Erupsi Anak Krakatau
Suara Dentuman Misterius Tak Terdengar di Pos Pemantauan Anak Krakatau, Ini Penjelasan Mbah Rono
Ini analisis ahli vulkanologi, Surono atau yang akrab disapa Mbah Rono soal suara dentuman misterius.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: khairunnisa
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Suara dentuman yang viral di media sosial dikaitkan oleh sebagian warga sebagai suara letusan Gunung Anak Krakatau yang mengalami erupsi.
Padahal menurut Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi ( PVMBG), keduanya sama sekali tidak berhubungan.
Sebab, di wilayah sekitar Gunung Anak Krakatau tidak terdengar suara dentuman tersebut.
Dilansir dari Kompas.com, Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi pada hari Jumat (10/4/2020) sekitar pukul 22.35 WIB.
Berdasar pantauan PVMBG, tinggi abu vulkanik sekitar 657 meter di atas permukaan laut.
Sementara itu, menurut PVMBG, erupsi masih terjadi hingga Sabtu pagi (11/4/2020).
"Dari pantauan PVMBG, terlihat bahwa letusan terus berlangsung sampai Sabtu (11/4/2020) pagi pada pukul 05.44 WIB," ujar Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo melalui keterangan tertulis, Sabtu.
Sementara itu, Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Selatan melaporkan kondisi terkini di Kecamatan Rajabasa.
"Sampai pagi ini belum ada laporan kerusakan. Petugas BPBD dan aparat setempat akan terus memantau dan melaporkannya," ujar Agus.
• Gunung Anak Krakatau Erupsi, Joko Anwar Dengar Dentuman Aneh, Arie Untung : Kayak Bukan dari Bumi
• Gunung Anak Krakatau Erupsi, Warga Lapor Dengar Suara Aneh hingga Ada Hujan Abu
Suara dentuman aneh saat erupsi
Sementara itu, PVMBG juga menjelaskan suara dentuman yang menjadi viral di media sosial, bukanlah dari erupsi Gunung Anak Krakatau.
Dirinya juga menjelaskan, tipe erupsi yang terjadi pada Jumat malam bukan letusan eksplosif dan hanya semburan.
"Biasanya dalam jarak dua kilometer, kedengaran hanya suara desis saja," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Hendra Gunawan saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (11/4/2020).
"Saya sudah konfirmasi petugas pos pengamatan, mereka tidak mendengar karena letusannya juga kecil," tambahnya.
Seperti diketahui, warganet sempat ramai dibahas suara dentuman yang diduga ada hubungannya dengan erupsi gunung yang terletang di Selat Sunda tersebut.
"Iya jam 2 tadi, lagi begadang nonton film. Nah, kedengaran suara gitu, saya kira dari tadi geluduk, mau hujan. Ternyata info teman, Krakatau meletus," ujar Vina warga Cilebut, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Sementara itu, dilansir dari Antara PVMBG menjelaskan tingkat aktivitas gunung yang terletak di Selat Sunda itu berada pada level II atau waspada.
PVMBG mengimbau masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius dua kilometer dari kawah.
Analisis Ahli Vulkanologi soal Suara Dentuman Misterius
Sementara itu, Ahli Vulkanologi dari PVMBG Surono menyampaikan, ia belum mengetahui sumber suara dentuman yang dimaksud oleh sejumlah warganet.
Tetapi, ia menganggap suara tersebut disinyalir dari adanya letusan GAK.
"Saya terus terang tidak tahu sumber suara dentuman tersebut, kecuali yang paling mungkin adanya letusan GAK yang meletus beruntun pagi ini," ujar Surono saat dikonfirmasi terpisah oleh Kompas.com, Sabtu (11/4/2020).
• Mutia Ayu Kangen Suami, Tompi Kenang Ucapan Menyentuh Glenn Fredly saat Diajak Foto: Biar Gewa Lihat
• Glenn Fredly Ternyata Mengeluh Sakit Sejak Januari
Pria yang akrab disapa dengan Mbah Rono ini menyampaikan, hal yang paling berbahaya dari letusan gunung api muda yakni adanya longsoran pemicu tsunami yang terjadi pada Desember 2018.
Adapun longosoran tersebut terjadi lantaran untuk menambah bentuk gunung agar lebih tinggi dan besar.
"GAK mengikuti hukum kodrat alam, sering meletus seperti dulu, pernah satu tahun tidak berhenti, guna membangun tubuhnya supaya tinggi dan besar," ujar Mbah Rono.
Sementara itu, Mbah Rono menjelaskan, saat GAK meletus besar, GAK tidak akan menimbulkan tsunami besar, hanya longsorannya saja yang dapat memicu tsunami.
Dari kejadian pagi ini, Mbah Rono menyampaikan, terjadinya letusan kemarin mengapa justru diributkan saat ini, bukan ketika GAK selama satu tahun meletus secara terus menerus?
Menurutnya, letusan GAK menjadi daya tarik wisata minat khusus di mana para wisatawan sudah paham bagaimana aturan menonton kejadian alam tersebut.
"Siapa yang menikmati atraksi alam GAK?
Beberapa kapal pesiar internasional mewah, kita sempat diundang naik kapal tersebut dan menceritakan megenai ibunya alias Gunung Krakatau yang nakal dengan tsunaminya, sementara si anak yang dinamis ingin cepat besar dengan cara meletus," terang Mbah Rono
Terkait kisah tersebut itulah perbedaan antara fenomena alam, Mbah Rono menganggap fenomena tersebut dapat menjadi tontonan, bukan untuk ditakuti.
• Imbas Corona di Indonesia, 1.506.713 Pekerja Terpaksa Dirumahkan dan di-PHK
• PSBB Untuk Bogor, Depok dan Bekasi Akan Diumumkan Kemenkes Hari Ini
Tidak perlu takut suara dentuman
Terkait dentuman, ia hanya berkomentar bahwa saat malam hari yang sepi, semua orang mengisolasi diri, suara dari kendaraan lenyap terimbas virus corona.
Oleh karena itu, dentuman GAK membahana, mengusir sepi. Karena itulah alam.
"Pernah saya dipanggil Gubernur Banten, Ibu Atut, karena jika malam masyarakat khawatir dengan suara dentuman GAK. Saya jawab, siang juga ada dentuman, tidak terdengar karena bising kendaraan dan lainnya," lanjut Mbah Rono.
Ia megimbau masyarakat untuk tidak perlu takut, sebab Indonesia memiliki banyak gunung api, ini yang menjadi daya tarik jika dibandingkan negara lain.(*)