Nagita Slavina Bagikan Tips Berjemur untuk Wanita yang Takut Matahari, Catat Waktu Terbaiknya

Asupan vitamin yang masuk disebut-sebut dapat menangkal virus corona Covid-19. Nagita Slavina juga ikut menjalankan berjemur saat pagi hari.

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Vivi Febrianti
Youtube Rans Entertainmet
Tips berjemur daeri Nagita Slavina 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Artis cantik Nagita Slavina membagikan tips berjemur untuk para wanita.

Saat ini, di tengah wabah Covid-19 berjemur menjadi pilihan untuk dilakukan masyarakat Indonesia.

Asupan vitamin yang masuk disebut-sebut dapat menangkal virus corona Covid-19.

Nagita Slavina juga ikut menjalankan berjemur saat pagi hari.

Lewat akun Youtube Rans Entertainment, Nagita Slavina membagikan tips berjemur untuk para wanita.

Awalnya Nagita Slavina memberitahu bahwa Denny Cagur membawa hadiah untuk Rafathar.

"Rafathra dapat hadiah dari Kang Deny Cagur, pada liat gih sana gua lagi gak bisa diganggu gugat nih, " kata Gigi, sapaan karib Nagita Slavina.

"sekarang lagi mau berjemur dulu biar aja Rafathar dapat hadiah, mumpung Indonesia diberkati oleh matahari yang baik, di jam yang baik, " kata Nagita Slavina.

Nagita Slavina mengimbau agar tetap menggunakan sunblock.

"jangan lupa kalau jemuran pakai sunblock, pakai topi," kata Gigi.

sehingga meskipun berjemur di bawah sinar matahari, tubuh akan tetap sehat.

"jadi biarpun jemuran tetap sehat," katanya.

Gigi juga berpesan, bagia para wanita yang masih takut berjemur untuk menggunakan topi.

" buat yang cewek kalau takut jemuran kaya aku gini, ya pakailah seperti ini (topi) paling gak mukanya ketutup," kata Nagita Slavina.

Nagita Slavina mengatakan berjemur cukup dalam waktu 15 menit saja.

" jemuran itu tuh 15 menit sekali sehari cukup," katanya.

Menurut istri Raffi Ahmad ini, berjemur tak perlu seluruh bagian tubuh.

"gak usah seluruh bagian tubuh itu kena, yang penting 20 persen bagian tubuh terpapar matahari sudah cukup menghasilkan vitamin D yang banyak untuk tubuh kita, jadi gak ada salahnya kan kita berikhtiar untuk sehat," tutup Nagita Slavian.

Diberitakan Tribunnews.com, tahukah Anda bahwa cahaya matahari yang overdosis dan juga gelombang cahaya matahari yang baru muncul justru memiliki risiko buruk bagi kesehatan?

Hal tersebut disampaikan oleh Dokter Ahli Gizi dan Magister Filsafat, Dr dr Tan Shot Yen M Hum.

"Berjemur dibawah cahaya matahari atau ultraviolet, yang diinginkan adalah manfaatnya,” kata Tan dalam Facebook Live-nya, Sabtu (21/3/2020).

Oleh sebab itu, penting bagi Anda tahu pada jam berapa baiknya Anda berjemur dan berapa lama waktunya.

Tan menjelaskan setidaknya ada dua jenis cahaya matahari yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh manusia, yaitu ultraviolet A dan ultraviolet B.

Ultraviolet A ini tidak dibutuhkan oleh manusia, bahkan justru harusnya dihindari karena terpapar secara berlebih dapat menyebabkan kanker dan keriput.

Ultraviolet A umumnya adalah cahaya matahari yang ada di sekitar pukul setengah enam hingga jam tujuh pagi.

Tepatnya saat matahari mulai beranjak naik dan gelombang cahaya matahari sedang panjang.

Sedangkan, cahaya matahari atau sinar ultraviolet B merupakan gelombang cahaya yang pendek.

Inilah yang dibutuhkan oleh tubuh.

Ultraviolet B bisa Anda dapatkan saat matahari naik yaitu sekitar jam 10 pagi.

Akan tetapi, Tan juga mengingatkan setidaknya hanya bisa berjemur badan sekitar 10-15 menit saja.

Selain itu, Tan juga mengingatkan bahwa cahaya matahari yang terbaik adalah yang menyinari tubuh secara langsung, bukan yang sekadar membuat Anda berkeringat.

Jadi usahakan kulit Anda mendapat sinar secara langsung.

Jika Anda menggunakan pakaian yang panjang dan menutup tubuh.

Sebaiknya carilah tempat yang baik, agar Anda bisa tidak mengenakan pakaian tertutup supaya sinar matahari langsung ke kulit tubuh Anda.

“Yang penting adalah berapa meter persegi kulit yang kena matahari. Makanya baiknya cari area yang di mana matahari bisa masuk,” kata dia.

Ilustrasi
Ilustrasi (Tribun Jabar)

Selain menghindari diri agar tidak terbakar sinar matahari, disarankan oleh Tan, berjemurlah dengan tengkurap.

Karena bidang kulit belakang yang mendapati cahaya matahari akan banyak.

Ultraviolet B bersamaan dengan kolesterol dalam tubuh akan membentuk vitamin D3 yang memang dibutuhkan oleh kulit, dan hanya dihasilkan oleh sinar matahari.

Melansir Kompas.com, Berjemur dan mendapatkan cahaya matahari pagi dipercaya membawa banyak manfaat bagi tubuh.

Biasanya, banyak orang mulai keluar rumah dan berjemur pada jam 07.00 atau sebelum dan setelahnya, dengan pertimbangan sinar yang ada belum terlalu terik sehingga tidak menyengat di kulit.

Namun, ternyata itu adalah waktu yang kurang tepat untuk berjemur.

Jam 10.00 pagi

Pemahaman yang keliru ini justru disebut tidak akan banyak mendatangkan manfaat yang dicari, sebaliknya risiko gangguan kesehatan lah malah bisa didapat.

Hal itu diungkapkan Ahli Gizi Komunitas dr. Tan Shot Yen menjelaskan hal tersebut melalui sebuah video di akun YouTube-nya.

Waktu yang tepat untuk menjemur badan di bawah sinar matahari adalah sekitar pukul 10.00, bukan lebih pagi dari itu.

Ilustrasi berjemur (shutterstock)
Ilustrasi berjemur (shutterstock) ()

"Yang kita butuhkan sebetulnya adalah ultraviolet B. Ultraviolet B ini gelombangnya lebih pendek. Jadi itu sebabnya kita harus tunggu sedikit mataharinya naik. Jadi kita di khatulistiwa, jam 10 sudah ada. Jadi itu adalah alasan kita jemurnya jam 10.00," kata Tan.

Menurut Tan, dalam berjemur tidak perlu berlama-lama, cukup berjemur selama 15-20 menit, mengingat sinar matahari juga sudah cukup panas.

Semakin banyak permukaan kulit yang terpapar sinar matahari di waktu ini, disebut Tan semakin baik pula hasilnnya.

Manfaatnya

Untuk itu, Tan mengimbau bagi perempuan yang mengenakan jilbab atau kerudung jika ingin berjemur matahari sebaiknya dilakukan di rumah agar ultraviolet B yang dicari dapat secara langsung mengenai permukaan kulit.

Dr Tan menjelaskan, ultraviolet B yang dibawa sinar matahari di pukul 10.00 akan bekerja bersama kolesterol yang ada di bawah permukaan kulit membentuk Vitamin D3.

"Jadi ultraviolet B yang mengandung provitain B3 bersama kolesterol di bawah kulit kita akan membentuk vitamin D3. Nah, vitamin D3 inilah menjadi sumber kekebalan tubuh manusia," sebut dia.
Selain itu, Vitamin D3 juga berfungsi untuk mencegah kanker dan mencegah penyakit autoimun.

Dalam video tersebut, Tan menegaskan berjemur matahari bukanlah untuk mematikan virus atau bakteri yang ada di dalam tubuh atau di permukaan kulit, melainkan untuk meningkatkan kekebalan tubuh agar tidak mudah terserang virus.

"Cahaya matahari enggak matiin virus. Kalau memang virusnya ada, tetep aja ada. Tetapi cahaya matahari mengandung ultraviolet B," ujar Tan.

Ultraviolet A

Sementara itu, berjemur di pagi hari sekitar pukul 07.00 di mana sinar masih redup, Tan menjelaskan justru berbahaya bagi kesehatan.

"Masih jam 7 pagi, jam 6, jam setengah 6, sudah ada matahari. Cahaya matahari bernama gelombang ultraviolet A itu bisa masuk ke permukaan bumi. Nah, ultraviolet A ini yang hendak kita hindari justru, karena menyebabkan kanker dan kita tengarai menyebabkan keriput," tukasnya.

Pendapat serupa juga diungkapkan peneliti dari Pusat Penelitian Kesehatan di California, William B. Grant.

Menurut dia, sinar UVA berperan penting dalam meningkatkan risiko melanoma dibandingan dengan UVB.

Melanoma adalah salah satu jenis kanker yang menyerang kulit.

Sehingga ketika matahari berada di langit bagian bawah yang berbatasan dengan permukaan bumi atau laut, sinar matahari yang dipancarkan hanya UVA dan sedikit UVB.

"Waktu terjadinya kira-kira sekitar awal pagi hari atau sore menjelang malam hari," jelasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved