Korban Gempa di Sukabumi
Tempe Goreng Dibiarkan Gosong, Iyam Lari dari Dapur Saksikan Rumahnya Roboh karena Gempa Sukabumi
Saat gempa di Sukabumi pada Selasa (10/3/2020) sore kemarin, kata Iyam, gempa tersebut terasa sampai 3 kali.
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Ardhi Sanjaya
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, PAMIJAHAN - Warga Kampung Cisalada, Desa Purwabakti, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Iyam (37) tak menyangka Gempa Sukabumi yang mengguncang kampung halamannya itu mampu merusak rumah tinggalnya.
Iyam menjelaskan Gempa di kampungnya itu memang sering terjadi, namun kekuatannya cukup kecil.
Saat Gempa di Sukabumi pada Selasa (10/3/2020) sore kemarin, kata Iyam, gempa tersebut terasa sampai 3 kali.
Dua Gempa pertama, kata dia, terasa cukup kecil seperti getaran-getaran yang biasa terjadi.
Kemudian gempa ketiga setelah selang beberapa saat rupanya cukup besar hingga membuat dinding rumahnya roboh.
"Biasa aja awalnya, karena gempanya kecil. Gempa yang ketiga itu baru lari," kata Iyam saat ditemui TribunnewsBogor.com di tenda pengungsian Kampung Cisalada, Rabu (11/3/2020).

Ibu anak satu ini menceritakan bahwa saat itu dirinya tengah menggoreng tempe di dapur untuk menu makan malam.
Saat Gempa ketiga terjadi, wajan berisi minyak dan tempe terpaksa ditinggalkan di atas kompor yang masih menyala.
"Jam 17.00 WIB-an, lagi masak di dapur, lagi masak goreng tempe, langsung ditinggalin itu sampe gosong," kata Iyam.
Iyam mengaku bahwa di dalam rumahnya itu kebetulan hanya seorang diri dirinya sendiri, sedangkan suaminya tengah pergi bekerja dan anaknya yang masih berumur 5 tahun sedang jajan ke warung.
Dia mengaku lari melalui pintu belakang dapur beberapa saat sebelum dinding-dinding rumahnya roboh.

"Pas gempa ketiga itu rumah langsung ambruk, tapi saya keburu keluar lewat dapur. Anak saya lagi jajan lagi di warung, saya lari cari anak saya dulu, terus saya diem di warung. Yang lain pada lari kemana kemari, ada yang ke sawah juga," kata Iyam.
Kini Iyam mengungsi di tenda pengungsian terbuat dari terpal yang berada di tengah pesawahan tak jauh dari rumahnya.
Sebab, kata dia, rumahnya itu sudah tak bisa lagi ditempati.