Siswi SMP Bunuh Bocah 6 Tahun

Cara Siswi SMP yang Bunuh Bocah Lampiaskan Marah ke Kucing, Polisi Diminta Periksa Keluarganya

Siswi SMP yang Bunuh Bocah Selalu Lampiaskan Marah ke Binatang, Psikolog Sarankan Polisi Periksa Orangtua Pelaku

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
Tribun Jakarta/Ist
Wakapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo Condro, saat konferensi pers, di kantor Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu siang (7/3/2020). 

Lalu ada gambar perempuan berambut pendek yang pada bagian tubuhnya terikat tali.

Dalam gambar tersebut ada tulisan keep calm and give me torture.

Kalimat berbahasa Inggris ini jika diartikan dalam bahasa Indonesia, yakni 'tetap tenang dan beri aku siksaan'.

"Di sini ada korban terikat, kemudian dimasukkan ke dalam lemari, yang bersangkutan juga pernah menggambar (perempuan diikat tali) dengan kalimat 'keep calm and give me torture'," jelas Susatyo.

Kami mencoba mendalami dari berbagai catatan-catatan yang dimiliki oleh si pelaku.

"Kami menemukan catatan-catatan dan gambar-gambar perempuan menangis," sambungnya.

Beberapa curahan hati dan emosi pelaku pun dituangkan pada sebuah papan tulis.

"Selain itu, ada rasa kekecewaan kepada keluarga di dalam papan tulisnya pelaku. Juga berbagai gambar-gambar kesedihan, kelihatan mata saja dan sebagainya," ujar Susatyo.

Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo memperlihatkan buku catatan milik remaja 15 tahun yang bunuh bocoh 6 tajun di Sawah Besar, Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2020).
Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo memperlihatkan buku catatan milik remaja 15 tahun yang bunuh bocoh 6 tajun di Sawah Besar, Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/DIONSIUS ARYA BIMA SUCI)

Coretan-coretan tangan pelaku menuliskan soal ayahnya, di antaranya "Please dad...don't make me mad, if you not want death. I will make you go to grave".

Kemudian ada coretan lainnya "My dad is my crush, i want to leave my dad or my dad is death". (Ayah menghancurkan saya, saya ingin meninggalkan ayah saya atau ayah saya yang meninggal)

Di lembar lain ada tulisan "Keep calm daddy bondage and give me torture". (Tetap tenang ayah dan beri aku siksaan).

Melansir Kompas.com, Anna Surti Ariani, psikolog anak dan keluarga, mengatakan kemungkinan pelaku mengalami gangguan kejiwaan.

"Mungkin bisa dilakukan pemeriksaan, sebetulnya dia mengalami gangguan apa," ujar Anna saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (7/3/2020).

Anna mengatakan perlunya memeriksa juga kondisi keluarga.

Sebab, cukup banyak pelaku yang melakukan tindakan seperti ini berasal dari keluarga yang tidak akrab satu sama lain.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved