Ditanya Isu Reshuffle Kabinet Jokowi, Menkes Terawan Langsung Hentikan Sesi Tanya Jawab
Menkes Terawan tampaknya belum mau buka suara soal isu reshuffle Kabinet Jokowi yang tengah ramai diperbincangkan.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: khairunnisa
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto masih enggan menanggapi isu reshuffle kabinet yang ramai diperbincangkan.
Ia memilih tak menganggapi dan masuk mobil saat ditanya oleh wartawan.
Terawan Agus Putranto malah melanjutkan kunjungan kedua di kampung halaman Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kota Solo.
Dilansir dari Kompas.com, Menkes Terawan menghentikan tanya jawab saat ditanya wartawan isu reshuffle sembari pergi menuju RS Bung Karno Solo pada pukul 09.30 WIB.
Sementara Menkes Terawan berada di RS Dr Oen Solo Baru di Komplek Perumahan Solo Baru, Jalan Raya Djlopo, Desa Gedangan Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo sejak pukul 08.35 WIB.
Menkes Terawan tampak didampingi Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo dan Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya.
Adapun informasi yang diterima, Menkes Terawan memberikan penghargaan dan santunan kepada tenaga medis yang gugur dalam menangani Covid-19.
Menkes Terawan memasuki ruang pertemuan yayasan di gedung induk lantai II rumah sakit tersebut menggunakan kemeja putih dan celana hitam khas Jokowi.
Tampak penjagaan oleh aparat kepolisian dan TNI cukup ketat dengan menjalankan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
Setelah dari RS Dr Oen Solo Baru, rencana Menkes Terawan akan melanjutkan ke RSUD Bung Karno Sukoharjo.
• Arief Puyuono Sibuk Membetulkan Peci Saat Live Isu Reshuffle, M Qodari Tak Kuasa Menahan Tawa
• Soal Wacana Reshuffle Kabinet Jokowi, Gerindra: Menteri-menteri Kami Sudah Bekerja maksimal
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Yunia Wahdiyati membenarkan Menkes Terawan akan melakukan kunjungan dua rumah sakit di wilayahnya.
"Ke Dr Oen, berikutnya ke Bung Karno Solo dan ke Tawangmangu," ungkapnya saat dikonfirmasi TribunSolo.com.
Dimarahi Jokowi
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjadi sosok yang dikritik langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) di hadapan para menteri lain saat rapat beberapa hari lalu.
Spekulasi pun berkembang, jika Terawan akan menjadi sasaran terkena reshuffle kabinet karena di antaranya penyerapan anggaran untuk Corona sangat minim padahal dianggarkan sekitar Rp 75 triliun.
Bahkan Presiden Jokowi telah mengemukakan akan melakukan reshuffle kabinet jika memang diperlukan agar menterinya tidak bekerja biasa-biasa saja.
Terutama terhadap menteri yang kinerjanya buruk selama pandemi Corona.
Seperti diketahui, Video kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) viral di media sosial.
Dalam video yang ditayangkan dalam akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020), Presiden Jokowi menyoroti kurangnya kinerja para menteri di kabinetnya.
• Jokowi Ancam Reshuffle Menterinya, Haris Azhar : Itu Hanya Sekedar Ancaman
• Heboh Isu Reshuffle Menteri, Pengamat Sebut Jokowi Tak Akan Berani Ganti Prabowo, Ini Alasannya
Dia juga menilai para menterinya tidak memiliki sense of crisis di tengah situasi pandemi virus corona.
"Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja."
"Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis!" ujar Presiden Jokowi.
Ucapan Presiden Jokowi lantas disetujui oleh orang banyak.
Lalu kira-kira siapa saja menteri yang mungkin diganti?
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komaruddin berpendapat terdapat sejumlah menteri yang layak diganti.
Menkes Terawan menjadi salah satu menteri yang menurut Ujang layak diganti.
Menkes Terawan, kata Ujang, dinilai tak menjalankan instruksi Presiden Jokowi soal belanja anggaran Kemenkes.
Bahkan, Presiden Jokowi menyebut bahwa belanja sektor kesehatan baru 1,53 persen dari Rp 75 triliun.
Berikut daftar menteri yang layak diganti menurut Ujang Komarudin:
• Menkes Terawan Buat Aturan Kembali Bekerja, Anies Perpanjang PSBB: Kita Tak Ingin Kerja Keras Batal
• Jokowi Ancam Reshuffle Menterinya, Haris Azhar : Itu Hanya Sekedar Ancaman
1. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto
Menkes Terawan menjadi salah satu menteri yang menurut Ujang layak diganti.
Menkes Terawan, kata Ujang, dinilai tak menjalankan instruksi Presiden Jokowi soal belanja anggaran Kemenkes.
Bahkan, Presiden Jokowi menyebut bahwa belanja sektor kesehatan baru 1,53 persen dari Rp75 triliun.
2. Menteri Sosial Juliari Batubara
Berdasarkan pendapat Ujang, Mensos Juliari juga layak diganti.
Juliari dianggap tak bisa mengendalikan pendistribusian bantuan sosial (bansos) Presiden kepada masyarakat.
Dalam beberapa kesempatan Presiden Jokowi diketahui memang menyoroti soal lambannya penyaluran bansos.
"Kecepatan yang kita inginkan agar bansos segera sampai ke masyarakat ternyata di lapangan banyak kendala dan problemnya memang masalah prosedur yang berbeli-belit."
"Padahal situasinya situasi tidak normal (ekstraordinary)," kata Presiden Jokowi dalam Ratas 19 Mei 2020 sebagaimana dikutip dari YouTube Sekretariat Kabinet.
Presiden Jokowi memerintahkan agar penyaluran bansos dilakukan secara cepat.
"Sekali lagi ini butuh kecepatan."
"Oleh karena itu saya minta aturan itu dibuat sesimpel mungkin sesederhana mungkin tanpa mengurangi akuntabilitas sehingga pelaksana di lapangan bisa fleksibel."
"Yang paling penting bagaimana mempermudah pelaksanan itu di lapangan," ujarnya.
3. Menteri Tenaga Kerja, Ida Fauziah
Selanjutnya ada Menaker Ida Fauziah.
Ujang berpendapat, Ida Fauziah dinilai tidak bisa mengendalikan pemutusan hubungan kerja (PHK).
4. Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly
Ujang juga menyebut Menkumham Yasonna Laoly sebagai salah satu menteri yang layak diganti.
Ujang menganggap, Menkumham Yasonna terus menimbulkan kontroversi di masyarakat.
"(Yasonna,red) Sudah tahu sendiri banyak kontroversi. Tapi masih aman karena partai," ucap Ujang.
5. Menteri-menteri di Bidang Ekonomi
Selain empat menteri di atas, Ujang juga menganggap menteri-menteri di bidang ekonomi juga layak diganti.
Tim menteri ekonomi di kabinet dinilai tak siap menghadapi krisis akibat pandemi ini.
Namun, ia tak menyebut spesifik nama menteri yang dinilai perlu diganti.
"Tim menteri ekonomi itu kan tak siap dalam menghadapi Corona. Akhirnya kedodoran," jelasnya.