Teror Virus Corona
Jawa Barat Siap Lockdown, Ridwan Kamil Minta Pemerintah Pusat Pertimbangkan: Banyak Postifinya Juga
Namun untuk kebijakan lockdown ini, ia menegaskan kalau Pemprov Jawa Barat akan satu suara dengan pemerintah pusat.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
Ia pun mencontohkan beberapa negara yang melakukan lockdown dan tidak.
"Di negara maju ada yang lockdown seperti Italia dan Malaysia, tapi Korea tidak lockdown karena masyarakatnya disiplin dan melakukan sampling 15 ribu per hari, sementara kita baru 230. Makanya kami sampaikan kalau kami butuh alat sampling yang lebih banyak," ucapnya.
Ridwan Kamil juga menegaskan kalau Pemprov Jabar akan taat pada protokol pemerintah pusat, namun ia meminta untuk dipertimbangkan.
"Urusan lockdown ini mohon dipertimbangkan, banyak positifnya juga. Dengan syarat memang kesiapan-kesiapannya terukur dan dampaknya terukur," tegasnya.
Ia juga memohon dukungan untuk daerah yang sedang berjuang agar penyebaran virus corona ini tidak terlalu parah.
• Bertemu Anies Baswedan, Tito Karnavian Bahas Kemungkinan Karantina Wilayah
• Tangani Pasien Corona, Dokter 80 Tahun Dikabarkan Masuk ICU,Kirana Larasati : Doakan Lebih Kuat Lagi
"Saya akan ikut urusan lockdown ini dengan pemerintah pusat," tegasnya.
Kemudian, Presiden ILC Karni pun menanyakan kesiapan Jawa Barat untuk lockdown.
"Seandainya diputuskan lockdown, apakah Jawa Barat siap? termasuk ketersediaan bahan pokok dan sebagainya," tanya Karni Ilyas.
Ridwan Kamil pun mengaku siap, bahkan sudah melakukan simulasi untuk skenario terburuk dari penyebaran virus corona ini.
"Saya kira kami sudah merapatkan dua dimensi, satu masalah ketersdiaan pangan, kalau dari laporan bulog dan lain-lain Insya Allah kami siap," tandasnya.
"Karena dalam kondisi hari ini, itungan cadangan gula, beras dll, itu sudah siap dan kami sudah simulasikan bagaimana warga mendapatkan jika lockdown terjadi, sehingga tidak ada rusuh, tidak ada orang yang mengambil keuntungan, dengan sebuah prosedur yang kita siapkan," tambah Ridwan Kamil.
Tak hanya itu, ia juga bersama dengan TNI/Polri sudah menyiapkan skenario lockdown, bagaimana jalan-jalan ditutup, berapa personil polda dan pangdam yang diturunkan, termasuk juga pola-pola jika lockdown ini menghasilkan situasi pasien begitu banyak.
"Maka barak-barak tentara di Jawa Barat sudah kami rapatkan sedang disiapkan untuk skenario terburuk," ujarnya.
Menurutnya, puncak pertama dari kasus virus corona ini yakni para akhir Maret 2020.
"Karena skenario terburuk kami ini akhir Maret pak. Jadi menurut hitungan algoritma matematika tim ahli ITB, kemungkinan Jawa Barat ini puncaknya di akhir Maret puncak pertamanya, nah kami sedang bikin skenario kalau akhir ternyata diputuskan lockdown kemudian pasien begitu banyak, posisi perawatan di mana, suplai makan di mana," bebernya.
• Baim Wong Mendaftar sebagai Bakal Calon Wakil Bupati Pangandaran
• Wabah Virus Corona, Pemerintah Minta WNI yang Pergi ke Luar Negeri Segera Pulang