Kakek 66 Tahun Tewas Ditusuk Pemuda Mabuk Usai Sholat Magrib, Pelaku Diduga Tak Terima Dinasihati

Seorang kakek berusia 66 tahun bernama Junaidi alias Daeng tewas ditusuk pemuda mabuk.

Penulis: Damanhuri | Editor: Vivi Febrianti
Kolase Tribun Bogor/Sripoku.com/istimewa
TKP penusukan kakek di Palembang 

Kemudian, diduga pengaruh minuman miras pelaku langsung menusuk korban dengan cara membabi buta.

Pelaku menikam korban dengan senjata tajam jenis pisau.

Sontak mendengar suara gaduh, membuat Hartati (50), saksi yang merupakan istri korban pun langsung mendekati korban.

Sedang pelaku usai melakukan aksi penusukan tersebut, langsung melarikan diri.

"Saya terkejut ada suara gaduh. Lalu saya lihat, ketika saya lihat suami saya sudah bersimbah darah, saya panik dan langsung berteriak minta tolong. Sedang pelaku langsung kabur," ungkap Hartati singkat mengutip Sripoku.com

Petugas Reskrim Polsek Kertapati, Palembang, saat melakukan olah TKP di lokasi penusukan korban Junaidi hingga meninggal dunia, Selasa (7/7/2020)
Petugas Reskrim Polsek Kertapati, Palembang, saat melakukan olah TKP di lokasi penusukan korban Junaidi hingga meninggal dunia, Selasa (7/7/2020) ((Dokumen Polsek Kertapati))

Teriakan istri korban pun mengundang kerumunan warga.

Akibat kejadian ini korban pun mengalami luka di dada satu liang, di bawah ketiak kiri dua liang, punggung kiri satu liang, lengan kiri satu liang dan paha kanan satu liang.

Dan akhirnya korban meninggal dunia, karena kehabisan darah.

Pelaku tak terima dinasihati

Dian (32) anak korban mengatakan pelaku HI diduga sedang dalam keadaan mabuk, kemudian masuk ke rumah korban usai berdoa selepas salat magrib, Selasa (7/7/2020).

Dian mengaku baru mendapatkan kabar setelah sang ayah tewas dengan lima luka tusukan.

Keluarga korban penusukan di Keratapati Palembang saat berada di RS Bhayangkara Palembang, Rabu (8/7/2020)
Keluarga korban penusukan di Keratapati Palembang saat berada di RS Bhayangkara Palembang, Rabu (8/7/2020) (SRIPOKU.COM / Maya Citra Rosa)

Menurut Dian, pelaku diduga tak terima karena sering dinasihati oleh ayahnya.

"Namanya anak muda, sering dimarahi dinasehati, tapi tidak terima, kami tidak menyangka dia melakukan itu," ujarnya saat ditemui di depan ruang forensik RS Bhayangkara, Rabu (8/7/2020).

Ketiga anak korban masih menunggu pihak kepolisian untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku HI yang setelah melakukan petusukan langsung kabur.

(TribunnewsBogor.com/Sripoku.com)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved