Cerita Gadis Cantik Mandi Darah Kerbau di Depan Rumah: Dagingnya Dimakan, Darahnya untuk Mandi

Fitri Romadona Sita yang baru saja menyandang gelar sarjana S1 jurusan Akuntansi itu mandi darah kerbau

Penulis: Damanhuri | Editor: Vivi Febrianti
Dokumen Pribadi
Fitri Romadona mandi darah kerbau di Desa Pauh I, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Seorang gadis muda nekat mandi menggunakan darah kerbau.

Gadis yang mandi darah kerbau itu bernama Fitri Romadona.

Beredarnya kabar gadis berusia 22 tahun warga Desa Pauh I, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan cukup menuai perhatian.

Fitri Romadona merupakan gadis yang baru saja lulus kuliah dan mendapatkan gelar sarjana (S1).

Fitri Romadona Sita yang baru saja menyandang gelar sarjana S1 jurusan Akuntansi itu mandi darah kerbau di depan rumahnya.

FOLLOW JUGA:

Fitri Romadona mengukapkan, apa yang dilakukannya itu merupakan nazar leluhurnya yang harus ia turuti.

Menurut Fitri Romadona, darah kerbau itu memiliki bau yang cukup amis.

Bahkan, ia mengaku hampir muntah saat tubuhnya dimandikan menggunakan darah kerbau.

"Darah kerbau itu amis, saya hampir mau muntah, karena saya tidak tahan dengan baunya.

Tapi tidak masalah, karena ini nazar kakek dan nenek saya, jadi harus dituruti," ujarnya dilansir TribunnewsBogor.com dari Sripoku.com.

Bukan Tardisi Kampung

Ritual mandi darah kerbau yang dilakukan Fitri Romadona Sita bukan merupakan tradisi di kampungnya.

Pemerintah desa setempat menyebutkan, itu merupakan nazar yang dilakukan oleh warga yang ada di desanya.

Menurutnya, nazar seperti itu sudah biasa dilakukan di desa tersebut.

"Sudah biasa, tapi bukan tradisi kampung, bayar nazar," kata Kepada Desa Pauh I, Juherman dihubungi Sripoku.com, Selasa (4/8/2020).

Menurut dia, nazar mandi darah tersebut sudah sering dilakukan oleh warganya ketika ada keinginan yang tercapai.

Tak hanya darah kerbau, ada juga warga yang bernazar mandi darah kambing hingga darah ayam.

"Kalau yang ada ternak kerbau nazar mandi darah kerbau, kalau yang beternak kambing mandi darah kambing.

Ada juga yang cuma punya ternak ayam bernazar mandi darah ayam," kata Juherman.

Ia membenarkan baru-baru ini ada warganya yang mandi darah kerbau untuk bayar nazar setelah lulus kuliah.

Sebelumnya ada juga warganya yang bernazar mandi darah kambing ketika memiliki anak.

"Ceritanya warga kami itu lama tidak punya anak, dia bernazar kalau punya anak akan mandi darah kambing.

Ternyata istrinya hamil dan punya anak, dia penuhi nazar mandi darah kambing itu, ada yang seperti itu," ujar Juherman.

Ia tidak mengetahui secara pasti asal usul warganya yang suka bernazar mandi darah tersebut.

Ia juga memastikan tidak ada kepercayaan tertentu yang melatarbelakangi kebiasaan mandi darah di desanya.

"Sebenarnya cuma bayar nazar saja, tidak ada apa-apa yang lain, bukan syirik bukan, pokoknya bayar nazar, cama itu," ujarnya.

Ritual Turun Temurun

Ritul mandi darah kerbau rupanya sudah dilakukan keluarga Fitri Romadona Sita sejak turun temurun.

Hal itu dikatakan Abu Hendar (54 tahun), ayah kandung Fitri Romadona.

Keluarga Marhana (74 tahun) dan almarhum suaminya, Jipri, Warga Desa Pauh I, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumsel, memiliki nazar yang tak lazim.

Nazarnya ketika anak cucunya dapat menyelesaikan pendidikan jenjang perguruan tinggi maka
akan dimandikan dengan darah kerbau.

Abu Hendar (54 tahun), anak Marhana menjelaskan, nazar mandi darah kerbau ini dilakukannya
secara turun temurun di keluarganya.

"Sudah tujuh keluarga kami yang mandi darah kerbau ini," kata Abu Hendar dihubungi Selasa
(4/8/2020).

Abu Hendar menyebutkan, tujuh keluarganya itu ialah tiga saudaranya (anak Marhana) dan empat
anaknya (cucu Marhana).

"Nah yang ini anak bungsu saya baru lulus kuliah," kata Abu Hendar yang merupakan anak
Marhana.

Abu Hendar mengatakan, nazar mandi darah kerbau ini dicetuskan sejak bapaknya almarhum Jipri
(suami Marhana) masih hidup.

Darah kerbau yang dimandikan pun dari kerbau miliknya sendiri, karena keluarga ini memiliki
banyak ternak kerbau.

"Ini sudah menjadi tradisi di keluarga kami, tapi khusus keluarga kami, bukan tradisi
kampung," kata Abu Hendar.

Setiap ada anggota keluarganya yang lulus kuliah, mereka menyembelih seekor kerbau
peliharaannya.

Daging kerbau itu dimakan bersama-sama keluarga dan tetangganya.

"Kalau ada yang lulus kuliah, kami syukuran, menyembelih kerbau, dagingnya untuk dimakan, darahnya untuk dimandikan kepada yang baru lulus kuliah tadi," ujar Abu Hendar.

Kali ini anak Abu Hendar bernama Fitri Romadona Sita yang juga mandi darah kerbau lantaran baru saja menyandang gelar sarjana S1 jurusan Akuntansi. (*)

(TribunnewsBogor.com/Sripoku.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved