Jenazah Terpanggang dalam Mobil
Divonis Mati karena Bunuh Suami dan Anak Tiri, Aulia Kesuma Depresi hingga Tulis Surat Memohon Ini
Firman Candra berujar bahwa vonis hukuman mati terlampau sadis jika harus dijatuhkan kepada Aulia Kesuma.
Penulis: khairunnisa | Editor: Vivi Febrianti
Di tengah rasa depresinya itu, Aulia Kesuma pun melayangkan surat yang ia tulis sendiri untuk keluarga Edi Candra Purnama.
Surat tersebut berisi permohonan maaf dari Aulia Kesuma.
Tak cuma meminta maaf, Aulia Kesuma juga meminta agar ia diizinkan untuk bertemu dengan anak kandungnya yang berusia empat tahun.

Permintaan tersebut bukan tanpa alasan dimohonkan Aulia Kesuma.
"Dia memohon agar masih bisa ketemu sama anak kandungnya karena bagaimana pun bapaknya sudah enggak ada, ibunya sudah hukuman mati, jadi susah untuk ketemu juga kan," kata kuasa hukum Aulia Kesuma, Firman Candra saat dihubungi Kompas.com, Selasa (23/6/2020).
Selain Aulia Kesuma, sang putra, Geovanni Kelvin juga turut menulis surat untuk keluarga Edi Candra Purnama alias Pupung.
Dalam surat tersebut, Kelvin meminta maaf atas perbuatannya yang merencanakan pembunuhan pada ayah dan saudara tirinya.
Dia berharap permintaan maafnya bisa diterima pihak keluarga korban dengan lapang dada.
• Reaksi Aulia Kesuma dan Kevin Seusai Divonis Mati Oleh hakim, Kakak Pupung: Ga Ada Maaf
• Nasib Aulia Kesuma Setelah Bunuh Suami dan Anak Tirinya untuk Bayar Utang, Kini Divonis Hukuman Mati
Kasus Pembunuhan oleh Aulia Kesuma dan Anaknya
Aulia Kesuma merencanakan pembunuhan Edi dan Dana pada Agustus 2019.
Pembunuhan berencana itu berawal ketika Aulia merasa sakit hati kepada Edi Aulia yang mengklaim dirinya harus banting tulang seorang diri dalam menopang ekonomi keluarganya.
Menurut Aulia, Edi tidak memiliki pekerjaan sejak mereka menikah tahun 2011. Mereka juga sering bertengkar karena hal-hal sepele.
Salah satu sumber percekcokan adalah soal pergaulan anak tirinya, Dana.
Masalah selanjutnya muncul ketika Aulia memutuskan untuk meminjam uang senilai Rp 10 miliar ke bank pada tahun 2013.
Uang tersebut digunakan untuk membuka usaha restoran. Dari pinjaman itu, Aulia harus mencicil uang senilai Rp 200 juta setiap bulan.