Virus Corona di Bogor
Awal Mula Covid-19 Masuk Ke Kota Bogor, Muncul 4 Klaster hingga Dilakukannya Rapid Test Massal
Warga Kota Bogor yang pertama kali diumumkan positif Covid-19 adalah Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.
Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Diketahui data tersebut merupakan data yang ditampilkan saat rapat terbatas Dinkes Kota Bogor di Balaikota.
Namun meski demikian belum ada keterangan pasti tentang data tersebut.
Muncul Data Orang Dalam Pemantauan (ODP)
Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip Hidayat memberi penjelasan terkait jumlah ODP di Kota Bogor.
Pernyataan tersebut dijelaskan setelah mengikuti peresmian command center penanganan Covid-19 bernama Pusat Informasi Korona Jawa Barat (Pikobar) melalui video conference dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Selasa (10/3/2020).
Ade menyebutkan kondisi di Kota Bogor saat itu ada beberapa orang yang baru saja pulang dari Malaysia dan masuk dalam kategori ODP.
"Kondisi Kota Bogor, sampai hari ini pemantauan terus dilakukan di daerah, ada 19 orang yang berangkat ke Malaysia, 7 orang sudah selesai masa inkubasinya, tinggal 12 orang," katanya.
13 Maret 2020 Muncul Rilis penjelasan update data Covid-19
Pada keterangan pers yang dirilis pada Jumat (13/3/2020) Plt Kadinkes dr Retno menyatakan belum ada yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Bogor.
• Tips Berkendara Motor di Tengah Merebaknya Virus Corona
• Curhatan Wasit Liga 1 saat Kompetisi Diliburkan Dampak Virus Corona, Berharap Ini pada PSSI
Bahkan, 20 warga yang berstatus sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebagian besar dinyatakan negatif Covid-19.
“Per tanggal 13 Maret 2020, orang dengan pemantauan (ODP) tetap 20, 17 diantaranya selesai (dinyatakan sehat setelah melewati masa inkubasi 14 hari), tiga orang lainnya masih pemantauan, hari ini kebetulan hari terakhir pemantauan, kalau hari ini sudah sehat, berarti besok sudah bebas dan dianggap sudah selesai,” ungkap Retno.
Terkait mengenai adanya Pasien dalam Pengawasan (PDP) pada Januari lalu dr Retno menjelaskan bahwa setelah di test swab pasien negatif dan diperbolehkan pulang.
Sementara itu , terkait perkembangan informasi yang menyebutkan seorang pasien positif corona yang meninggal dunia di RS Moewardi Solo punya riwayat menghadiri salah satu seminar di Bogor, Retno mengaku masih berkoordinasi dengan pihak RS dan Dinkes Solo untuk menelusuri.
Namun belakangan dipastikan bahwa seminar tersebut bukan diadakan di Kota Bogor.
Meski demikian saat itu Dinkes Kota Bogor terus melakukan telusur baik ke pihak rumah sakit maupun mentracking kemungkinan adanya aktivitas di luar seminar yang dilakukan di Kota Bogor.