Penjelasan Ahli soal Fenomena Orang Muda dan Sehat Meninggal Gara-gara Corona, Ada 2 Teori
Dilansir dari Guardian, Minggu (5/4/2020); ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan fenomena ini.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2 pada umumnya menyebabkan komplikasi fatal pada orang-orang tua dengan penyakit penyerta.
Namun, mengapa penyakit ini terkadang juga bisa membunuh individu yang masih muda dan sehat, termasuk para staf medis?
Dilansir dari Guardian, Minggu (5/4/2020); ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan fenomena ini.
Genetika
Pertama adalah kerentanan genetik orang tersebut. Salah satu penjago teori ini adalah pakar virologi Michael Skinner dari Imperial College London.
Dia berkata bahwa orang-orang tertentu mungkin memiliki susunan genetik yang membuat mereka merespons dengan buruk infeksi virus corona.
Hal serupa telah ditemukan oleh para peneliti terhadap virus herpes simplex.
Pada beberapa orang, mutasi pada reseptos sel TLR3 di sistem saraf pusat membuat mereka kesulitan melawan ensefalitis atau radang otak yang disebabkan oleh virus ini.
"Bisa jadi kita sedang melihat kerentanan serupa pada beberapa individu yang terkena Covid-19, dan ini membuat mereka menderita lebih akut dari efek samping yang serius," ujar Skinner.
• Dokter Saran Gaya Rambut Kiano Diubah, Paula Verhoeven Tolak Usul Baim Wong : Mau Ribut Apa ?
• Usulan PSBB Sejumlah Daerah untuk Covid-19 Belum Disetujui Kemenkes, Doni Monardo Ungkap Penyebabnya
Muatan virus
Teori lainnya mengusulkan bahwa jumlah virus yang menginfeksi seseorang mungkin ada hubungannya dengan fatalitas penyakit.
Teori ini biasanya digunakan untuk menjelaskan kematian yang dialami oleh para petugas medis yang berhadapan langsung dengan banyak kasus Covid-19.
Edward Parker dari Sekolah Kebersihan dan Kedokteran Tropis London berkata bahwa memang ada laporan awal di China yang mengusulkan bahwa muatan virus yang lebih tinggi menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Ini mirip dengan kasus-kasus SARS dan influenza.
Pakar virologi Alison Sinclair dari Sussex University sependapat.