Kabar Artis
Sempat Takut Syirik, Baim Wong Kaget Lihat Respon Kiano saat Dipakaikan Kiswah Makam Rasulullah
Sambil bersalawat, Baim Wong juga tampak menyelimuti Kiano dengan kiswah makam Rasulullah.
Penulis: khairunnisa | Editor: Soewidia Henaldi
Dijelaskan Umar Lubis, kiswah tersebut ibarat benda yang berasal dari sosok yang dicintai umat muslim yakni Nabi Muhammad SAW.
"Kita ngerti apa yang Baim khawatirin. Kalau kita logic-nya gini, kalau Baim cinta banget sama Paula, trus ada kado dari Paula, itu kan Baim pasti akan jaga, akan kangen," jelas Umar Lubis.
• Diberi Handphone Samsung Galaxy Fold Oleh Baim Wong, Johnny Wong Kaget : Gimana Makenya, Aduh
• Kiano Hampir Tenggelam saat Mandi Berenang, Baim Wong Salahkan Paula Verhoeven: Papa Gak Tega Sayang
Belum selesai Umar Lubis menjelaskan, Baim Wong langsung mengangguk dan mengaku telah mendapat poin intinya.
Baim Wong lantas teringat dengan kisah ayah dan mendiang ibunya.
Ya, selepas ibunda Baim Wong meninggal dunia, sang suami, Johny Wong rupanya punya satu permintaan.
Ayah Baim Wong meminta agar semua selimut yang dipakai sang istri sebelum meninggal dunia agar jangan dicuci.
"Iya, enggak usah diterusin, beneran, kemarin ibu saya baru meninggal, jadi selimut yang dari rumah sakit papa ambil, papa bilang 'jangan dicuci ya'. Itu sudah dijawab semuanya," pungkas Baim Wong.

Mengerti soal poin terkait kiswah, Baim Wong pun berseru seraya kagum.
Bahwa kiswah tersebut bukan dijadikan benda yang akan ia dewakan.
Kiswah tersebut hanya sebagai pengingat kecintaan kita kepada Rasulullah SAW.
"Logic-nya itu ya, bukan mendewakan. Wah hebat !" seru Baim Wong.
"Itu kecintaan kita. Dan jangan lupa, kita kan bukan men-Tuhan-kan nabi. Nabi itu tidak mau di-Tuhan-kan. Allah dan malaikat juga bersalawat kepada Nabi Muhammad," imbuh Umar Lubis.
Melanjutkan penjelasannya, Umar Lubis pun memberikan uraian.
Yakni terkait umat islam yang sudah seharusnya merindukan dan senantiasa bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
"Jadi ini ( Nabi Muhammad SAW) bukan manusia biasa, manusia super yang memberi pencerahan kepada alam semesta. Jadi kita bukan mendewakan atau men-Tuhan-kan. Tapi dikasih sayangnya itu yang kita cari, ujar Umar Lubis.*