Pengakuan Cucu yang Dipukuli Kakek Karena Tak Cari Kayu Bakar, Ayahnya Meninggal, Ibu Menikah Lagi

Tinggal Bersama Kakek Sejak Ibunya Menikah Lagi, Cucu Babak Belur Dianaya Kakek Tak Cari Kayu Bakar

Penulis: Damanhuri | Editor: Vivi Febrianti
Shutteras.comstock via Komp
ILUSTRASI Penganiayaan 

Ia mengungkapkan, korban sejak lima tahun tinggal bersama kakek dan neneknya.

"Bapak korban sudah meninggal dunia dan mamanya sudah menikah lagi dan tinggal bersama suaminya. Anak ini sudah kelas 4 SD dan tinggal bersama kakek dan neneknya. Mama korban sudah tahu kejadian yang menimpa anaknya," papar Kades Paskalis.

Cerita Pak RT saat Pergoki Istri Polisi Selingkuh di Kontrakan, Sempat Naik Tembok tapi Gagal

Sebelumnya diberitakan, kasus kekerasan terhadap anak kembali terjadi di Kabupaten Manggarai.

Kasus kekerasan yang menimpa bocah 11 tahun di Kampung Golo Mende, Desa Golo Langkok, Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai tega dianiaya sang kakek MM (70), Sabtu (7/3/2020) malam sekira pukul 18.30 wita.

Korban AGKA yang mengalami kekerasan mengalami luka berat di bagian wajah dan semua badannya.

Korban dihajar pakai kayu karena sang kakek kesal dengan cucunya tidak mencari kayu bakar pada sore harinya.

Hindari Kekerasan pada anak-anak

Kekerasan pada anak di Kupang menimbulkan kepihatinan dari semua pihak termasuk Eti Empang, Guru Kesiswaan SMPN 1 Langke Rembong.

Eti mengaku prihatin dengan banyak anak jadi korban kekerasan di daerah ini.

Ia mengungkapkan, perlu ada sosialisasi terus menerus kepada masyarakat. Apalagi di era sekarang kasus kekerasan anak menjadi perhatian publik.

Siswi SMP yang Bunuh Bocah Kini Diisolasi, 10 Dokter Dilibatkan untuk Ungkap Kejiwaan Pelaku

Ilustrasi
Ilustrasi (NAKITA)

Bahkan korban kekerasan dilindungi oleh UU Perlindungan Anak.

"Maka itu perlu ada sosialisasi kepada masyarakat di tingkat desa dan kecamatan. Semua harus tahu kalau anak tidak boleh diperlakukan dengan kekerasan. Saya begitu baca berita saya prihatin karena anak yang harus diperhatikan dan disayangi tega jadi korban kekerasan kakekknya," papar Ety saat dihubungi POS-KUPANG.COM di Ruteng, Senin (9/3/2020).

Sementara itu, Ade Moses, warga Kota Ruteng menuturkan, kasus kekerasan anak bukan yang pertama kali terjadi di Manggarai.

Maka itu, ia berharap ada penegakkan hukum dan sosialisasi tentang kekerasan anak kepada warga.

Dengan demikian, kasus kekerasan anak bisa ditekan di daerah ini.

"Bagi saya kekerasan anak harus menjadi bahan pembelajaran bagi semua pihak. Mari kita perlakukan anak dengan humanis dan kasih sayang," papar Ade. 

(TribunnewsBogor.com/Pos Kupang)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved