Breaking News

Tetangga Ungkap Kesaksian soal Balita Tewas Dianiaya Ayah, Ibu Tiri dan Tante, Karena Hal Sepele

Tak hanya oleh ayah kandung, AFH juga diduga turut dianiaya ibu tirinya, RR (26) dan adik RR berinisial RY.

Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: khairunnisa
TribunWow.com/Rusintha Mahayu
Ilustrasi Pembunuhan 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kasus pembunuhan balita menuai kehebohan publik.

Seorang balita berusia 3,5 tahun di Bukittinggi, Sumatera Barat meninggal dunia setelah mendapat perlakuan kekerasan.

Balita berinisial AFH diduga dianiaya ayah kandungnya, H (27).

Tak hanya oleh ayah kandung, AFH juga diduga turut dianiaya ibu tirinya, RR (26) dan adik RR berinisial RY.

AFH sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nahas nyawa korban tak terselamatkan.

Korban sendiri mengalami luka lebam dan pendarahan di otak diduga akibat dipukul pipa paralon.

Kejadian ini terungkap setelah ibu kandung korban melaporkan dugaan penganiayaan ini ke pihak kepolisian.

Kapolres Bukittinggi, AKBP Iman P Santoso mengatakan, H, RR, dan RY telah ditetapkan sebagai tersangka.

Ketiganya diamankan polisi pada Kamis (19/3/2020) lalu.

Peserta Seminar di Hotel Bogor yang Diikuti Warga Positif Corona asal Solo Dites Covid-19

Misteri Kematian Ibu dan Anak di Banyuasin, Penutup Wajah dari Sarung di TKP Bisa Jadi Petunjuk

"Ketiga pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka yang dijerat dengan Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara," kata Kapolres Bukittinggi AKBP Iman P Santoso yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (21/3/2020).

Kecurigaan ibu kandung

Terungkapnya kasus dugaan penganiayaan ini berawal saat H menghubungi mantan istrinya yang merupakan ibu kandung korban.

H menghubungi ibu kandung korban pada Minggu (15/3/2020).

Kepada mantan istrinya, H mengatakan bahwa AFH mengalami sakit serta kejang-kejang.

Ilustrasi bayi
Ilustrasi bayi (Grid.ID)

Saat itu, AFH pun dibawa ke rumah sakit guna mendapatkan perawatan medis.

Kemudian ibu kandung korban meenemukan kejanggalan.

Ibu kandung korban merasa curiga lantaran melihat anaknya mengalami lebam di badannya.

Rapid Test Covid-19 Warga Bogor dan Depok Akan Digelar di Stadion Pakansari, Ini Kata Ridwan Kamil

Update Jumlah Pasien Positif Corona di Kota Bogor : Bertambah 7 Orang, 1 Meninggal Dunia

Selanjutnya, ibu kandung korban melaporkan hal itu ke polisi.

Saat polisi datang ke rumah sakit, korban akhirnya mengembuskan napas terakhir.

"Pelaku kita amankan pada Kamis (19/3/2020) dengan barang bukti sebuah pipa paralon yang diduga dijadikan alat memukul korban," jelas Iman.

Motif tersangka

Korban AFH diduga mengalami penganiayaan sejak tiga bulan terakhir.

Tetangga bahkan pernah mendengar suara korban minta ampun.

Seperti diwartakan Kompas.com, penganiayaan dilakukan hanya karena masalah sepele seperti sering ngompol.

"Hanya masalah sepele, misalnya korban ngompol langsung diperlakukan tidak baik. Tetangga sampai mendengar korban minta ampun," kata Kapolres Bukittinggi AKBP Iman P Santoso, yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (21/3/2020).

FOLLOW US :

Iman menuturkan, orangtua korban telah berpisah.

Hak asuh AFH jatuh ke ibu kandung, namun H enggan menyerahkan korban pada ibu kandungnya.

H kemudian menitipkan korban pada ibunya (nenek korban-red) yang kemudian wafat sehingga AFH tinggal bersama H, RR dan adiknya sejak enam bulan lalu.

"Di saat tinggal bersama itulah, korban sering mendapatkan tindakan penganiayaan," ujar Iman.

Kejadian hampir serupa terjadi di Sulawesi Tenggara

Sedih tiada tara dirasakan Haris (24). Anak keduanya yang berusia 4 bulan tewas dibunuh ibu kandung yang juga istrinya sendiri, MF (21) di rumahnya di Kecamatan Sangia Wambulu, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara, Selasa (25/2/2020) sore.

Juru Parkir Bacok 3 Warga di Jatinangor, 1 Pelajar Tewas

Kronologi Juru Parkir Bacok 3 Warga di Gerbang Kampus ITB, 1 Pelajar Tewas

Kronologi Suami Aniaya Istri hingga Tewas, Korban Tersungkur dalam Keadaan Sujud

Haris yang bekerja sebagai nelayan ini tidak menyangka, saat pulang dari memancing di laut, ia dikejutkan dengan kabar kematian anak bungsunya yang masih bayi.

Sementara anak pertamanya dirawat di RSUD Buton Tengah.

"Sebelum memancing, saya sempat gendong dan becanda dengan anak saya sampai dia tertawa terbahak-bahak, saya pulang sudah begini, saya rasakan sakit dan menangis," kata Haris kepada sejumlah media di rumahnya, Rabu (26/2/2020).

Ia diberitahu bila anaknya yang kedua tewas karena dimasukkan ke dalam bak oleh istrinya sendiri, sedangkan anak pertamanya tergeletak di atas tempat tidur dengan penuh darah di bagian lehernya.

"Saya hampir tidak sadarkan diri, dan pingsan, tapi untung ada keluarga yang jaga saya," ujarnya.

Menurut Haris, istrinya kerap marah sendiri dan kambuh seperti depresi pasca-melahirkan.

Ini pernah dialami MF usai melahirkan anak pertamanya. Saat itu, MF juga mengalami depresi.

“Kalau sudah melahirkan, penyakit ini muncul. Usai melahirkan anak pertama seperti ini lagi, tapi saat itu ada keluarga,” ucap Haris. B

Walaupun demikian, Haris berusaha tegar dan tabah dengan keadaan rumah tangganya saat ini.

"Mungkin sudah jalannya begini. Kalau dia (istrinya) dibebaskan, saya masih mau (hidup) bersama dia," tuturnya.

Saat ini, anak keduanya telah dikuburkan di pemakaman umum desa pada Rabu (26/2/2020) siang, sementara anak pertamanya masih menjalani perawatan di RSUD Buton Tengah.

Sebelumnya diberitakan, diduga mengalami baby blues syndrome, MF (21) seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Sangia Wambulu, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara, tega membunuh anaknya yang masih berumur 4 bulan, Selasa (25/2/2020) sore.

Selain membunuh anaknya yang masih bayi, pelaku MF juga tega melukai tengkuk anak pertamanya yang masih berusia 3 tahun

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved