Teror Virus Corona
Haris Azhar Ajak Pantau Rapid Test Corona: Prioritas untuk yang Rentan dan Rakyat, Bukan Pejabat
Menurut Haris Azhar, rapid test corona masal ini arus diprioritaskan bagi yang rentan dan rakyat, bukan pejabat yang malah didahulukan.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar mengatakan, pengadaan rapid tes untuk pemeriksaan anggota DPR dan keluarganya, tidak menggunakan dana pemerintah tetapi hasil sumbangan anggota dewan.
"Sumbangan anggota-anggota, pimpinan DPR untuk mengadakan rapid test," ujar Indra kepada wartawan, Jakarta, Senin (23/3/2020).
• Maruf Amin Minta Tokoh Agama Taat soal Ketentuan Ibadah di Tengah Virus Corona
• Penyanyi India Bertingkah Ini saat Dirawat di Ruang Isolasi Corona, Dokter: Kau Pasien Bukan Bintang
Menurutnya, pemeriksaan dengan rapid test akan dilakukan oleh dokter dan petugas kesehatan internal DPR. Di mana rencanakan, terlaksana pada Kamis atau Jumat pekan ini.
"Nanti akan dilakukan tes di aula komplek (DPR) di Kalibata dan Ulujami. Tidak dikumpulkan, tetapi gantian dikasih jadwalnya dan mereka datang," ujar Indra.
Ia menyebut, tes dilakukan untuk seluruh anggota dewan sebanyak 575 orang, termasuk keluarganya dan pekerja di rumah dinas seperti asisten rumah tangga maupun sopir pribadi.
Setelah tes corona selesai, kata Indra, bagi pihak yang hasilnya negatif akan dirujuk ke beberapa rumah sakit untuk divaksin anti flu dan anti phenomia.
"Yang positif ke rumah sakit rujukan, kami sudah sampaikan dan akan ditangani sesuai prosedur penanganan virus," ucap Indra.
Lebih lanjut Indra mengatakan, pengecekan secara menyeluruh dilakukan untuk memastikan semua anggota dewan maupun orang terdekatnya, terbebas dari virus corona atau tidak.
"Anggota DPR ingin memastikan dirinya dan keluarganya clear. Jadi, sebenarnya keinginan kami semuanya untuk tahu (bebas corona atau tidak)," papar Indra.
Mekanismenya
Juru bicara pemerintah untuk oenanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan, rapid test adalah mekanisme pemeriksaan spesimen pasien terduga Covid-19 bukan menggunakan metode swab tenggorokan (mengambil cairan di tenggorokan), melainkan dengan sampel darah.
Metode ini disebut memiliki keunggulan.
Salah satunya, tidak membutuhkan sarana prasarana pemeriksaan laboratorium pada bio security level II.
• Prabowo Subianto : Kalau Dulu Tentara di Garis Depan, Sekarang Dokter Pahlawan Bangsa
• Andrea Dian Positif Corona Meski Rajin Olahraga, Istri Ganindra Bimo: Sulit Hadapi Situasi Ini
"Artinya tes ini bisa dilaksanakan di hampir seluruh RS di Indonesia," ujar Yuri.
Metode ini juga hasilnya lebih cepat diketahui. Sampai Kamis (19/3/2020), kasus positif Covid-19 berjumlah 308 kasus.
Dari jumlah tersebut, 25 meninggal dunia, dan 15 dinyatakan sembuh.
DKI Jakarta menjadi provinsi dengan jumlah kasus positif Covid-19 terbanyak, mencapai 210 orang.
Jumlah yang meninggal mencapai 17 orang.