Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Dikritik Yunarto Wijaya hingga Mendagri dan Menko PMK, CFD DKI Jakarta Kembali Ditiadakan

Setelah mendapat kritik dari berbagai pihak, CFD di DKI Jakarta akhirnya kembali ditiadakan.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Ardhi Sanjaya
Kompas.com
Kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau car free day ( CFD) di sepanjang jalur Sudirman-Thamrin, Minggu (8/3/2020).(KOMPAS.COM/ RINDI NURIS VELAROSDELA) 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Hari bebas kendaraan bermotor aau Car Free Day (CFD) di Jakarta akhirnya kembali ditiadakan.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy juga meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengevaluasi CFD.

Bahkan Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya juga ikut mengkritik kebijakan tersebut.

Menurutnya, dengan membukan CFD maka berpotensi membuat kerumunan.

Alhasil, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali meniadakan CFD) di kawasan Sudirman-Thamrin.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, CFD kembali ditiadakan untuk sementara waktu.

"Benar, HBKB Sudirman-Thamrin ditiadakan," ucap Syafrin saat dihubungi, Rabu (24/6/2020).

Meski demikian, Syafrin belum menjelaskan mengenai pertimbangan CFD kembali ditiadakan ini.

Diketahui, CFD di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin kembali digelar pada Minggu (21/6/2020).

Namun, pelaksanaan ini menuai protes lantaran masih banyak anggota masyarakat yang lupa dengan protokol kesehatan dalam pelaksanaan tersebut.

Alhasil, berdasarkan hasil tes cepat atau rapid testCovid-19, lima orang berstatus reaktif.

Dikritik Yunarto Wijaya, Menteri Minta Anies Evaluasi CFD di Jakarta: Masyarakat Ada yang Belum Siap

Sandiaga Uno Pernah Diingatkan Ahok Soal Kampanye di CFD

"Rapid test tadi yang ikut tes 600 orang, reaktif lima orang," ungkap Rusdiyanto.

Namun, setelah dilakukan tes swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR), kelimanya dinyatakan negatif Covid-19.

Protes DPRD

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi pun meminta agar pelaksanaan CFD di Sudirman-Thamrin untuk kembali ditiadakan.

"CFD kemarin itu harus ditinjau ulang ya karena permasalahannya masyarakat Jakarta juga tidak mau berdisiplin dalam CFD kemarin. Makanya, saya mengimbau kepada masyarakat Jakarta ya kalau mau berolahraga di CFD dan dikasih kesempatan yang baik tetaplah menggunakan protokol-protokol kesehatan," ucap Prasetio saat dikonfirmasi, Selasa (23/6/2020).

Ia khawatir akan terjadi klaster penularan Covid-19 yang baru bila Pemprov DKI tak mengevaluasi atau meninjau kembali kegiatan tersebut.

"Sekali lagi pandemi Covid-19 ini kami enggak tahu datangnya dari mana, tiba-tiba kita kena. Nah, risiko kan di masyarakat sendiri. Istilahnya jadi saluran untuk penularan lagi kan juga bahaya," kata dia.

Selain Pras, Wakil Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta Justin Adrian juga meminta CFD di DKI kembali dihentikan.

Menurut dia, apabila terus dibiarkan, Jakarta berpotensi mengalami lonjakan pasien positif Covid-19 baru setelah munculnya berbagai klaster penyebaran baru Covid-19.

Pemprov DKI tidak mengindahkan perjuangan tenaga kesehatan yang terus berperang melawan Covid-19. Segera batalkan kegiatan CFD Jakarta hingga keadaan sudah benar-benar normal," ucap Justin.

Pemkot Surakarta Larang Warganya Ikut Jalan Sehat Bareng Presiden Jokowi di CFD

Pertimbangan Bima Arya untuk Buka Kembali CFD, Gelar Sunday Market di Sejumlah Lokasi

Justin pun mempertanyakan urgensi Pemprov DKI Jakarta kembali menyelenggarakan CFD.

Padahal, CFD sudah dihentikan sementara sejak 15 Maret 2020 akibat wabah Covid-19.

"Apa urgensi pembukaan kembali CFD ? Pemprov DKI harusnya mendorong masyarakat berolahraga di sekitaran rumah dengan jaga jarak. Bukan justru berbondong-bondong membuat kerumunan massa dan memicu infeksi virus," ujar Justin.

Minta Dievaluasi

Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan kepala daerah lainnya untuk melakukan evaluasi atas pembukaan berbagai aktivitas di era new normal pandemi Covid-19.

Hal ini disampaikan Muhadjir menanggapi pelaksanaan car free day di Jakarta yang dipadati massa sehingga menimbulkan kekhawatiran penularan virus corona.

"Saya mengimbau kepada semua saja yang telah menyetujui adanya pembukaan untuk sektor kegiatan tertentu, supaya kalau ada yang tidak tepat atau yang kurang beres, segera diadakan evaluasi," kata Muhadjir usai bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/6/2020).

Muhadjir menyebut, Presiden Jokowi sejak awal sudah memberi arahan bahwa pembukaan sektor tertentu harus didahului dengan simulasi.

Hal tersebut untuk memastikan berbagai protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19 seperti menjaga jarak dan memakai masker bisa berjalan dengan baik.

"Itu harus dipastikan bahwa ketika di simulasi memang sudah berjalan baik gitu," kata dia.

Anak dari Ibu yang Dipersekusi Di CFD Jawab 17 Pertanyaan Polisi

Nekat Pakai Kaus #2019GantiPresiden di CFD, Warga Bakal Dikasih Kaus Putih Ini Oleh Satpol PP

Namun Muhadjir juga mengakui dalam pelaksanaannya akan muncul anomali.

Hal ini menurut dia tak hanya terjadi di area car free day Jakarta, tapi juga di tempat lain seperti Bandara.

Untuk itu evaluasi diperlukan. 

"Untuk tahap berikutnya supaya dilaksanakan sesuai dengan protokol yang sudah ada, segera itu," kata dia.

Diberitakan, car free day di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin kembali digelar pada Minggu (21/6/2020) kemarin setelah ditiadakan sejak 15 Maret 2020 karena maraknya Covid-19.

Car free day pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi digelar mulai pukul 06.00 sampai 10.00 WIB dan hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin berolahraga.

Ibu hamil, anak-anak di bawah sembilan tahun, dan lansia dilarang.

Para pedagang kaki lima juga dilarang berjualan karena berpotensi menimbulkan kerumunan.

Warga yang akan beraktivitas di area car free day wajib memakai masker, membawa masker cadangan, tisu kering dan basah, alat pembayaran non-tunai, hand sanitizer, botol minum, dan kantong plastik.

Namun Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan, masih banyak masyarakat yang lupa dengan protokol kesehatan menjaga jarak dalam pelaksanaan CFD itu.

Berdasarkan foto dan video yang beredar juga terlihat adanya kepadatan di sejumlah titik.

Yuri meminta agar pelaksanaan CFD di tengah pandemi Covid-19 menjadi evaluasi bersama.

“Hari ini kami melakukan pemantauan di beberapa tempat, seperti pelaksanaan car free day di Jakarta, masih kita lihat beberapa masyarakat lupa bahwa jaga jarak penting, ini yang kami mohon untuk menjadi evaluasi kita bersama,” ujar Yuri.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved