Formula E di Jakarta Berpeluang Digelar Musim 2023, Yunarto Wijaya: Bukannya udah Bayar DP?
Yunarto Wijaya menanyakan soal uang DP Formula E di Jakarta yang gagal diadakan pada tahun 2020.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Ajang Formula E di Jakarta disebut-sebut berpeluang digelar pada Musim 2023.
Hal itu pun sontak saja membuat Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya terkejut.
Sebab selama ini, ia cukup sering mengkritik ajang tersebut.
Ia juga kerap menyampaikan kritiknya melalui Twitter kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal ajang tersebut.
Kali ini ia pun dibuat kaget saat tahu kalau Formula E di Jakarta kemungkinan akan digelar Musim 2023.
Hal itu disampaikan Yunarto Wijaya melalui akun Twitternya, Rabu (25/6/2020), malam.
Ia tampak mengomentari artikel berita online soal ajang balapan tersebut.
Artikel itu membahas soal ajang Formula E yang gagal digelar di Indonesia pada 2020.
Namun dimungkinkan Formula E di Jakarta baru akan digelar pada Musim 2023.
"Jakpro Sebut Formula E di Jakarta Berpeluang Digelar Musim 2023" bunyi judul artikel tersebut.
• DKI Kucurkan Commitment Fee 31 Juta Poundsterling untuk Formula E, Yunarto Wijaya: Luar Biasa
• Saran Alihkan Anggaran Formula E dan Ibu Kota Baru untuk Covid-19, Yunarto : Dibanding Adu Bantah
Pada artikel itu juga ditambahkan tulisan "Jakpro menyatakan uang komitmen Formula E yang sudah disetor ke penyelenggara tidak akan hangus".
Sontak saja artikel itu membuat Yunarto Wijaya berkomentar.
Ia menanyakan kebenaran kabar tersebut, termasuk menanyakan soal DP yang telah dikeluarkan oleh Pemprov DKI Jakarta.
"Ini beneran? Bukannya dah Bayar DP?," tulis Yunarto Wijaya.
Sementara itu dilansir dari Kompas.com, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku penyelenggara ajang balap Formula E memastikan commitment fee untuk acara tersebut tidak hangus meski tertunda.
Formula E sendiri seharusnya diselenggarakan di Jakarta pada 6 Juni 2020. Namun ditunda karena pandemi Covid-19.
Direktur Operasional Jakpro, Muhammad Taufiqurrachman menjelaskan, kepastian commitment fee tidak hangus setelah adanya diskusi dengan Formula E Operations (FEO) selaku promotor dan pemegang lisensi ABB FIA Formula E Championship.
Commitment fee yang tidak hangus ini meliputi pembayaran termin satu dan dua pada tahun 2019 (untuk penyelenggaraan Formula E 2020) dan pembayaran termin satu tahun 2020 (untuk penyelenggaraan Formula E 2021).
"Akhirnya setelah beberapa kali komunikasi mereka menyepakati bahwa 2020 eventnya ditunda kemudian untuk commitment fee ini akan didedikasikan untuk penyelenggaraan 2021. Jadi uang commitment fee tidak hilang," ucap Taufiqurrachman saat rapat bersama Komisi E melalui rekaman yang disebar oleh Humas DPRD DKI, Selasa (16/6/2020).
Menurut dia, commitment fee tersebut bakal dialihkan untuk penyelenggaraan tahun selanjutnya.
• Formula E di Jakarta Ditunda, Menpora Ogah Berkomentar: Tanya yang Lain
• Soal Formula E, Sandiaga Uno Minta Pemprov DKI Fokus Tangani Wabah Virus Corona
Apalagi ajang balap mobil listrik itu bakal berlangsung di Jakarta selama lima tahun berturut-turut.
"Jadi commitment fee season 2020 dialihkan ke 2021 kemudian saat ini dalam proses amandemen kontrak agreement dengan FEO," kata dia.
Sementara itu, Taufiqurrachman menambahkan pada tahun 2020 Jakpro mendapatkan penyertaan modal daerah (PMD) dari Pemprov DKI khusus untuk penyelenggaraan Formula E sebesar Rp 767 miliar.
Namun kemudian dipotong sebesar Rp 244 miliar sehingga tersisa Rp 523 miliar.
"Sementara selama ini kita sudah melakukan persiapan, sudah melakukan pengeluaran sejumlah Rp 459 miliar untuk persiapan tersebut dan persiapan perizinan lainnya," tututpnya.
Diketahui, Pemprov DKI Jakarta harus menyetor dana 20 juta poundsterling untuk menjadi tuan rumah balap mobil listrik Formula E pada 2020.
Jumlah itu setara dengan Rp 345,9 miliar. Dana itu harus disetorkan kepada Federasi Otomotif Internasional (FIA) Formula E atau disebut sebagai commitment fee.
"Jumlahnya 20 juta poundsterling. (Untuk) Formula E (sebesar) 24,1 juta dollar AS," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Kemudian, untuk commitment fee untuk Formula E tahun 2021 telah dibayarkan sebesar 11 juta poundsterling atau Rp Rp 207,69 miliar (dengan asumsi 1 pounds sebesar Rp 18.881).
• Singgung Anies Baswedan, Megawati: Kenapa Formula E Harus di Monas?
• Soal Formula E, Megawati : Kenapa Harus di Monas? Itu Cagar Budaya
Disarankan Dananya untuk Covid-19
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Jupiter mendesak agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera menarik kembali anggaran Formula E yang telah dibayarkan.
Menurut dia, anggaran tersebut seharusnya segera diambil dan dialihkan untuk anggaran penanganan Covid-19.
"Saya dengan tegas meminta Pemrov DKI Jakarta untuk tarik balik uang commitment fee Formula E sebesar Rp 360 miliar," ucap Jupiter saat dihubungi, Sabtu (16/5/2020).
Sebagai anggota Komisi C yang menangani bidang keuangan, Jupiter mengungkapkan jika kondisi keuangan daerah memang cukup mengkhawatirkan.
Apalagi anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) merosot hingga 53 persen akibat pandemi ini.
"Saya dengan tegas menyampaikan dalam rapat kerja Komisi C terkait pembahasan anggaran perubahan tahun 2020, sekarang ini kondisi kas keuangan daerah dalam kondisi sangat memprihatinkan, merosot mengalami penurunan pendapatan sebanyak 53 persen," kata dia.
Ia menuturkan, pandemi Covid-19 adalah kejadian force majeure (kejadian yang tidak dapat dihindari) yang dialami oleh seluruh dunia.
Sehingga, kegiatan Formula E seharusnya tidak dapat dilaksanakan.
"Saya kawatir jika pemrov DKI tidak segera diurus dan tidak mengambil sikap, action-nya, ini jelas merugikan keuangan daerah," kata Jupiter.
"Saya masih menunggu keseriusan dan good will dari BUMD Jakpro. Tolong kembalikan uang rakyat," tutur Politisi Partai Nasdem ini.