Putrinya Jadi Korban Lesbian di Dalam Kamar Tahanan, Ibu Korban: Anak Saya Cerita Sambil Nangis

Bahkan, Linasih mengaku sangat khawatir dengan keselamatan putrinya setelah kejadian tersebut.

Penulis: Damanhuri | Editor: Ardhi Sanjaya
fountainhillsrecovery.com via Tribunnews.com
Ilustrasi 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Linasih mengaku kaget saat putrinya VA (22) jadi korban perilakuk seks menyimpang atau lesbi saat menjalani masa hukuman di Rumah Tahanan (Rutan)  Perempuan Bandung.

Linasih mengatakan, hal itu ia tahu dari cerita anaknya ketika mengunjungi VA di Rutan Perempuan Bandung.

Menurut Linasih, kejadian yang menimpa putrinya di dalam Rutan itu pada awal januari lalu.

Bahkan, Linasih mengaku sangat khawatir dengan keselamatan putrinya setelah kejadian tersebut.

Terlebih, kata Linasir, ia juga takut perilaku lesbian itu bisa menular kepada putrinya VA jika penyimpangan perilaku seksual itu terus menimpanya.

"Saya bilang sama dia, laporkan saja perbuatan si pelakunya ke petugas. Jangan berantem atau ngelawan," kata Linasih mengulang ucapannya kepada anaknya ketika itu seperti dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribun Jabar.

Cerita EKSKLUSIF Penghuni Lapas Perempuan Bandung: Digerayangi Tengah Malam dan Diciumi Dalam Sel

Saat bercerita kepadanya, VA sambil menangis mengisahkan kejadian yang dialaminya ketika berada dalam satu kamar sel yang diantaranya berisi seorang wanita lesbi.

Sebab, kata dia, tubuh putrinya digerayangi oleh wanita teman sekamarnya di dalam tahanan saat anaknya sedang tidur.

"Anak saya bercerita sambil menangis. Katanya, malam-malam digerayangi sama teman satu kamarnya yang perempuan. Saya khawatir dengan kondisi anak saya," ujar Linasih saat dihubungi Tribun melalui pesawat telepon, beberapa hari setelah peristiwa itu terjadi.

Pengakuan VA

Seorang wanita penghuni Rutan Perempuan Bandung mengaku mengalami kejadian yang tak pernah dibayangkannya.

Wanita berusia 22 tahun berinisial VA merupakan salah seorang penghuni di Rutan Perempuan Klas II A Bandung.

VA harus menjalani hukuman setelah Pengadilan di DKI Jakarta menyatakan wanita tersebut bersalah karena melakukan tindak pidana penipuan.

VA dihukum dua tahun penjara dan menjadi penghuni baru di Rutan Perempuan Bandung untuk menjalani hukumannya.

Kisah Gadis Remaja Jadi Budak Nafsu Ayah, Kakak dan Sepupu Bertahun-tahun: Korban Kini Hamil 6 Bulan

Mulanya, VA tak merasakan keanehan dengan perilahu para wanita yang juga menjadi warga binaan di lapas tersebut.

Di dalam sel tanahan, ia sekamar dengan sejumlah perempuan yang juga masih menjalani hukuman disana.

Ia pun merasa aman lantaran teman sekamarnya di dalam tahanan adalah sesama wanita.

Pada suatu malam, wanita berusia 22 tahun ini mengaku tubuhnya mulai digerayangi oleh tangan nakal saat seluruh warga binaan mulai tertidur.

Menurut VA, saat peritiwa itu terjadin, kondisinya sudah cukup larut sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.

Dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribun Jabar VA menceritakan apa yang dialaminya saat berada di dalam sel tahanan tersebut.

Pengakuan Ibu Asal Bogor yang Menghina Walikota Risma: Saya Ingin Menunjukkan Siapa Saya Sebenarnya

Lapas Perempuan Bandung
Rutan Perempuan Bandung (Tribun Jabar/Mega Nugraha)

Sebelum bisa bertemu VA secara langsung, komunikasi yang terjalin dengan Tribun pertamakali melalui surat.

Dalam surat itu, VA menceritakan apa yang dirasakan di dalam sel tersebut.

"Awalnya saya tidur di tengah. Tiba-tiba teman saya minta pindah dan saya iyakan," ucap VA.

VA sendiri menceritakan pengalamannya langsung melui surat kepada Tribun Jabar.

Namun, sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, VA terbangun dari tidurnya lantaran merasakan ada yang menggerayangi tubuhnya.

"Ada yang mengusap rambut saya. Saya masih berpikir itu adalah rasa sayang sebagai teman. Tapi lama-lama saya risih karena dia mencium pipi dan bibir saya," tulis Va.

Sosok yang mengerayaginya ternyata wanita teman sekamarnya di sel tahanan.

Menurut VA, ia tak hanya digerayangi oleh wanita teman sekamarnya di dalam Rutan Perempuan Bandung.

Namun, wanita yang diduga memiliki perilaku seks menyimpang atau lesbian itu kemudian menciuminya.

VA tadinya hanya terdiam dan pura-pura tidur saat tubunnya digerayangi oleh wanita teman sekamarnya.

Akhirnya ia pun berontak dan bangun karena tak tahan bibirnya terus diciumi oleh wanita tersebut.

"Saya yang tadinya pura-pura tidur langsung bangun dan pergi ke kamar mandi, dan dia pura-pura tidur. Kemudian saya bangunkan teman saya untuk pindah posisi," tulis Va.

Ibu Guru Ungkap Alasan Muridnya Bawa Pisau Hingga Bunuh Begal, Gadis yang Hampir Diperkosa Bersaksi

ILUSTRASI - saat mengikuti acara Layanan Kunjungan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) bertajuk
ILUSTRASI - saat mengikuti acara Layanan Kunjungan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) bertajuk "Sehari Bersama Mereka" di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Bandung, Jalan Arcamanik, Kota Bandung, Minggu (9/10/2016). (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Keesokan harinya, VA pun mengadukan kejadian yang dialaminya kepada sang ibu yang saat itu menjenguk.

Va pun melaporkan peristiwa itu ke petugas Rutan Perempuan Bandung.

Menurut VA, laporan itu langsung direspon oleh petugas.

"Saya tidak menyukai sesama jenis," tulis Va lagi dalam suratnya

Pelaku langsung ditindak dan mendapat hukuman dari pihak lapas.

Sementara itu, VA dipindah ke salah satu lembaga pemasyarakatan di wilayah Jawa Barat.

Saat ditemui di salah satu lapas di Jabar, VA mengatakan, pascalaporan itu, tahanan lesbian tersebut dijatuhi hukuman, ditempatkan di ruang isolasi selama sepekan.

Va kemudian juga dipindah, tak lagi ditahan di Rutan Perempuan Bandung.

"Ya, itu surat yang saya buat," kata Va saat Tribun menunjukkan surat berisi tulisan tangan yang menjelaskan kronologi pelecehan seksual yang dialami Va di Rutan Perempuan Bandung.

"Saya melapor karena orientasi seksual saya masih normal. Saya enggak belok (lesbi). Kalau belok, ya saya enggak laporan," ujar Va.

Di lapas yang ia huni ini, kata Va, ia merasa lebih baik dibanding sebelumnya.

"Sekarang saya fokus untuk menyelesaikan sisa hukuman," ujarnya.

Kepergok petugas siang hari

Mengutip sumber yang sama, seorang petugas salah satu lapas di Kota Bandung, mengaku pernah juga memergoki aktivitas menyimpang warga binaan di dalam sel tahanan.

"Pernah melihat perilaku homoseks seperti itu. Saya kebetulan lihat laki-laki sama laki-laki," ujar seorang petugas lapas itu.

Biasanya, kata dia, perilaku itu terjadi di kamar tahanan saat siang hari.

Sebab, jika malam hari, umumnya napi sudah berada di dalam kamar.

"Siang hari, saat saya kontrol, saya lihat dua napi berduaan di kamar, di pojokan dekat toilet. Perbuatannya, intinya, tidak normal. Saya enggak sengaja melihat dan saya langsung tegur," ujarnya. (*)

(TribunnewsBogor.com/Tribun Jabar)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved