIK, kenapa Anda disekap di PTIK, mestinya kan itu dikejar," ungkapnya lagi.

Untuk itu ia menegaskan kalau kritik yang ia sampaikan adalah pembelaan kepada penyelidik KPK yang sudah bekerja.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved