Sering Dianiaya hingga Ditenggelamkan ke Bak Mandi, Gadis Kecil: Aku Ingin Sekolah Kaya Orang-Orang

Gadis kecil korban penganiayaan ayah kandung dan ibu tirinya punya mimpi ingin bisa bersekolah seperti anak-anak sebayanya.

Penulis: Damanhuri | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
RPP (12), korban kekerasan Abdul Mihrab dan Ade Rohmah Widyaningsih saat ditemui di Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (25/7/2020). 

Ibu kandung Abdul, Narti (64) juga meminta jajaran Satreskrim Polrestro Jakarta Timur menetapkan Rohmah jadi tersangka kekerasan terhadap RPP.

Meski Abdul merupakan anak pertamanya, Narti mengaku tetap mendukung proses hukum yang menjerat Abdul.

Dia hanya berharap RPP yang merupakan cucu keduanya dapat melanjutkan pendidikan dan memiliki masa depan cerah.

"Dua-duanya harus dipenjara, jangan cuman satu doang. Kasihan cucu saya masih trauma, sering dianiaya. Biar saja dua itu (Abdul dan Rohmah) dipenjara," kata Narti.

Ingin Sekolah Lagi

RPP mengaku ingin bisa sekolah lagi seperti anak-anak lain sebayanya.

Linda Sari (29) mengatakan keponakannya berharap bisa belajar sebagaimana anak-anak sebayanya yang bernasib lebih mujur.

"Dia ngomong 'Aku ingin kayak orang-orang, bisa sekolah. Jadi aku enggak main terus di rumah' begitu," kata Linda menirukan ucapan RPP di Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (25/7/2020).

Meski dikenal termasuk anak yang pintar, pendidikan terkahir putri kandung Abdul itu terhenti di tingkat Pendidikan Usia Dini (PAUD).

Kondisi kontrakan Abdul Mihrab (40) tempat dia menganiaya putrinya RPP (12) di Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (23/7/2020).
Kondisi kontrakan Abdul Mihrab (40) tempat dia menganiaya putrinya RPP (12) di Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (23/7/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

RPP bisa belajar di PAUD pun bukan berkat Abdul, melainkan dibiayai sang nenek, Narti (64) yang merupakan ibu kandung Abdul.

"Dulu pas ibu saya (Narti) masih sehat didaftarkan di PAUD. Tapi semenjak ibu strok enggak sekolah lagi. Kalau ayahnya enggak ada usaha nyekolahin," ujarnya.

Linda menuturkan pihak Kelurahan Pondok Kopi sudah menawarkan bantuan agar RPP bisa melanjutkan pendidikan di Pesantran.

Namun RPP lebih berharap agar dia bisa melanjutkan pendidikan di SD agar bisa bersama keluarga besarnya yang masih warga Duren Sawit.

"Maunya sekolah biasa saja, biar masih bisa ketemu keluarga. Tapi Alhamdulillah banyak yang perhatian, kemarin Kak Seto datang ke sini juga, nemuin anaknya," tuturnya.

Linda menyebut Kak Seto datang pada Jumat (24/7/2020) guna memastikan RPP dapat pendampingan psikologis untuk pulih dari trauma.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved