Teror Virus Corona
Akui Setuju yang Kesusahan karena Covid-19 Bukan Cuma Ojek Online, Driver Ojol Ini Bagikan Makanan
Untuk itu, ia dan teman-temannya membantu para pekerja non formal lainnya yang sama-sama mengais rezeki di jalan.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TRIBUNNEWSBOGOR.COM — Aksi driver ojek online (ojol) berikut ini viral di media sosial.
Sebab, di tengah pandemi Covid-19 ini ia membuat video kesehariannya sebagai driver ojol.
Ia menggambarkan kesehariannya yang sepi orderan.
Namun, ia kerap mendapat bantuan dari pelanggan baik hari yang membelikannya makanan.
Karena sudah makan, pesanan itu pun kemudian ia berikan kepada yang lebih membutuhkan.
Ya, ia sadar betul kalau bukan cuma driver ojol yang kesusahan mendapat orderan di tengah wabah corona ini.
Untuk itu, ia dan teman-temannya membantu para pekerja non formal lainnya yang sama-sama mengais rezeki di jalan.
Dilansir dari Twitter @ryan_nus Rabu (15/4/2020), ia memposting video TikTok.
Pada video itu, tampak dirinya sedang duduk di pinggir jalan menunggu orderan.
“Corona masih berlanjut order masih sepi,” tulisnya.
• KRONOLOGI Penumpang Ngamuk Keluarkan Pisau saat Ditegur Tak Pakai Masker, Ternyata Bawa Pistol Juga
• Bibir Nikita Mirzani Alami Ini saat Coba Narkoba, Nyai Kapok: Gak Kepengen Lagi
Kemudian ia tiba-tiba mendapat pesanan makanan.
Namun sang customer memberikan makananya itu untuk sang driver ojol.
Karena sudah makan siang, ia pun memberikan makanan tersebut kepada penjual es krim.
“Yang sedang kesusahan bukan ojol saja,” tulisnya.
Kemudian ia pun mengendarai motornya lagi untuk mencari orderan lainnya.
Ia percaya kalau rezeki itu tidak akan tertukar.
Kemudian saat sedang mencari orderan lainnya, tiba-tiba ia mendapat kejutan lainnya.
“Tiba-tiba dapet voucher sembako Rp 100 ribu dari Gojek!!,” tulisnya.
Lalu ia bersama rekannya lagsung pergi ke minimarket untuk belanja sembako.
“Temen gw seneng banget dapet sembako gratis,” tulisnya lagi.
• Soal Usulan Pemberhentian Sementara Operasional KRL, PT KCI Tanggapi Begini
• Terkuak Penyebab Kematian Pria dan Wanita Tanpa Busana, Awalnya Korban Diminta Racik Minuman
Ia pun mengucap terimakasih atas bantuan yang diberikam pihak Gojek.
“Selalu percaya rejeki gak akan ketuker,” tulisnya di postingan Twitter.
Tak hanya itu, ia juga memposting beberapa foto dirinya dan rekan-rekannya membagikan makanan untuk orang lain yang juga bekerja di jalan.
Ada pengemudi taksi, pemulung dan lainnya.
“Sangat setuju yg kesusahan karena corona bukan cuma ojol saja.
Oleh karena itu kemarin2 kami driver @GojekOnTwitt @GrabOnTwitt juga sempat membantu menyalurkan bantuan dari para donator, targetnya juga kepada pekerja2 informal ini
Saling bantu yuk,” tulisnya.
Aksi itu pun mendapat dukungan dari Warganet.
Pemerintah Diminta Adil
Langkah PT Pertamina memberikan keringanan bagi pengemudi ojek online ( ojol) berupa cash back 50 persen untuk pembelian BBM non subsidi, dinilai menjadi kebijakan yang istimewa di tengah kondisi yang susah imbas virus corona ( Covid-19).
Namun demikian, Djoko Setijowarno. pengamat transportasi dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat, menilai bila ojol bukan lah satu-satunya profesi pengemudi angkutan umum yang mengalami penurunan pendapatan saat ini.
• Perusahaannya Jadi Mitra Kartu Prakerja, Belva Devara: Saya Siap Mundur dari Stafsus Milenial Jokowi
• Jadwal Belajar dari Rumah Besok di TVRI : Ini Materi untuk PAUD hingga SMA Lengkap dengan Linknya
Karena itu, Djoko mengangga[ pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) harusnya dalam mengambil kebijakan sektor transportasi harus berlaku adil, tidak memihak pada kelompok tertentu.
"Hal itu sangat berpotensi menimbulkan kecemburuan pada pengusaha jasa angkutan lainnya, seperti angkutan kota, taksi, ataupun bus antar kota dalam Provinsi (AKDP) maupun antar kota antar Provinsi (AKAP), bus pariwisata, travel, ojek pangkalan, dan lainnya," ujar Djoko dalam pernyataan resminya, Rabu (15/4/2002).
Menurut Djoko di balik operasional ojol ada perusahaan aplikasi yang sudah menyandang status sebagai perusahaan startup unicorn dengan value triliunan rupiah.
Tapi kenapa para pengemudi ojol yang sebagi mitra kurang diperhatikan oleh pemilik aplikator, bahkan pemerintah memberikan sesuatu yang istimewa.
Djoko mengatakan dari data Direktorat Angkutan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), terdapat 3.650 perusahaan bus atau angkutan di tahun 2019.
Jumlah itu gabungan dari enam jenis layanan, AKAP, antar jemput antar propinsi (AJAP), pariwisatan, angkutan sewa, alat berat, dan bahan berbahaya dan beracun (B3).
"Perhatian apa yang sudah diberikan oleh pemerintah maupun BUMN terhadap angkutan umum. Jumlah itu belum termasuk angkot, AKDP, becak, dan lainnua," kata Djoko.
Angkutan roda tiga seperti bajaj, menurut Djoko saat ini sudah tidak diperhatikan keberadaannya.
Selain wilayah operasinya dibatasi, tambah semakin terpuruk di saat ojol muncul dengan wilayah operasi tanpa batas.
ajaj dibiarkan beroperasi tanpa perlindungan, meski sebagai angkutan umum yang legal.
Pengemudi ojek daring masih punya peluang mendapatkan penghasilan dengan membawa barang.
Sedangkan pengemudi angkutan lainnya tertutup peluangnya karena mobilitas orang berkurang dan moda yang digunakan dibatasi jumlah penumpangnya.
"Jika pemerintah dan BUMN mau adil, tidak hanya pengemudi ojek daring yang mendapatkan cash back untuk pembelian BBM atau bentuk bantuan lainnya, akan tetapi diberikan pula bantuan pada seluruh pengemudi transportasi umum yang lainnya. Ketidakadilan ini harus segera diakhiri," ujar Djoko.