Teror Virus Corona

Muadzin di Masjid Kuwait Menangis saat Kumandangkan Adzan, Beri Anjuran untuk Sholat di Rumah

Jika seharusnya sang muadzin melantunkan Hayya 'ala solah (Marilah kita salat), sang muadzin tampak mengubahnya.

Penulis: khairunnisa | Editor: Vivi Febrianti
Twitter @AJArabic
Muadzin di Masjid Kuwait Tahan Tangis saat Kumandangkan Adza 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Video muadzin di Kuwait saat mengumandangkan adzan menjadi perhatian dunia.

Pasalnya saat tengah mengumandangkan adzan, muadzin di Kuwait tersebut sampai menahan tangisannya.

Kesedihan terdengar dari suara sang muadzin di Kuwait saat menambahkan ucapan dalam adzan yang ia kumandangkan.

Video muadzin di Kuwait tersebut diunggah oleh akun Twitter @AJArabic.

Dalam video terlihat sebuah masjid yang diperkirakan berada di Kuwait.

Terdengar dari masjid tersebut adzan sedang dikumandangkan oleh muadzin.

Mulanya, sang muadzin mengumandangkan dengan lantunan seperti biasa.

Namun sebelum mengakhiri adzan, sang muadzin mengubah lantunan adzan.

Jika seharusnya sang muadzin melantunkan Hayya 'ala solah (Marilah kita salat), sang muadzin tampak mengubahnya.

"Shollu fii rihaalikum (salatlah kalian di rumah)," ucap sang muadzin.

BREAKING NEWS: Anies Baswedan Tutup Seluruh Sekolah di DKI Jakarta

Sekolah di DKI Diliburkan 2 Pekan, Anies Baswedan: Ujian Nasional SMA/SMK Ditunda

Sebelum mengakhiri adzannya, sang muadzin terdengar seperti ingin menangis.

Dalam keterangan unggahannya, akun Twitter tersebut tampak membuat penjelasan.

Berubahnya lantunan adzan di Kuwait tersebut adalah imbas dari virus corona.

Alhasil, muadzin memberikan anjuran kepada umat islam untuk melaksanakan salat di rumah.

"Dalam nada sedih atas pemisahan para umat .. Masjid di #Kuwait menyerukan untuk berdoa di rumah sebagai bagian dari langkah-langkah untuk memerangi pecahnya #Corona," tulis akun @AJArabic.

Video muadzin di Kuwait yang menahan tangis saat mengumandangkan adzan itu sontak saja menyita perhatian publik.

Nama negara Kuwait pun menjadi trending di media sosial Twitter.

188 ABK World Dream Pulang, Menkes Terawan : Kalian Duta Imunitas Corona

Warga DKI Berterimakasih ke Anies Soal Corona, Ernest Prakasa: Titik Nadir Kepercayaan pada Jokowi

Tak hanya publik biasa, putri dari Mustofa Bisri atau yang karib disapa Gus Mus, yakni Ienas Tsuroiya pun menyoroti video tersebut.

Dalam unggahannya, Ienas Tsuroiya ikut sedih saat mendengar lantunan adzan dari sang muadzin.

"Muadzin di Kuwait ini tak bisa menyembunyikan rasa sedihnya ketika melantunkan bagian terakhir adzan yang ditambahi anjuran untuk melaksanakan sholat di rumah masing-masing," tulis Ienas Tsuroiya dilansir TribunnewsBogor.com, Sabtu (14/3/2020).

Tambahan adzan telah dijelaskan dalam buku-buku fikih.

Termasuk dengan tambahan adzan dalam keadaan tertentu seperti saat terjadi hujan lebat dimana tidak memungkinkan umat untuk pergi ke masjid.

Dilansir dari laman konsultasisyariah.com, berikut adalah penjelasannya yang disadur TribunnewsBogor.com :

Pertama, dari Nafi’ dari Ibnu Umar

أَنَّهُ نَادَى بِالصَّلاَةِ فِى لَيْلَةٍ ذَاتِ بَرْدٍ وَرِيحٍ وَمَطَرٍ فَقَالَ فِى آخِرِ نِدَائِهِ أَلاَ صَلُّوا فِى رِحَالِكُمْ أَلاَ صَلُّوا فِى الرِّحَالِ. ثُمَّ قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَأْمُرُ الْمُؤَذِّنَ إِذَا كَانَتْ لَيْلَةٌ بَارِدَةٌ أَوْ ذَاتُ مَطَرٍ فِى السَّفَرِ أَنْ يَقُولَ أَلاَ صَلُّوا فِى رِحَالِكُمْ.

Ibnu Umar pernah adzan untuk shalat di malam yang dingin, anginnya kencang dan hujan, kemudian dia mengatakan di akhir adzan,

Alaa shollu fi rihaalikum,

Alaa shollu fir rihaal’

[Shalatlah di rumah kalian, shalatlah di rumah kalian]’.

Kemudian beliau mengatakan,”Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menyuruh muadzin, apabila cuaca malam dingin dan berhujan ketika beliau safar untuk mengucapkan, ’Alaa shollu fi rihaalikum’ [Shalatlah di tempat kalian masing-masing]’. (HR. Muslim no. 1633 dan Abu Daud no. 1062)

Kedua, dari Nafi’, beliau menceritakan:

أَنَّ ابْنَ عُمَرَ أَذَّنَ بِالصَّلاَةِ فِى لَيْلَةٍ ذَاتِ بَرْدٍ وَرِيحٍ فَقَالَ أَلاَ صَلُّوا فِى الرِّحَالِ. ثُمَّ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَأْمُرُ الْمُؤَذِّنَ إِذَا كَانَتْ لَيْلَةٌ بَارِدَةٌ ذَاتُ مَطَرٍ يَقُولُ « أَلاَ صَلُّوا فِى الرِّحَالِ ».

“Ibnu Umar pernah beradzan ketika shalat di waktu malam yang dingin dan berangin. Kemudian beliau mengatakan ‘Alaa shollu fir rihaal’ [shalatlah di rumah kalian].

Kemudian beliau mengatakan,”Dulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan mu’adzin ketika keadaan malam itu dingin dan berhujan, untuk mengucapkan ‘Alaa shollu fir rihaal’ [hendaklah kalian shalat di rumah kalian].”(HR. Muslim no. 1632 dan Abu Daud no. 1063)

Ketiga, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berpesan mu’adzin pada saat hujan,

إِذَا قُلْتَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَلاَ تَقُلْ حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ قُلْ صَلُّوا فِى بُيُوتِكُمْ

“Apabila engkau selesai mengucapkan ‘Asyhadu allaa ilaha illalloh, asyhadu anna Muhammadar Rasulullah’, maka janganlah engkau ucapkan ‘Hayya ’alash sholaah’. Tetapi ucapkanlah ‘Sholluu fii buyutikum’ [Sholatlah di rumah kalian].

قَالَ : فَكَأَنَّ النَّاسَ اسْتَنْكَرُوا ذَاكَ فَقَالَ أَتَعْجَبُونَ مِنْ ذَا قَدْ فَعَلَ ذَا مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنِّى إِنَّ الْجُمُعَةَ عَزْمَةٌ وَإِنِّى كَرِهْتُ أَنْ أُحْرِجَكُمْ فَتَمْشُوا فِى الطِّينِ وَالدَّحْضِ.

Masyarakat pun mengingkari perkataan Ibnu Abbas tersebut. Lalu Ibnu Abbas mengatakan, “Apakah kalian merasa heran dengan hal ini, padahal hal ini telah dilakukan oleh orang yang lebih baik dariku (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam). (HR. Muslim no. 1637 dan Abu Daud no. 1066).

Dari riwayat di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa lafazh adzan tambahan ketika hujan sebagai berikut:

1. أَلاَ صَلُّوا فِى الرِّحَالِ (’Alaa shollu fir rihaal’ artinya ‘Shalatlah kalian di rumah’)

2. أَلاَ صَلُّوا فِى رِحَالِكُمْ (‘Alaa shollu fi rihaalikum’ artinya ‘Shalat kalian di rumah kalian’)

3. صَلُّوا فِى بُيُوتِكُمْ (‘Sholluu fii buyutikum’ artinya ‘Sholatlah di rumah kalian’)

Tiga lafadz di atas tidak dibaca semuanya, namun dipilih salah satu.

Letak Lafadz tambahan ‘Shollu Fii Buyuthikum’ atau ‘Ala Shallu fir rihaal

Pertama, menggantikan lafadz ‘hayya ‘alas shalaah’, ini sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat Ibnu Abbas di atas.

Kedua, diucapkan langsung setelah selesai adzan, sebagaimana yang dinyatakan dalam riwayat Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma.

Ketika menjelaskan hadis Ibnu Abbas, an-Nawawi mengatakan,

وفي حديث بن عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنْ يَقُولَ أَلَا صَلُّوا فِي رِحَالِكُمْ فِي نَفْسِ الْأَذَانِ وَفِي حديث بن عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ فِي آخِرِ نِدَائِهِ وَالْأَمْرَانِ جَائِزَانِ نَصَّ عَلَيْهِمَا الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى فِي الْأُمِّ فِي كِتَابِ الْأَذَانِ وَتَابَعَهُ جُمْهُورُ أَصْحَابِنَا فِي ذَلِكَ

“Dalam hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, muadzin mengucapkan ’Alaa shollu fii rihalikum’ di tengah adzan. Sedangkan dalam hadits Ibnu Umar, beliau mengucapkan lafadz ini di akhir adzannya. Kedua cara seperti ini dibolehkan, sebagaimana ditegaskan Imam Syafi’i rahimahullah dalam kitab al-Umm pada Bab Adzan, dan diikuti oleh mayoritas ulama madzhab kami (syafi’iyah). (Syarh Shahih Muslim oleh an-Nawawi, 5:207)

Lebih lanjut, an-Nawawi menganjurkan agar dilakukan setelah adzan. Beliau mengatakan:

فَيَجُوزُ بَعْدَ الْأَذَانِ وَفِي أَثْنَائِهِ لِثُبُوتِ السُّنَّةِ فِيهِمَا لَكِنَّ قَوْلَهُ بَعْدَهُ أَحْسَنُ لِيَبْقَى نَظْمُ الْأَذَانِ عَلَى وَضْعِهِ

Lafadz ini boleh diucapkan setelah adzan maupun di tengah-tengah adzan, karena terdapat dalil untuk kedua bentuk adzan ini. Akan tetapi, sesudah adzan lebih baik, agar lafadz adzan yang biasa diucapkan, tetap ada. (Syarh Shahih Muslim oleh an-Nawawi, 5:207).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved