Pengakuan Tukang Sayur yang Bacok Penagih Utang Hingga Jarinya Putus: Jangan Sok Jagoan di Sini!

AS menceritakan awal mula terjadi keributan dengan korban yang datang menagih utang ke rumah kontrakannya.

Penulis: Damanhuri | Editor: Damanhuri
TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar
Tersangka penganiayaan Agus Sorono di Mapolres Bekasi Kota, Kamis, (14/5/2020). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Seorang tukang sayur berinisial AS (43) hanya bisa pasrah menerima nasibnya.

AS kini harus berurusan dengan hukum lantaran membacok penagih utang bernama Leonardus Saka yang datang ke rumahnya.

Akibatnya, sang penagih utang pun terluka parah seusai berduel dengan tukang sayur.

Peristiwa nahas itu terjadi di sebuah rumah kontrakan di Jalan Lingkar Bambu, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Selasa, (12/5/2020).

AS mengaku tersulut emosinya karena perkataan korban ketika datang menagih utang ke rumah kontrakannya.

AS menceritakan awal mula terjadi keributan dengan korban yang datang menagih utang.

Dia menjelaskan, awalnya korban Leonardus datang seorang diri ke rumah kontrakannya sekira pukul 17.30 WIB.

Di rumah kontrakan tersebut, korban tidak langsung bertemu dengan AS, namun dengan istrinya.

Sang istri berusaha memberikan penjelasan mengenai pembayaran utang yang belum dapat dibayar.

Tetapi, korban saat itu tidak dapat menerima penjelasan istri Agus hingga suasana mulai memanas.

"Bukan emosi pak, tadinya (korban) ribut sama istri saya, saat itu saya tidak menjawab diam saja karena saya mengakui kesalahan saya," ungkapnya di Mapolres Metro Bekasi Kota, Jalan Pramuka, Bekasi Selatan, Kamis (14/5/2020) seperti dikutip dari tribun Jakarta.

Sosok Pelaku yang Hamili Siswi SMP Pembunuh Bocah 5 Tahun Terungkap, NF Disetubuhi 3 Orang

Kronologi Bank Keliling Dibacok Tukang Sayur, Pelaku Ambil Golok saat Lihat Korban Ambil Bambu

Namun situasi makin tidak terkendali, AS yang tadinya diam justru mulai tersulut emosinya.

Apalagi ketika mendengar perkataan korban yang menyebut dirinya sok jagoan.

"Disaat itu saya cekcok sama dia, dia berkata jangan sok preman, jangan sok jagoan disini, saya bilang saya bukan preman saya bukan jagoan, ditusuk pun saya bisa mati," papar AS.

Korban dan pelaku yang sama-sama tersulut emosi mulai melancarkan serangan, perkelahianpun tidak terhindari.

Puncaknya, korban mulai mengambil bambu yang ada di sekitar lokasi kejadian.

ilustrasi penganiayaan
ilustrasi penganiayaan (Tribunnews.com/Ilustrasi)

AS yang sudah kalap pun berlari ke dalam rumah dan mengambil sebilah parang karena melihat korban mengambil bambu.

Sang pedagang sayur pun langsung menyerang korban tanpa ampun.

Akibat serangan AS, korban mengalami luka parah pada bagian tangan sebelah kanan.

Dua jarinya, jempol dan telunjuk putus saat berusaha menangkis sabetan parang yang dilancarkan pelaku.

AS mengaku sedang mengalami massa sulit di tengah pandemi Covid-19.

Agus mengatakan omzet dagangannya selama pandemi Covid-19 menurun drastis.

"Masih jualan cuma sepi aja, (gara-gara Covid-19) iya pak," katanya.

Terancam 5 Tahun Penjara

Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Wijonarko mengatakan, AS diancam hukuman pidana kurungan penjara lima tahun akibat perbuatanya.

"Tersangka dikenakan Pasal 351 ayat 2 KUHP tentang penganiayaan berat dengan ancaman pidana lima tahun penjara," kata Wijonarko.

Wijonarko menambahkan, kasus penganiayaan ini dipicu akibat perkara tagihan utang, korban berusaha menagih uang ke korban sebesar Rp150 ribu.

Dari hasil penyelidikan pihaknya, korban memang sudah beberapa kali melakukan penagihan.

Tetapi, karena pelaku dalam kondisi sulit tidak mampu membayar tagihan sebesar Rp150 ribu tersebut.

"Korban ini sudah berulang kali melakukan penagihan terhadap pelaku, namun memang dia sudah mejelaskan dalam kondisi sulit, sehingga tidak bisa memenuhi keinginan dari korban dan terjadi cekcok mulut serta keributan," terangnya.

Protitusi Online di Aceh Libatkan 7 Mamah Muda, Tarifnya Rp 500 Ribu Sekali Kencan

Pengakuan Mucikari Postitusi Online Aceh, Sediakan 5 Mamah Muda untuk Layani Pria Hidung Belang

Teman korban cari tukang sayur

Sejumlah teman korban sempat mendatangi rumah AS.

Pembacokan yang menimpa penagih utang bernama Leonardus Saka sempat mengundang reaksi sejumlah rekan korban mendatangi lokasi kejadian.

Suasana sempat mencekam ketika jumlah massa yang datang kian banyak.

Mereka hendak mencari pelaku yang telah melukai rekannya saat berusaha menagih utang.

Kepala Seksi Pemtrantibmum Kelurahan Ciketing Udik, Adventus Pardosi mengatakan, massa yang datang jumlahnya cukup banyak.

Mereka mayoritas berasal dari salah satu organisasi masyarakat (ormas) yang kebetulan korban aktif di dalamnya.

"Mereka datang dari mana aja, ada yang dari Gunung Putri Bogor, Cibubur, mereka berkumpul di sekitaran lokasi kajadian," kata Adventus kepada TribunJakarta.com.

ILUSTRASI Penganiayaan
ILUSTRASI Penganiayaan (Shutteras.comstock via Komp)

Dia menjelaskan, massa yang hadir untuk membela korban juga terpancing infomasi yang dianggap keliru.

"Jadi tersulut, ada kabar bahwa, korban dibacok pada bagian kepala lalu ada kabar pelakunya warga Ciketing Udik, padahal bukan, dia (pelaku) mengontrak di sini," jelasnya.

Cerita Bocah SD Melahirkan Bayi Seusai Tidur di Depan TV, Ibu Korban Terkejut Lihat Perut Putrinya

Massa yang sudah berkumpul dengan jumlah cukup banyak itu akhirnya dapat dikendalikan, Adventus bersama tokoh masyarakat dan unsur kepolisian mencoba memberikan klarifikasi.

"Itu sampai jam 3 malam kita panggil tokohnya yang juga ketua ormas, kita buat klarifikasi supaya teman-teman korban enggak kesulut emosi," paparnya.

Adapun aksi pembacokan terjadi di rumah kontrakan pelaku di Jalan Lingkar Bambu, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Selasa (12/5/2020) sekira pukul 17.30 WIB.

(TribunnewsBogor.com/Tribun Jakarta)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved