Muncul Petisi Hapuskan Skripsi, Mahasiswa Bogor Tak Setuju
Pasalnya banyak mahasiswa tingkat akhir yang merasa kesulitan melakukan bimbingan dan pengumpulan data di tengah pandemi virus corona.
Penulis: Tsaniyah Faidah | Editor: Ardhi Sanjaya
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Tsaniyah Faidah
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Muncul petisi hapuskan skripsi untuk Menteri Pendidikan Nadiem Makarim.
Pasalnya banyak mahasiswa tingkat akhir yang merasa kesulitan melakukan bimbingan dan pengumpulan data di tengah pandemi virus corona.
Maka itulah muncul petisi untuk menghapus skripsi.
Tapi, tak semua mahasiswa tingkat akhir di Bogor setuju pada usulan penghapusan skripsi tersebut.
Dwiyan Adi Putra, mahasiswa tingkat akhir Universitas Pakuan mengaku tidak setuju dengan adanya petisi ini.
Baginya, skripsi sangat penting untuk pembelajaran dan sebagai modal masuk dunia kerja.
"Kalau dihapus, gantinya apa dong untuk pencapaian studi akhir," ucapnya dihubungi TribunnewsBogor.com, Rabu (1/4/2020).
Dwiyan melanjutkan, ia lebih menyetujui penuntutan keringanan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) ketimbang ditiadakan skripsi.
Senada, mahasiswa lain Dian P dari Institut Pertanian Bogor (IPB) juga tidak menyetujui penghapusan skripsi untuk mahasiswa tingkat akhir.
Baginya, bimbingan dan ujian skripsi masih bisa dilakukan secara daring atau online, begitu pun dengan pengumpulan data lewat e-book.
Dian mengakui, kondisi saat ini memang kurang mendukung kegiatan akademik berjalan dengan baik.
"Kalau saya sih masih bisa dikerjakan di rumah, secara online. Lagi pula jangka waktu skripsi itu lama," ucap dia.(*)