Teror Virus Corona
Kisah Nenek Penjual Kopi di Jakarta - Hidup Sebatang Kara, Jualan Sepi Sejak Virus Corona Melanda
Pendemi virus corona atau Covid-19 yang belakangan melanda tanah air cukup membuat perekonomian warga lumpuh.
Penulis: Damanhuri | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Pendemi virus corona atau Covid-19 yang belakangan melanda tanah air cukup membuat perekonomian warga lumpuh.
Hal itu cukup dirasakan Rubiem (70), seorang nenek penjual kopi yang berdagang di Jakarta.
Seperti diketahui, virus yang pertamakali muncul di Kota Wuhan, China itu kini sudah menyebar kesejumlah negara di dunia termasuk Indonesia.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengungkapkan, jumlah pasien meninggal dunia akibat covid-19 mencapai 55 orang per Selasa (24/3/2020) pukul 12.00 WIB.
"Ada penambahan kasus meninggal sebanyak 7 orang, sehingga total kasus meninggal adalah 55 orang," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Selasa (24/3/2020).
Berdasarkan data, kasus pasien positif yang meninggal tersebar di 10 provinsi.
DKI jakarta menjadi provinsi yang paling tinggi jumlah kasus pasien meninggal, yakni 31 orang.
Sementara, 10 kasus pasien meninggal terdapat di Jawa Barat dan 4 kasus di Banten.
Selain itu, DKI Jakarta juga masih menjadi wilayah dengan kasus penularan paling tinggi.
Tercatat ada 424 kasus positif covid-19 dan 70 di antaranya merupakan kasus baru.
Adapun jumlah kasus positif corona di Indonesia mencapai 686 kasus yang tersebar di 24 Provinsi.
Nenek Rubiem menceritakan, dirinya mengaku terkena imbas akibat mewabahnya virus corona di Indonesia.
Nenek asal Klaten, Jawa Tengah ini mengaku merantau dari kampungnya ke ibu kota untuk berjualan kopi di depan LP Cipinang.
Di Jakarta, Nenek Rubiem tinggal seorang diri di rumah kontrakan petakan kecil.
Hal itu diungkap nenek Rubiem saat diundang dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di tvOne pada Selasa (24/3/2020) yang dipandu oleh pembawa acara Karni Ilyas.