Teror Virus Corona

Keluh Kesah Pemotong Rambut di Depok saat Covid-19 Merebak, Akui Takut Terinfeksi: Tapi Harus Kerja

Seorang pemotong rambut di sebuah barbershop Kota Depok bercerita soal profesinya di tengah pandemi Covid-19.

Gerd Altmann/Pixabay
Ilustasi ajakan untuk diam di rumah untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Seorang pemotong rambut di sebuah Barbershop Kota Depok bercerita soal profesinya di tengah pandemi Covid-19.

Sebut saja Ardi (24), warga Bogor yang sudah beberapa tahun ini mengadu nasib ke Depok dengan bekerja sebagai pemotong rambut atau barber di sebuah Barbershop.

Selama merebaknya virus corona, Ardi tak menampik jika pelanggan Barbershop di tempatnya sepi.

"Kalau di-lockdown, nanti enggak ada pelanggan yang datang lagi ya? Begini saja sudah sepi banget pelanggan yang potong rambut ke sini," begitu keluhnya.

Saat Tribunnews.com masuk ke Barbershop yang berada di sebuah Ruko berukuran sekitar 3 x 12 meter berlantai dua, suasana terlihat sepi.

Yang terlihat hanya dua orang sedang duduk di beranda ruko sambil menunggu pelanggan datang.

Pintu Ruko dibiarkan terbuka lebar. Dua kursi dan seperangkat peralatan potong rambut, tempat cuci rambut tak terlihat difungsikan.

"Baru saja kami semprot disinfektan, biar engggak ada Corona nya, mas. Makanya pintu dibuka dulu," ujar Ardi yang mengaku masih single itu.

Gerakannya cekatan ketika memasang ulang masker di wajahnya agar lebih rapat.

"Setiap hari saya pakai masker dan berulang kali cuci tangan pakai hand sanitizer," ujarnya ceria mendapati pelanggan di awal pekan ini.

Ini Daftar Skenario Penutupan Akses Jalan Jabodetabek Jika PSBB Diberlakukan

Ganjar Pranowo Minta Stop Semprot ke Tubuh Manusia : Kepedulian Kita Jangan Sampai Jadi Malapetaka

Sambil memasang handuk pelapis di leher dan jas plastik pelindung tubuh pelanggan, Ardi mengisahkan, ia kini hanya seorang diri bertugas di Barbershop tersebut.

"Rekan saya sudah mudik ke Garut. Pelanggannya sepi banget nih. Daripada di sini kenapa-kenapa dan memang tidak ada pelanggan, ia pilih pulang kampung," ujarnya.

Salah seorang rekannya yang bertugas sebagai kasir juga membenarkan kondisi Barbershop yang ia kelola sangat sepi pelanggan.

"Sepi bener ini mas," ujarnya dengan mulut-hidung tertutup masker.

Ardi mengisahkan, dua pekan sebelum pemerintah mengumumkan anak sekolah diliburkan dan karyawan diminta bekerja dari rumah, Barbershop-nya masih ramai.

Di hari biasa, rata-rata pelanggannya sekitar 20 orang setiap hari.

Social distancing untuk mencegah penyebaran virus Covid-19
Social distancing untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 (Gerd Altmann/Pixabay)

Saat weeekend, Sabtu-Minggu atau tanggal merah, pelanggannya yang memotong rambut bisa mencapai 40 orang.

"Sekarang ini paling sehari cuma 4 sampai 5 orang. Hari Minggu lalu rekor, bisa tujuh orang yang datang ke sini," ujarnya.

Biaya potong rambut di Barbershop tersebut Rp 40 ribu sudah termasuk cuci rambut dan pemakaian hair tonic.

Sebagai pekerja, Ardi mengaku digaji harian sebesar Rp 150 ribu per hari.

"Nggak tahu kalau makin sepi pelanggannya," ujarnya.

Ardi juga tahu istilah lockdown. Menurutnya, lockdown itu artinya warga tidak boleh ke luar rumah.

"Kalau jadi di lockdown, pelanggan enggak boleh datang ke Barbershop dong. Terus gimana nasib saya," lanjutnya.

Demi Cegah Virus Corona, Ini 12 Makanan yang Bisa Bantu Tingkatkan Kekebalan Tubuh

Hobi Olahraga, Kaesang Lakukan Hal Ini Agar Tempat Gym Mau Buka Setelah Subuh, Sang Youtuber Tertawa

Bekerja di tengah ancaman virus corona sebenarnya juga membuat nyali Ardi juga ciut.

Namun karena kebutuhan hidup, maka ia tetap bekerja meski harus bersentuhan secara langsung dengan pelanggan yang dipotong rambutnya.

Oleh karena itu, ia selalu memakai masker, rajin mencuci tangan dengan hand sanitizer serta minimal sehari sekali menyemprot ruangan kerjanya dengan disinfektan.

"Takut sih terkena Corona. Tapi saya harus bekerja," ujarnya.

Ardi pun mematuhi imbauan pemerintah untuk berdiam diri di rumah.

Makanya, ia tak pernah ke luar dari ruko tempat bekerja sekaligus tempat tinggalnya.

Ia pun juga memilih memasak sendiri untuk menghindari kerumunan orang di warung tempat makan.

FOLLOW:

Di Barbershop tempat bekerjanya, hampir setiap hari selalu didatangi petugas untuk mengecek prosedur kebersihan pencegahan Corona.

Ardi mengisahkan, rekan-rekannya sesama profesi barber sudah banyak yang memilih pulang kampung.

Tribunnews yang sempat kesulitan mencari tempat potong rambut yang masih buka di kawasan Depok.

5 Pasien Covid-19 di Magetan Jatim Sembuh, Termasuk Bocah 10 Tahun

Imbas Virus Corona, Maia Estianty Undang Chef ke Rumah, Demi Siapkan Makan Malam untuk Irwan Mussry

Sebagian besar tempat usaha potong rambut sudah tutup, karena karyawannnya memilih mudik.

"Sepertinya pada takut kena Corona. Makanya banyak yang sudah tutup," ujar Ardi.

Ardi berharap, kondisi seperti ini segera berlalu.

Terlebih, saat ini menjelang masuk bulan Ramadan dan kemudian Lebaran.

"Kalau kondisi terus seperti ini sampai Lebaran, kami enggak tahu bagaimana nanti Lebarannya," ujarnya pasrah. (Tribunnews/Yulis)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Tukang Potong Rambut di Tengah Pandemi Corona: Belum di-Lockdown aja Pelanggan Sudah Sepi

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved