Siswi SMP Bunuh Bocah 6 Tahun

Ratna Sempat Kira Anaknya Hilang karena Ikut Ondel-ondel, Ibu Pelaku Ucap Pengakuan : Bajunya Basah

Mengaku tak curiga dengan pelaku, Ratna memang sempat melihat tanda-tanda bahwa putrinya ada di rumah pelaku.

Penulis: khairunnisa | Editor: Vivi Febrianti
Youtube channel Indonesia Lawyers Club
Cerita Ratna, ibu korban yang anaknya dibunuh siswi SMP. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Pilu membuka kisah sedih soal kematian putrinya, APA (6), ibu korban mengurai pengakuan yang sempat diungkap ibu pelaku.

Ratna, ibu korban rupanya sempat bertanya soal keberadaan anaknya yang tiba-tiba hilang kepada ibu pelaku.

Namun kala itu, ibu pelaku pembunuhan bocah 6 tahun justru membeberkan cerita yang membuat Ratna bingung.

Hingga akhirnya, Ratna pun dikabarkan bahwa putrinya yang hilang kurang dari 24 jam itu telah dibunuh secara keji oleh siswi SMP, NF (15) yang merupakan tetangga dekatnya sendiri.

Diwartakan sebelumnya, kasus pembunuhan yang dilakukan siswi SMP terhadap bocah 6 tahun menggegerkan publik.

Peristiwa keji tersebut terjadi di wilayah Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto mengatakan, cara yang digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa korban terbilang sadis.

Pelaku, NF tega menenggelambakan korban di bak mandi hingga tewas.

Pelaku pun langsung mengikat korban berinisial APA dan menyembunyikannya di dalam lemari pakaian di kamarnya.

Kasus pembunuhan oleh siswi SMP ini pun kini tengah diproses pihak kepolisian Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Siswi SMP yang Bunuh Bocah Kini Diisolasi, 10 Dokter Dilibatkan untuk Ungkap Kejiwaan Pelaku

UPDATE Siswi SMP yang Bunuh Bocah 5 Tahun Diisolasi di RS Polri Kramat Jati, Begini Kondisinya

Proses hukum yang tengah dijalani oleh pelaku sampai pada tahap pemeriksaan kejiwaan.

Kemarin, Senin (9/3/2020), NF diperiksa kejiwaannya oleh tim dokter.

Kasus hukum yang kini telah dijalani pelaku tampaknya tak bisa menghapus rasa sedih orangtua korban.

Terutama ibu korban, Ratna yang tampak masih murung kala mengingat kejadian putri kecilnya dibunuh oleh tetangganya sendiri.

Dalam tayangan Indonesian Lawyers Club edisi Selasa (10/3/2020), Ratna pun mengurai detik-detik ia mengetahui kabar bahwa putrinya meninggal akibat dibunuh.

Kamis (5/3/2020) sore, Ratna sempat berbincang dengan putrinya di rumah.

Namun pada pukul 15.45 WIB, Ratna harus ke luar rumah guna mengantarkan dagangan yang diminta ibu pelaku.

Ratna pun akhirnya pergi ke Kelapa Gading selama 1 jam 15 menit.

"Jam berapa ibu meninggalkan rumah ?" tanya Karni Ilyas dilansir TribunnewsBogor.com pada Rabu (11/3/2020).

"Jam 4 kurang seperapat (15.45 WIB)," imbuh Ratna, ibu korban.

"Baliknya jam berapa ?" tanya Karni Ilyas.

"Jam 5 (17.00 WIB)," ungkap Ratna.

Reaksi Siswi SMP Setelah Membunuh Bocah 6 Tahun, Tenang & Sempat Update Status, Tetangga Heran
Reaksi Siswi SMP Setelah Membunuh Bocah 6 Tahun, Tenang & Sempat Update Status, Tetangga Heran (TribunNewsmaker.com Kolase/ TribunJakarta/ Facebook)

Setibanya di rumah, Ratna pun spontan mencari anaknya.

Namun setelah mencari cukup lama, Ratna tak juga menemukan putrinya.

Ratna pun akhirnya pergi ke rumah ibu pelaku dan bertanya soal keberadaan anaknya.

"(ketika sampai rumah) saya nyari anak saya. Saya nanya ke ibu pelaku 'ada A**** ?'. Kata ibu pelaku 'enggak ada'," akui Ratna.

Ditanya soal keberadaan korban, ibu pelaku pun sempat mengurai pengakuan.

Diakui ibu pelaku, ia sempat mengetahui bahwa korban mengaku akan mandi atau bermain air.

Siswi SMP Jalani Pemeriksaan Kejiwaan, Dokter Ungkap Respon NF saat Ditanya Soal Ini

Bertemu Siswi SMP yang Bunuh Bocah 6 Tahun, Dokter Kejiwaan Ungkap Respon Pelaku saat Diajak Dialog

Dalam ceritanya itu, ibu pelaku juga sempat mengungkap kepada Ratna bahwa baju korban basah.

Ibu pelaku juga mengaku bahwa korban sudah keluar dari rumahnya.

"Tadi katanya (korban) mandi, ibu pelaku bilang gitu. Mandi atau main air gitu saya juga kurang tahu. Katanya (ibu pelaku) bajunya (korban) basah. Tapi A**** (korban) udah keluar, udah pulang," pungkas Ratna.

Bingung usai mendengar cerita ibu pelaku, Ratna pun akhirnya mencari anaknya hingga sore.

Namun hasilnya tetap nihil.

"Saya cari (korban) ke rumah saya enggak ada, ke neneknya enggak ada, sampai jam 6 sore tetap enggak ada," imbuh Ratna.

Cerita Ratna, ibu korban yang anaknya dibunuh siswi SMP.
Cerita Ratna, ibu korban yang anaknya dibunuh siswi SMP. (Youtube channel Indonesia Lawyers Club)

Ratna pun lantas meminta sang suami, Kartono untuk pulang ke rumah guna mencari anaknya yang hilang

Tapi setelah dicari oleh sang suami dan tetangga hingga jam 2 malam, sang anak belum juga ditemukan.

Keesokan harinya, Jumat (6/3/2020), Ratna berinisiatif kembali mencari anaknya yang hilang.

Awalnya, Ratna curiga anaknya ikut terbawa oleh ondel-ondel atau topeng monyet.

Hingga akhirnya, rasa penasaran Ratna soal keberadaan putrinya terjawab di pukul 10 pagi.

Yakni saat polisi ramai menyantroni rumah pelaku.

Mayat putrinya Ratna pun ditemukan oleh pihak kepolisian.

"Sampai hari Jumat, pagi, saya masih sempat nyari keliling ke luar (rumah). Saya takut dia ngikut ondel-ondel atau topeng monyet gitu. Jadi saya ngiter nyari. Setelah dari situ jam 10 pagi polisi sudah ramai di tempat pelaku," ungkap Ratna dengan suara bergetar menahan tangis.

BREAKING NEWS: Satu Pasien Positif Corona di Indonesia Meninggal Dunia

Tes Kepribadian: Gambar yang Pertama Kali Dilihat, Ungkap Jodoh dan Karakter Calon Suami Masa Depan

Mengaku tak curiga dengan pelaku, Ratna memang sempat melihat tanda-tanda bahwa putrinya ada di rumah pelaku.

Hal tersebut dibuktikan dengan sandal korban yang dilihat oleh ibunya sedang tergeletak di depan rumah pelaku.

Namun diakui Ratna, putrinya memang biasa menaruh sandal miliknya di rumah pelaku.

"Malam ibu tidak melihat tanda-tanda di rumah pelaku ?" tanya Karni Ilyas.

"Sandal (Korban) ada (Di rumah pelaku). Anak saya memang gitu kadang suka naruh sandal di situ (Di rumah pelaku). Pikiran saya itu biasa aja, jadi saya enggak punya pikiran yang negatif atau gimana sama rumah itu. Saya pikir dia main atau kemana," ucap Ratna.

