PSBB di Bogor

Bima Arya Kesal Pengunjung Pasar Anyar Belanja Baju Lebaran Pakai Uang Bansos : Saya Geram

Bima Arya Geram Lihat KTP Pengunjung yang Rela Berdesakan di Pasar Anyar Bogor, Ternyata Penerima Bansos

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
Twitter/hendi_setiadi
Warga Bogor padati jalan sekitar Pasar Anyar hingga buat kemacetan panjang pada Minggu, (17/5/2020). (Twitter/hendi_setiadi) 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Video kepadatan pengunjung Pasar Anyar, Kota Bogor beberapa hari lalu menjadi viral di media sosial.

Wajar saja, kepadatan di Pasar Anyar terjadi saat masa Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) di Kota Bogor masih diberlakukan.

Wali Kota Bogor Bima Arya juga sempat meninjau langsung ke Pasar Anyar.

Bima Arya semakin berang ketika bertemu dengan seorang pengunjung Pasar Anyar yang ternyata adalah penerima bantuan dari pemerintah.

Bima Arya menceritakan hasil peninjauannya itu di acara Mata Najwa, Rabu (20/5/2020).

Bima Arya mengatakan, kondisi di Pasar Anyara memang selalu ramai setiap tahun jelang lebaran.

Melansir Tribunnews.com, Saat turun ke lapangan, Bima Arya melihat banyak pengunjung yang mayoritas adalah ibu-ibu yang ingin berbelanja.

Namun, Bima Arya juga tak menyangka Pasar Anyar tetap ramai di tengah pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Bima Arya mengaku kesal dan marah melihat warganya tidak mematuhi anjuran dari pemerintah untuk tetap berada di rumah.

Ia juga sedih ketika mengingat para perawat yang sempat mendampinginya saat teinfeksi Covid-19 beberapa waktu lalu.

"Memang sebetulnya pemadangan setiap tahun, tapi terus terang kalau di masa PSBB masih seperti itu," terang Bima Arya.

"Jadi begitu turun ke pasar, marah iya, kesal, geram, sedih juga banyak."

"Saya membayangkan perawat yang merawat saya waktu itu," tambahnya.

Bima Arya menyampaikan, situasi di Pasar Anyar beberapa waktu lalu adalah kegalauan antara tradisi dan pandemi.

Di mana memang setiap tahun, masyarakat akan berbondong-bondong membelanjakan tunjangan hari raya (THR) mereka untuk kebutuhan lebaran.

Namun di tengah situasi seperti ini, mereka juga tetap harus waspada karena Covid-19 adalah penyakit menular.

Saat turun ke lapangan, Bima Arya sempat menanyai satu pengunjung yang membeli baju di Pasar Anyar.

Pengujung tersebut yang merupakan seorang ibu mengaku takut dengan adanya Covid-19.

Akan tetapi demi anaknya, ia nekat berdesak-desakan untuk membelikan baju baru.

Tidak hanya itu, Bima Arya juga menemukan banyak pengunjung yang memborong baju.

Ada yang akan diberikan kepada keluarga mereka ketika lebaran nanti.

Dan ada juga yang membeli untuk dijual kembali di kampung halamannya.

"Saya lihat pertama antara tradisi dan pandemi," jelas Bima Arya.

"Beberapa kita ambil ibu-ibu kita tanya, katanya takut Covid, mereka mau anaknya punya baju baru."

"Ada yang beli untuk keluarga atau dijual lagi di kampungnya," imbuhnya.

Bahkan Bima Arya menemukan ada seorang pengunjung yang ternyata penerima bansos dari pemerintah.

Saat itu, pengunjung tersebut diminta kartu identitasnya setelah membeli beberapa barang.

Setelah dicocokan dengan sistem Pemerintah Kota Bogor, diketahui pengunjung ini adalah penerima bansos.

Mengetahui hal itu, Bima Arya mengaku sangat geram karena ada masyarakat yang tidak menggunakan bansos dengan bijak.

Ia justru membelanjakan bansos untuk barang-barang konsumtif.

"Satu di antara pengunjung kita minta KTPnya, ternyata penerima bantuan," ungkap Bima Arya.

"Saya geram karena bantuan dari pemerintah justru dibuat membeli barang konsumtif," lanjutnya.

4 Orang Reaktif Covid-19

Empat dari 131 orang yang mengikuti rapid test massal di Pasar Anyar dianyatakan reaktif Covid-19, Senin (18/5/2020).

"Iya empat reaktif, dua warga Kota Bogor, satu warga Kabupaten Bogor dan satu pengunjung yang datanya masih diperdalam," ujar Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim.

Dedie mengatakan bahwa Dinkes Kota Bogor akan menjadwalkan untuk dilakukan swab test besok.

Petugas Dinas Kesehatan Kota Bogor mendatangi satu persatu lapak pedagang dan memilih pengunjung secara acak untuk mengikuti rapid test masal di Pasar Anyar, Senin (18/5/2020).
Petugas Dinas Kesehatan Kota Bogor mendatangi satu persatu lapak pedagang dan memilih pengunjung secara acak untuk mengikuti rapid test masal di Pasar Anyar, Senin (18/5/2020). (TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho)

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Dr Sri Nowo Retno mengayakan bahwa pihaknya tadi menyiapkan sekitar 200 alat rapid test.

Namun hanya 131 orang yang ikut melakukan rapid test.

Dr Retno mengatakan pelaksanaan test di pasar untuk menjaring potensi penyebaran virus corona.

"Iya karena saat ini pasar menjadi titik potensi penyebaran Covid, dan ada beberapa titik lainnya juga," katanya.

Akses Ditutup

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor melakukan pembatasan akses masuk bagi kendaraan menuju Pasar Kebon Kembang atau biasa disebut Pasar Anyar.

Pembatasan ke wilayah Pasar Anyar dilakukan untuk antisipasi kerumunan dan kepadatan lalu lintas.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Bogor Dody Wahyudin mengatakan ada beberapa titik penyekatan dan satu akses jalan yang ditutup permanen menggunakan barier beton.

"Jadi untuk askes jalan yang ditutup permanen hanya di Jalan MA Salmun kalau di jalan lain kita perketat pengawasannya," katanya.

Dinas Perhubungan Kota Bogor melakukan pembatasan dan meperketat akses masuk menuju wilayah Pasar Anyar untuk antisipasi agar tidak terjadi kerumunan dan kepadatan arus lalu lintas di Pasar Anyar saat PSBB tahap 3 di tengah pandemi wabah Covid-19.
Dinas Perhubungan Kota Bogor melakukan pembatasan dan meperketat akses masuk menuju wilayah Pasar Anyar untuk antisipasi agar tidak terjadi kerumunan dan kepadatan arus lalu lintas di Pasar Anyar saat PSBB tahap 3 di tengah pandemi wabah Covid-19. (TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho)

Dody mengatakan bahwa penutupan jalan dan pembatasan tersebur sudah dilakukan sejak malam tadi.

Dalam rekayasa lalu lintas tersebut beberapa jalan yang diperketat pengawasannya diantaranya di Jalan Sawo Jajar, Jalan Pengadilan, dan Jalan Dewi Sartika.

"Yang bisa melintas hanya yang benar-benar mendesak atau memang ada angkutan bahan pokok yang ingin bongkar muat," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved