Wartawan Metro TV Tewas
Naluri Ibu Yakin Editor Metro TV Dibunuh karena Asmara, Kriminolog Sebut Modus Bunuh Diri Yodi Berat
Turinah dan Suwandi menduga kuat editor Metro TV Yodi Prabowo tewas karena dibunuh. Orangtua editor Metro TV Yodi Prabowo menduga kuat anaknya dibunuh
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: khairunnisa
"Iya mba susah nyari buktinya," kata Turinah.
Sementara itu Kriminolog UI sekaligus Komisioner Ombudsman RI Adrianus Meliala mengatakan dalam kasus kematian editor Metro TV Yodi Prabowo polisi telah menguji sjeumlah teori.
Mulai dari pembunuhan hingga motif tak biasa dalam kasus bunuh diri.
"Ilmu reserse main betul dalam hal ini yakni mengolah semua hal di TKP dan mempergunakan dukungan dari dunia ilmu, " kata Adrianus Meliala.
Teori pertama yang dikembangkan oleh Polisi menurut Adrianus Meliala yakni soal adanya pelaku dalam kematian editor Metro TV Yodi Prabowo.
"Mengembangkan anggapan mengenai Mr X yang menunggu di sana,
Mr X ini bersama-sama datang dari Metro TV,
atau ketiga, Mr X membunuh almarhum dan membuangnya di sana kemudian pergi,
ini tiga teori, didukung dengan temuan dari TKP berbasis CIA maka 3 teori itu terbantahkan, " kata Adrianus Meliala.
Dengan tidak terbuktinya teori editor Metro TV Yodi Prabowo, maka Polisi mencari hal lain.
Adrianus Meliala menekankan dugaan Turinah dan Suwandi juga sudah menjadi naluri bagi Polisi.
"Maka kemudian polisi tidak sesuai naluri polisi terpaksa mencari teori keempat, bukan pembunuhan artinya tidak ada Mr x tersebut kemudian dikumpulkan berbagai hal yang mendukung yang memperkuat dugaan tersebut,
dugaan bersangkutan dibunuh itu sudah naluri polisi," kata Adrianus Meliala.
Polisi menurut Adrianus Meliala lantas beralih ke teori keempat yakni dugaan bunuh diri.
"Ada 3 teori yang dipergunakan dan berbagai hal itu tidak mendukung, kemudian yang keempat ini,