Kisah 3 Yatim Piatu di Mamuju: Ibunya Tewas Dimutilasi, Sang Ayah Menyusul Setelah Ditembak Polisi
Ketiga bocah tersebut yakni AL (8), AH (5) dan balita berusia 2,5 tahun berinisial IN.
Penulis: Damanhuri | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Tiga bocah di Mamuju, Sulawesi Barat menjadi anak yatim piatu setelah kedua orangtuanya meninggal dunia.
Ketiga bocah tersebut yakni AL (8), AH (5) dan balita berusia 2,5 tahun berinisial IN.
Kematian kedua orangtuanya hanya berseleng sehari.
Sang ibu yakni Hasna tewas mengenaskan lantaran dimutilasi.
Sementara itu, ayahnya Yusuf tewas seusai terkena timah panas aparat kepolisian.
Peristiwa yang cukup memlikukan ini dialami tiga bocah di Dusun Rawa Indah, Desa Bojo, Kecamatan Budong-budong, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.
Seperti diketahui, Yusuf yang diduga gangguan jiwa ditembak oleh polisi seusai membunuh dan memutilasi tubuh istrinya sendiri.
Yusuf sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong.
Kasat Reskrim Polres Mamuju, Iptu Agung membenarkan pelaku meninggal dunia di RS Bhayangkara Mamuju sekitar pukul 20.30 Wita.
"Iya pelaku meninggal dunia di RS Bayangkara Mamuju tadi malam," kata Iptu Agung via WhatsApp, Selasa (2/6/2020) dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribun Timur.com
Yusuf meninggal dunia setelah mengalami kritis.
Dia terpaksa dilumpuhkan petugas dengan senjata api karena melakukan perlawanan dan menyerang petugas saat berusaha ditangkap.
Dia mengatakan jenazah pelaku sudah dipulangkan kembali ke Mamuju Tengah untuk dikebumikan.
"Tadi malam langsung dibawa pulang setelah dinyatakan meninggal di RS Bhayangkara," tuturnya.
Kronologi
Hasnah, ibu tiga orang anak tewas di rumahnya sendiri yang berlokasi di Desa Bojo, Kecamatan Budong-budong, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
Yusuf yang merupakan suami korban sempat mengamuk sambil memegang parang.
Bahkan, anak korban yang berusia 8 tahun lari ketakutan ketika melihat ayahnya memeluk jasad sang ibu yang sudah tewas bersimbah darah.
• Kesaksian Anak yang Rekam Ibunya saat Dianiaya Ayah Karena Minta Uang Belanja: Sudah Tak Tahan
• KRONOLOGI Suami Banting Istri ke Lantai Gara-gara Minta Uang Belanja, Anak Korban Histeris

Anak korban yang lari keluar rumah langsung diselamatkan oleh warga setempat.
Kasat Reskrim Polres Mateng, Iptu Agung mengatakan sebelum terjadi insiden pembunuhan, seorang kerabat korban yakni Asri sempat melihat pelaku membawa parang.
Saksi mengaku sempat singgah di rumah pelaku dan korban.
Saat itu, Asri meminta agar parang itu diserahkan, namun pelaku menolak.
Saksi yang saat itu takut menjadi sasaran pelaku memilih melapor ke Polres setempat.
"Saksi langsung melapor ke Polres bahwa ada orang mengamuk dan membawa parang di atas rumah," katanya dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribun Timur
Korban Sudah Tewas saat Polisi Datang
Peristiwa sadis itu terjadi sekitar pukul 07.00 Wita, Senin (1/6/2020).
Saksi pun kaget saat kembali dari kantor polisi mendengar teriakan korban.
Bahkan, anak korban berinial AL (8) lari ketakutan dari dalam rumahnya.
Tak hanya itu, warga juga melihat tetesan darah segar dari dalam rumah korban.
Namun, saat itu warga belum berani mendekat lantaran pelaku memegang senjata tajam.
Aparat kepolisian personel Polres Mateng baru tiba di lokasi kejadian pada Pukul 09.30 Wita.
Kabid Humas Polda Sulawesi Barat, AKBP Syamsu Ridwan, korban HS meninggal dengan kondisi tangan terputus akibat sabetan parang.
"Pergelangan tangan kiri putus, leher terluka dan mengalami luka bacokan disekujur tubuh korban," kata AKBP Syamsu.

Pelaku histeris peluk jasad istrinya
Setelah polisi datang, warga dan beberapa polisi masuk ke dalam rumah guna melakukan negosiasi dengan pelaku.
Namun, nahas korban sudah dalam kondisi tidak bernyawa dengan beberapa bagian tubunya termutilasi.
Sementara itu, pelaku Yusuf histeris memeluh tubuh istrinya yang tewas ditangannya.
"Korban sudah ditemukan dalam keadaan bersimbah darah dan sudah tidak bernyawa.
Serta pelaku dalam keadaan histeris, menangis dan memeluk tubuh korban yang sudah tidak bernyawa," ungkapnya.
Pelaku Menyerang Polisi dan Warga
Polisi yang datang ke lokasi kejadian berusahan melakukan negosiasi dengan pelaku.
Namun, tersangka Yusuf rupanya tidak menghiraukan aparat.
Malahan, ia kembali mengambil parang untuk menyerang anggota Polres Mateng.
"Bahkan melompat keluar rumah dan menyasar warga secara brutal," ungkapnya.
Pelaku Ditembak
Personel Polres Mateng terpaksa melakukan tembakan peringatan.
Tembakan peringatan yang diletuskan aparat tak juga membuat pelaku berhenti berulah.
Lantaran membahayakan nyawa warga dan petugas, salah satu anggota mengambil tindakan tegas yakni melumpuhkan korban dengan tembakan dibagian pahanya.
"Anggota mengarahkan tembakan sebanyak satu kali menggunakan senjata api dan mengenai bagian paha kiri kemudian pelaku diamankan dan dibawa ke RSUD Mateng," jelas Kasat Reskrim Polres Mateng, Iptu Agung.
• Cerita Pak Lurah Kampungnya Diteror Pocong Jadi-jadian: Larinya ke Tanah Kosong
• Kisah Pilu Pengantin Baru yang Hamil Karena Ulah sang Kakek dan Teman Kakaknya, Ini Kronologinya
Polisi masih mendalami motif kasus pembunuhan yang dilakukan oleh suami kepada istrinya.
Namun, menurut informasi yang didapat petugas di lapangan, pelaku diduga mengalami gangguan jiwa sepulang bekerja di Malaysia.
"Menurut informasi tentangga, pelaku diduga mengalami gangguan kejiwaan setelah kembali dari Malaysia sebagai TKI," ungkapnya.
(TribunnewsBogor.com/Tribun Timur)