Kronologi Siswi SMP Bunuh Bocah 6 Tahun

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto mengatakan, cara yang digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa korban terbilang sadis.

Pelaku pun langsung mengikat korban berinisial APA dan menyembunyikannya di dalam lemari pakaian di kamarnya.

"Awalnya mau dibuang, tapi karena sudah menjelang sore akhirnya disimpan di dalam lemari," ujarnya usai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), Jumat (6/3/2020) dikutip dari Tribun Jakarta.

FOLLOW US : 

Peristiwa pembunuhan ini sendiri terjadi pada Kamis (6/3/2020) sore sekira pukul 17.00 WIB.

"Besok paginya tersangka ini akan membuang tapi bagaimana caranya dia bingung. Akhirnya dia berangkat ke sekolah pakai seragam," kata Heru.

Namun, bukannya sampai di sekolah, NF ditengah jalan malah menuju Polsek Metro Tamansari untuk menyerahkan diri.

Dihadapan pihak kepolisian, pelaku mengaku telah membunuh temannya itu yang masih berusia 6 tahun.

"Ditengah jalan dia tidak sekolah dan berganti pakaian preman yang sudah disiapkan dan pada saat itu dia melaporkan diri," tuturnya.

 Siswi SMP yang Bunuh Bocah Curhat Pakai Kata Kasar Soal Ayah, Pakar : Anak Kecil sebagai Pelampiasan

 Anaknya Dibunuh Oleh Siswi SMP, Ayah Korban Cerita Perlakuan Pelakuan Pelaku Selama Bertetangga

Dari hasil pemeriksaan sementara, Heru menyebut, pelaku terinspirasi adegan di film pembunuhan yang sempat ditontonnya.

"Tersangka melakukan dengan kesadaran dan dia terinspirasi kalau berdasarkan tadi kita wawancara, dia terinspirasi oleh film," ucapnya.

Meski demikian, Heru mengatakan, pihaknya masih terus melakukan penyelidikan soal motif pelaku melakukan tindakan kejinya ini.

"Masih kita dalami, dari pengakuan dia pernah nonton setahun lalu. Tapi ini masih kita dalami karena ini unik," ucapnya.

deret curhatan pelaku NF, siswi SMP yang bunuh bocah 6 tahunm, gambarakan wanita menangis dan terikat
deret curhatan pelaku NF, siswi SMP yang bunuh bocah 6 tahunm, gambarakan wanita menangis dan terikat (kolase Kompas TV)

Pelaku Tiba-tiba Datang ke Kantor Polisi Buat Pengakuan

Jajaran kepolisian sektor Taman Sari dibuat kaget dengan kedatangan seorang remaja wanita berusia 15 tahun.

Pasalnya, remaja berinisial NF itu mendatangi kantor polisi untuk menyerahkan diri.

Di hadapan polisi, ia mengaku telah membunuh temannya berinisial APA yang masih berusia 6 tahun.

Adapun peristiwa pembunuhan ini dilakukan di rumah tersangka yang berada di Kelurahan Karang Anyar, Taman Sari, Jakarta Pusat.

"Awalnya dia mau berangkat ke sekolah pakai seragam, tapi di tengah jalan dia berganti pakaian dan melaporkan diri bahwa telah melakukan pembunuhan," ucap Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto, Jumat (6/3/2020).

Pihak kepolisian sektor Taman Sari pun langsung berkoordinasi dengan Polsek Sawah Besar untuk melakukan pengecek ke lokasi.

Benar saja, saat dilakukan pemeriksaan, polisi menemukan korban dalam kondisi terikat terbujur kaku di dalam lemari pakaian tersangka.

"Setelah kami melakukan pengecekan, pak Kapolsek (Sawah Besar) dan benar di dalam lemari itu ada sosok mayat," ujarnya. (*).

status diduga ditulis siswi SMP yang bunuh bocah 6 tahun
status diduga ditulis siswi SMP yang bunuh bocah 6 tahun (Instagram)

Dokter Kejiwaan Periksa Siswi SMP yang Bunuh Bocah 6 Tahun

Dilansir dari TribunJakarta.com, pemeriksaan tak hanya dilakukan lewat cara bertanya kepada NF, tapi juga ke orang tua, anggota keluarga, dan orang terdekat.

Yakni tergantung pada gejala apa yang hendak dipastikan dokter psikiatri jiwa forensik RS Polri Kramat Jati terhadap NF.

"Sesuai kaidah kedokteran, kita tim dalam hal ini dari dokter psikiater. Ada tim dari pskilog, ada dokter spesialis lainnya," ujar dr. Rianna.

Jumlah dokter ahli yang terlibat dalam observasi selama maksimal 14 hari kerja disebut dr. Rianna berkisar 10 orang.

Dia menuturkan wawancara mendalam yang dilakukan dokter psikiatri jiwa forensik tak sekedar wawancara.

 Tetangga Heran Sikap Siswi SMP Setelah Membunuh, Ditanya Tak Ngaku tapi Update Status : Borgol Aku

 Siswi SMP yang Bunuh Bocah Santai Saat Diperiksa, Polisi : Belum Kita Tanya Dia Langsung Cerita

Tim dokter sudah menyusun pertanyaan terstruktur yang bertujuan 'mengorek' sosok ABG berstatus tersangka.

"Kalau wawancara psikiatri lebih terstruktur, ada hal-hal tertentu yang kita cari. Gejala-gejala tertentu," tuturnya.

Lebih lanjut dilansir dari tayangan wawancara TV One, dr. Rianna pun mengungkap perihal dialog yang ia lakukan ketika bertemu NF.

Dokter spesialis Kejiwaan RS Polri itu bercerita bahwa proses pemeriksaan terhadap NF masih dalam tahap awal.

Yakni dengan cara mengenalkan tim dokter kepada pelaku sebelum berdialog.

"Kita baru pemeriksaan tahap awal, baru pemeriksaan yang masih awal. Kita pendekatan antara dokter dan terperiksa atau pasien," ungkap dr.Rianna dilansir pada Selasa (10/3/2020).

Status diduga  siswi SMP setelah bunuh bocah 6 tahun
Status diduga siswi SMP setelah bunuh bocah 6 tahun (Tribun Jakarta/Ist)

Setelah memperkenalkan diri satu persatu, tim dokter pun berdialog dengan pelaku sesuai prosedur yang ada.

Namun saat proses pemeriksaan, tim dokter tidak serta merta bertub-tubi memberikan pertanyaan.

"Satu persatu (perkenalkan dokter ke pelaku). Kalau semuanya dikenalkan rame-rame belum tentu, anak ini kalau dikerubutin rame-rame kan enggak seperti itu, ya satu persatu membuat orang nyaman," pungkasnya.

Di pemeriksaan perdana ini, tim dokter hanya memberikan pertanyaan yang sifatnya masih awal.

Hal itu diharapkan bisa membuat pelaku terbuka kepada tim dokter.

"(Pemeriksaan) awal ini tentu tidak semua kita tanyakan secara langsung ya, jadi perlahan-lahan. Karena pertanyaan yang bertubi-tubi juga membuat orang enggak nyaman. Jadi nanti dia kurang kooperatif," katanya lagi.

Terbukti, ketika diberi pertanyaan dan diajak berdialog oleh tim dokter, pelaku diakui masih mau menjawabnya dengan tenang.

dr. Rianna pun mengaku bahwa pelaku tampak kooperatif ketika kejiwaannya diperiksa.

"Sekarang sih masih kooperatif," imbuh dr. Rianna.

Kepala tim dokter jiwa forensik RS Polri Kramat Jati Henny Riana saat memberi keterangan, Senin (9/3/2020).
Kepala tim dokter jiwa forensik RS Polri Kramat Jati Henny Riana saat memberi keterangan, Senin (9/3/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved