Info Kesehatan
Mitos atau Fakta, Istri Orgasme Lebih Dulu Bakal Lahir Anak Perempuan? Ini Kata Dokter
Salah satu anggapan yang beredar adalah jika istri mengalami orgasme saat berhubungan intim, maka jenis kelamin anak adalah perempuan, benarkah?
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Ada banyak mitos seputar seks yang beredar di masyarakat. Termasuk mitos tentang kehamilan.
Salah satu anggapan yang beredar adalah jika istri mengalami orgasme saat berhubungan intim, maka jenis kelamin anak adalah Perempuan.
Nah, apakah anggapan tersebut fakta atau hanya mitos? Ini penjelasan sang Dokter.
"Saya kira itu lebih banyak mitosnya. Tidak seperti itu," ungkap Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) dalam Live Instagram bersama @siapnikah_official, Jumat (19/6/2020).
Hasto menjelaskan, sperma mengandung kromosom X dan Y.
• Stres Berat Badan Naik 20 Kg, Irish Bella Dibandingkan oleh Shireen Sungkar: Aku Dibilang Kayak Paus
• Niat Sholat Duha 2 Rakaat Tiap Pagi Hari, Ini Keutamaannya Bisa Datangkan Rezeki
Faktor yang dapat memengaruhi jenis kelamin bayi adalah waktu berhubungan intim.
Jika menginginkan anak Perempuan, maka berhubungan intim dua hari sebelum masa subur.
Sementara jika menginginkan anak laki-laki maka berhubungan intim tepat pada hari H masa subur.

Hasto mengakui ada banyak mitos yang beredar seputar seks dan kehamilan, namun untuk menentukan jenis kelamin anak ada perhitungan ilmiah yang bisa dilakukan.
"Jadi menghitungnya berdasarkan dasar masa hidup sperma. Tapi, kecenderungan ya bukan 100 persen," tuturnya.
• Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini, Minggu 21 Juni 2020: Pisces Makin Romantis, 3 Zodiak Temukan Jodoh
• Tata Cara dan Niat Sholat Gerhana Matahari Cincin 21 Juni 2020 Sendiri di Rumah
Durasi Bercinta yang Sehat Butuh Berapa Lama? Ini Penjelasan Dokter
Hubungan seksual bisa mendatangkan kebahagiaan yang bisa meningkatkan keharmonisan rumah tangga dan mood karena ada perasaan senang.
Lalu berapa lama sih durasi bercinta atau hubungan seksual yang sehat?
Medical Sexologist dr. Binsar Martin Sinaga FIAS menyebutkann sebenarnya durasi hubungan seksual 30 menit saja cukup.
30 menit ini sudah termasuk dengan pemanasan sebelum melakukan hubungan seksual atau yang dikenal dengan istilah foreplay.
"Durasi yang sehat sejak dari foreplay, dari permainan pendahuluan, dari cumbu lalu meraba sampai terjadi penetrasi dan akhirnya selesai WHO berkata 30 menit," ungkap dr. Binsar saat ditemui di tempat praktinya di Raditya Medical Center, Depok, Jawa Barat, Kamis (18/6/2020).
Dr. Binsar mengatakan bagi yang sudah mulai masuk usia 45 tahun tidak perlu memaksakan harus sampai berjam-jam berhubungan seksual karena 30 menit saja sudah pas.
Kemudian di usia 45 tahun juga sudah mulai ada penurunan hormon testosteron sehingga fisik sudan mulai mudah merasa lemah.
• Hari Ini Presiden Jokowi Ulang Tahun ke-59, Ramai Ucapan Selamat dan Doa
Berhubungan seksual memang menjadi hal yang wajib dilakukan pasangan, tidak hanya sebagai menyalurkan hasrat atau nafsu, namun ini juga berkaitan dengan peningkatan manfaat pada tubuh dan otak.
Mungkin kita pernah mendengar bahwa setelah berhubungan seksual, seseorang dapat menangis secara tiba-tiba. Sebenarnya, normalkah menangis setelah berhubungan seksual? (consciouslifenews.com)
"Jadi 45 tahun ke atas pengen perkasa pengen dua jam, ya bapak udah gangguan juga, secara ilmu kedokteran 30 menit sudah ejakulasi," kata dr. Binsar.
Dr. Binsar pun mengingatkan karena 30 menit saja seharusnya pria sudah ejakulasi maka kalau selama ini ejakulasinya lebih dari 30 menit berarti terjadi gangguan pelambatan ejakulasi.
Kondisi tersebut harus segera diperiksakan ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan untuk dilihat apakah ada gangguan hormon yang biasanya menyebabkan ejakulasi lama.
"Ada ejakulasi lama itu bahaya karena pada saat ejakulasi lama durasi panjang itu sudah gangguan hormonnya turun, akhirnya penisnya ereksinya drop dan akhirnya gak nyaman buat si wanita," pungkas dr. Binsar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Faktor Orgasme Bisa Tentukan Jenis Kelamin Anak, Mitos atau Fakta?",
Penulis : Nabilla Tashandra
Editor : Bestari Kumala Dewi