Virus Corona di Bogor
Awal Mula Covid-19 Masuk Ke Kota Bogor, Muncul 4 Klaster hingga Dilakukannya Rapid Test Massal
Warga Kota Bogor yang pertama kali diumumkan positif Covid-19 adalah Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.
Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Sejak Bima Arya secara terbuka menyatakan positif Covid-19, muncul berbagai informasi dan berita terkait sebaran Covid-19 di Kota Bogor.
Muncul empat klaster baru di Kota Bogor yang diduga menjadi menjadi lokasi, tempat atau kegiatan yang terpapar Covid-19.
Klaster pertama yang muncul adalah klaster tempat mahasiswi yang dinyatakan positif covid.
Kemudian selanjutnya adalah klaster Turki/Katulampa yakni Bima Arya Sugiarto.
Setelah itu muncul klaster seminar agama disebuah hotel.
Dan terakhir klaster seminar di Karawang yang juga diikuti oleh pengusaha di Kota Bogor.
Namun meski demikian tidak ada data yang rinci berapa jumlah ODP maupun PDP dalam masing-masing cluster dari hasil tracking ataupun laporan.
Meningkatnya jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP)
Dari klaster tersebut muncul jumlah ODP dan PDP di Kota Bogor.
Dari pada Rabu, 18 Maret 2020 pukul 14.00 WIB s diketahui total jumlah ODP 62, jumlah PDP enam dan jumlah oramg yang positif covid 0.
Namun jumlah tersebut terus meningkat setiap harinya.
Bahkan dari keterangan pers yang dirilisi Jubir Pemkot Bogor untuk siaga Covid-19 dirilis pada Kamis, (2/4/2020), jumlah ODP, 697 PDP 56 , dan terkonfirmasi Positif Covid-19 28 pasien.
Uji Rapid Test Masal
Setelah banyak kasus ODP, PDP dan positif covid di sejumlah wilayah di Jawa Barat termasuk Kota Bogor, pemerintah pusat melalui pemerintah provinsi mengadakan alat rapid test Covid-19.
Hanya dalam waktu 15 sampai 20 menit hasilnya sudah bisa diketahui.
Dalam pembagian jatah rapid test tahap awal Kota Bogor mendapat 800 alat.
Kemudian alat tersebut digunakan pertama kami untuk ODR dan ODP.
ODR sendiri melingkupi Orang Dalam Resiko yang didalamnya termasuk dokter dan perawat serta petugas rumah sakit
Tidak hanya itu klaster lingkar luar ODP dari sebuah seminar di Karawang pun menjadi prioritas.
20 Pengusaha muda di Kota Bogor mendapatkan jatah.
Dari hasil tet tersebut semuanya dinyatakan negatif.
Dihari berikutnya rapid test kembali diadakan dengan metode drive true.
Ada sekitar 145 ODP di Kota Bogor yang menjalani test.
Dari pelaksanaan cek tersebut tiga warga Kota Bogor positif
Alhasil orang yang dinyatakan positif covid pun bertambah.
Namun jumlah ODP berkurang drastis.
Fakta Baru Setelah Pelaksanaan Test Dengan Rapid Test
Pelaksanaan rapid test membuat pemerintah bisa lebih fokus dan lebih bisa memastikan klaster penyebaran covid.
Dari hasil test tersebut kemungkinan di duga Bima Arya Sugiarto bukanlah orang pertama yang positif Covid-19.
Tribunnews.com pun menannyakan kepada Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim melelalui pers rilis melalui streaming youtube terkait darimana asal orang yang positif tersebut terpapar.
Dedie menceritakan bahwa awalnya ada beberapa klaster.
Namun setelah dites menggunakan rapid tes ODP yang masuk ke dalam claster tersebut negatif.
Nanum rupanya ada warga yang positif berasal dari empat klaster yang ada.
"Kemudian dari hasil rapid test ini kita ketahui satu dari tuga orang yang positif saat dilakukan rapid tes di hari Sabtu kita lakukan pemetaan dan penulusuran ternyata yang bersangkutatan satu ODP Positif ini adalah pasien dari seorang dokter," ujarnya.
Dedie menjelaskan sang pasien dan dokter ini bertemu jauh sebelum Wali Kota Bogor tiba di Indonesia.
Namun di luar itu semua Dedie mengatakan bahwa pengecekan masal menggunakan rapid test bisa memetakan peserbaran Covid-19 lebih baik lagi.
"Jadi dari hasil ini kita bisa petakan ini tebalik nih teorinya yang tadi kita pikir penularan ini dari turki ternyata kemungkinan besar teori ini salah dari posisi lain klaster lain itulah kenapa ini salah satu rapid tes ini penting," ujarnya.
Ia pun menegaskan bahwa bahwa dengan rapid test ini pihaknya berharap harap pemetaan klaster bisa lebih baik lagi.
"Kemudian juga kita sudah lakukan pemeriksaan rapid test untuk cluster karawang Alhamdulillah negatif semua kemudin kita lakukan swab untuk klaster di wilayah Kota Bogor ternyata negatif juga kemudina kita lacak lagi dua peserta seminar warga Bogor Kota, rapid juga negatif juga inilah tujuan rapid tes sehingga kita bisa petakan ada klaster baru," ujarnya.