Kesaksian Tetangga Soal Balita Tewas Dianiaya Ayah, Ibu Tiri dan Tante, Ternyata karena Hal Sepele
Korban balita tewas mengalami luka lebam dan pendarahan di otak diduga akibat dipukul pipa paralon.
Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Ibu kandung korban merasa curiga lantaran melihat anaknya mengalami lebam di badannya.
• Rapid Test Covid-19 Warga Bogor dan Depok Akan Digelar di Stadion Pakansari, Ini Kata Ridwan Kamil
• Update Jumlah Pasien Positif Corona di Kota Bogor : Bertambah 7 Orang, 1 Meninggal Dunia
Selanjutnya, ibu kandung korban melaporkan hal itu ke polisi.
Saat polisi datang ke rumah sakit, korban akhirnya mengembuskan napas terakhir.
"Pelaku kita amankan pada Kamis (19/3/2020) dengan barang bukti sebuah pipa paralon yang diduga dijadikan alat memukul korban," jelas Iman.
Motif tersangka
Korban AFH diduga mengalami penganiayaan sejak tiga bulan terakhir.
Tetangga bahkan pernah mendengar suara korban minta ampun.
Seperti diwartakan Kompas.com, penganiayaan dilakukan hanya karena masalah sepele seperti sering ngompol.
"Hanya masalah sepele, misalnya korban ngompol langsung diperlakukan tidak baik. Tetangga sampai mendengar korban minta ampun," kata Kapolres Bukittinggi AKBP Iman P Santoso, yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (21/3/2020).
FOLLOW:
Iman menuturkan, orangtua korban telah berpisah.
Hak asuh AFH jatuh ke ibu kandung, namun H enggan menyerahkan korban pada ibu kandungnya.
H kemudian menitipkan korban pada ibunya (nenek korban-red) yang kemudian wafat sehingga AFH tinggal bersama H, RR dan adiknya sejak enam bulan lalu.
"Di saat tinggal bersama itulah, korban sering mendapatkan tindakan penganiayaan," ujar Iman.
Kejadian hampir serupa terjadi di Sulawesi Tenggara