Belajar dari Rumah
Ridwan Kamil Prediksi Masuk Sekolah Januari 2021, Anies Baswedan Tunda Sampai Kondisi Aman
Urung membuka sekolah pada 13 Juli 2020, Anies Baswedan ikut Ridwan Kamil menunda kegiatan belajar mengajar di DKI Jakarta.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Beberapa pemerintah tampaknya mulai satu suara soal rencana membuka kembali sekolah.
Beberapa memutuskan untuk menunda jadwal masuk sekolah kembali, termasuk DKI Jakarta.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil malah memprediksi masuk sekolah baru akan dilakukan pada awal tahun 2021.
Dilansir dari Kompas.com, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ada kemungkinan kegiatan belajar mengajar di sekolah pada 13 Juli 2020 akan diundur.
Sebab ia menegaskan, kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak akan dimulai sampai kondisi Jakarta benar-benar aman dari penyebaran Covid-19.
"Kami di Gugus Tugas memutuskan, belajar mengajar di sekolah belum dimulai dahulu. Tidak akan dimulai sampai kondisinya aman," ujar Anies Baswedan dalam siaran YouTube Pemprov DKI, Kamis (4/6/2020).
Anies Baswedan juga menjelaskan, tahun ajaran 2020/2021 dimulai pada 13 Juli 2020.
Namun, kegiatan belajar mengajar di sekolah belum tentu dimulai pada waktu tersebut.
"13 Juli bisa jadi kita masih tetap belajar di rumah . Jangan sampai ada yang menganggap tahun ajaran itu sama dengan belajar di sekolah," kata Anies Baswedan.
Adapun, jumlah kasus positif Covid-19 di Jakarta mencapai 7.539 pasien per Kamis siang ini.
• Prediksi Ridwan Kamil, Jadwal Masuk Sekolah di Jawa Barat Januari 2021
• Gubernur Anies Baswedan : Belajar di Sekolah Tak Akan Dimulai Sampai Kondisinya Aman
Dari jumlah tersebut, 2.530 orang dinyatakan telah sembuh dan 529 orang meninggal dunia.
Sedangkan, 1.699 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 2.781 orang melakukan isolasi mandiri di rumah
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, aktivitas pendidikan di sekolah diprediksi baru bisa dilaksanakan pada Januari 2021.
Hal itu berdasarkan hasil diskusi terakhir yang dibahas dalam rapat.
"Pendidikan belum dibuka, masih kita bahas. Wacana yang mengemuka, nanti Januari 2021. Itu yang paling bisa kita perhitungkan," ujar Emil sapaan akrab Ridwan Kamil dalam konferensi pers di Makodam III Siliwangi, Selasa (2/6/2020).
Meski demikian, sampai saat ini belum ada keputusan final soal kapan dimulainya aktivitas pendidikan di sekolah.
Emil mengatakan, pihaknya tidak ingin tergesa-gesa untuk membuka sekolah, lantaran tidak ingin mengambil risiko yang bisa berbahaya pada anak.
"Tapi kalau ada keputusan tidak di Januari, nanti kita sampaikan secara khusus, karena kita butuh waktu. Kita tidak mau mengorbankan anak-anak yang di Jabar hampir nol (kasusnya) terpapar oleh Covid-19. Ini rasio yang kita jaga," tutur Emil.
Sementara itu, Emil menugaskan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum untuk mencari format manajemen kesehatan di ranah pendidikan pesantren.
Ia meminta Uu untuk segera berkoordinasi dengan elemen terkait, supaya bisa segera membahas hal tersebut.
• PSBB DKI Jakarta Diperpanjang, Anies Baswedan Sebut Juni Masa Transisi
• BREAKING NEWS - Polisi Ungkap Kasus Narkoba di Sukabumi, 402 Kilogram Sabu Disita
"Pesantren agak beda, mereka di asrama berdempetan. Pak Wagub sudah saya tugaskan minggu ini untuk konsolidasikan agar pesantren punya protokol yang aman dan juga kuat dalam melawan penyebaran Covid-19," kata Emil.
PSBB Dilonggarkan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta dapat dilonggarkan.
Hal ini berdasarkan indikator pelonggaran pembatasan sosial yang disusun oleh tim pakar dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia yang dipimpin oleh Dr Pandu Riono. Dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui Youtube Pemprov DKI Jakarta, Anies menyampaikan ada tiga tingkatan nilai dalam riset indikator pembatasan sosial tersebut.
“Para pakar membagi dalam tiga tingkatan nilai berdasarkan kriteria epidemiologi, kesehatan publik, dan fasilitas kesehatan," kata Anies, Kamis (4/6/2020).
Sebuah wilayah baru dapat melonggarkan penerapan pembatasan sosial apabila nilai dari masing-masing indikator tersebut di atas 70.
Menurut Anies, nilai tiga indikator DKI Jakarta di bawah 70 pada Maret hingga pertengahan Mei 2020.
“Kita merah bergerak kuning. Akhirnya, Alhamdulillah, dalam dua minggu terakhir angkanya menunjukkan angka yang positif dalam artian hijau,” ungkap Anies.
Anies menyampaikan, nilai indikator DKI Jakarta mampu melebihi angka 70 sehingga penerapan PSBB di Jakarta dapat mulai dilonggarkan.
• PSBB Akan Berakhir Hari Ini, Penambahan Kasus Covid-19 di DKI Jakarta Masih Tinggi
• PSBB Akan Berakhir Hari Ini, Penambahan Kasus Covid-19 di DKI Jakarta Masih Tinggi
“Epidemiologi kita skornya 75, kesehatan publik nilainya 70, fasilitas kesehatan Alhamdulillah berkat pembangunan sistem yang kita lakukan untuk antisipasi Covid-19, skor kita 100,” tutur Anies.
“Dari semua, total skornya 76 dan dengan total skor itu artinya pembatasan sosial dapat mulai dilonggarkan,” ujarnya.
Adapun, jumlah kasus positif Covid-19 di Jakarta mencapai 7.539 pasien per Kamis siang ini.
Dari jumlah tersebut, 2.530 orang dinyatakan telah sembuh dan 529 orang meninggal dunia.
Sedangkan, 1.699 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 2.781 orang melakukan isolasi mandiri di rumah