Kronologi Ibu Muda Bunuh Anaknya yang Berusia 2 Tahun, Telepon Suami dan Mengaku Ingin Bunuh Diri
Ibu muda ini menelepon suaminya dan mengaku telah membunuh anak mereka yang berusia 2 tahun dengan pisau dapur.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Seorang ibu rumah tangga di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah tega menghabisi nyawa anaknya yang masih berusia 2 tahun 11 bulan.
Wanita berinisial OS (24) itu membunuh anaknya dengan pisau dapur.
Usai melukai anaknya dengan pisau dapur, ia pun menelepon sang suami.
Kepada suaminya, OS mengakui perbuatannya yang telah membunuh anak mereka.
Dilansir dari Kompas.com, OS (24) diamankan polisi karena diduga membunuh anak balitanya.
Peristiwa tersebut terjadi di salah satu perusahaan kelapa sawit di Desa Waono Sari, Kecamatan Tualan Hulu pada Sabtu (25/4/2020).
Setelah membunuh sang anak dengan sebilah pisau dapur, OS menelpon suaminya.
Kepada sang suami, OS mengaku jika baru saja membunuh anak mereka.
Sang suami kaget dan sempat tidak percaya.
Namun ia memutuskan untuk pulang ke rumah dan menemukan istrinya duduk di ruang tamu sambil memegang pisau berlumuran darah.
• Suteng Niat Ganti Biaya Operasi Tumor Rahim Pakai Surat Deposito, Ashanty : Udah Gua Robek
• Polisi Ungkap Motif Pengamen Jalanan yang Nekat Bunuh Wanita di Depok
Sang suami lalu masuk mencari anaknya dan menemukan darah dagingnya tergeletak berlumuran darah.
Ia kemudian kembali mendatangi istriya untuk menanyakan apa yang terjadi di rumah.
Pada suaminya, OS mengaku telah membunuh anaknya dan ingin bunuh diri.
Mendengar hal itu, ia langsung merebut pisau yang ada di tangan OS dan berteriak meminta bantuan.
Warga sekitar kemudian berdatangan dan ikut mengamankan ibu muda tersebut.
Bocah 2 tahun yang terluka parah tersebut lalu dilarikan ke klinik kesehatan.
Sayangnya nyawa balita itu tak bisa diselamatkan.
Ia dinyatakan meninggal dunia dengan luka tajam di tubuhnya.
Polisi kemudian mengamankan OS dan meminta keterangan tersangka serta sejumlah saksi untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya.
"Kami tidak ingin berspekulasi dulu tentang motif pembunuhan. Pemeriksaan sedang dilakukan secara intensif untuk mengetahui kronologis yang sebenarnya. Nanti akan kami sampaikan perkembangannya," ujar Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Mohammad Rommel, di Sampit, Senin (27/4/2020).
• Ramalan Zodiak Besok Kamis 30 April 2020 - Taurus Bertemu Jodoh, 3 Zodiak Ini Bakal Kena Masalah
• Janjian Tawuran di Medsos, Polisi Buru Pelaku yang Tewaskan Anak di Bogor
Kejadian serupa juga pernah terjadi di Lampung Selatan.
Kasus dua anak diduga dibunuh oleh ibu kandungnya sendiri di Lampung Selatan menggegerkan warga.
Pelaku berinisial CJ (28), warga Dusun Karang Sari, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan diduga mengalami depresi dan menganiaya kedua anak kandungnya, GD (5) dan SM (11) hingga tewas.
Kakak beradik itu tewas dalam jangka waktu lima hari berselang.
SM meninggal pada Jumat (17/4/2020) dan GD pada Selasa (21/4/2020).
Berikut ini sejumlah fakta yang terungkap dari kasus tersebut.
1. Pelaku depresi setelah bercerai
Mbah Markam (80), orangtua pelaku CJ mengungkapkan, anaknya itu mulai terlihat dan berperilaku seperti orang depresi sejak bercerai. Menurut Mbah Markam, CJ dan sang suami, SU (35) bercerai dua tahun lalu.
Namun, keduanya rujuk kembali pada Februari 2020 kemarin.
"Setelah pisah (cerai) dia (CJ) seperti orang depresi. Cucu saya ikut ibunya tinggal di sini," kata Mbah Markam di kediamannya, Rabu (22/4/2020).
• Kronologi Istri Tewas Seusai Video Call saat di Kamar Mandi, Pelaku Lakukan Ini Usai Pesta Narkoba
• Lihat Gaya Tidur Jeje Govinda, Syahnaz Sadiqah Takut Bayi Kembarnya Begini: Oh Please Jangan !
2. Pelaku sering memukul jika kambuh
Menurut Mbah Markam, perilaku depresi anaknya, CJ jika kondisi kejiwaan sedang kambuh, suka memukul orang.
CJ akan memukul siapa pun yang berada di dekatnya.
"Suka main tangan (memukul). Cucu saya yang paling sering dipukul," kata Mbah Markam.
Bahkan, para tetangga yang sering melerai saat pelaku CJ sedang menganiaya GD dan SM, justru menjadi sasaran pemukulan.
"Kalau sedang normal, anaknya (CJ) pendiam dan penurut," kata Mbah Markam.
3. Tetangga maklumi perilaku depresi pelaku
Perilaku depresi CJ sudah diketahui para warga dusun. Tetapi, oleh keluarga, CJ belum pernah diperiksa ke rumah sakit jiwa untuk memastikan kondisi kejiwaannya.
"Orang (warga) sini sudah hapal. Kalau lagi kumat, mukul anaknya, dibilangin gak masuk. Malah tetangga yang dipukul," kata Mbah Markam.
4. Polisi belum bisa periksa pelaku
Kanit Reskrim Polsek Penengahan, Ipda Sugiyanto (Gianto) mengatakan, pihaknya belum bisa mengambil keterangan dari pelaku CJ.
Menurut Gianto, pelaku selalu menjawab dengan melantur ketika ditanya.
"Belum bisa diperiksa, jawabannya melantur. Jadi kami bawa dahulu ke RSJ Kurungan Nyawa untuk diobservasi dokter," kata Gianto.