Peternak Kambing 9 Kota Bentuk LQI, Godok Aplikasi Demi Pemerataan Distribusi Daging Qurban
Lembaga Qurban Indonesia (LQI) meyakini cara menyembelih kambing domba sampai saat ini masih banyak yang tak sesuai.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Pemahaman tata cara penyembelihan dan merawat kambing domba saat ini dianggap masih tak sesuai.
Lembaga Qurban Indonesia (LQI) meyakini cara menyembelih kambing domba sampai saat ini masih banyak yang tak sesuai.
Selain itu dalam merawat ternak kambing domba pun kebanyakan dinilai tak sesuai.
Mahir Alwi menuturkan LQI terbentuk atas keprihatinan saat melihat masih banyaknya panitia Idul Adha yang menyembelih qurban di area masjid.
Padahal menurut Mahir, menjaga kebersihan masjid hukumnya adalah wajib.
Sering kali saat Idul Adha, masjid menjadi bau dan kotor karena dipakai sebagai tempat penyembelihan hewan qurban.
"Entah siapa yang memulai, karena Rasul tidak pernah menyembelih di masji tapi di lapangan terbuka, menjaga kebersihan tempat ibadah itu wajib," kata Mahir.
Meski sudah sering kali diingatkan, namun masih tetap saja banyak panitia Idul Adha yang melakukan hal tersebut.
Atas keresahan itulah Mahir bersama peternak di sembilan kota membentuk LQI.
LQI tersebar di sembilan kota, mulai dari Bogor hingga Cirebon.
"di Malang ada pak Arif Rahman, Jogja Pak Bondan sebagai Ketua Lembaga Qurban Indonesia, di Cilacap Pak Nizar sebagai Bendahara, di cirebon Burhan, di Lampung Arif Wahyudi, Palembang Prof Sudiro, di Medan Didit Praditya, di Bogor saya sendiri," jelas Mahir Alwi.
Kesembilan peternak ini memiliki basic keahlian yang berbeda, ada yang IT, akunting hingga mekanik.
" kita membuat sebuah lembaga mengajak orang untuk begini lho berkurban yang baik, jangan smapai ibadah ini dicibir pencemaran lingkungan," kata Mahir.
LQI berkembang membuat terobosan penyamarataan harga jual kambing domba di sembilan kota.
"tahun ini Rp 1.750.000 kita bisa memberi ternak yang sangat terjangkau dengan kualitas jika di pasaran luar itu harganya Rp 2.500.000 sampai Rp 3 juta, ada mata rantai yang kita putus. kalau dari petani kemudian tengkulak dibawa ke pasar pengepul diambil lagi pedagang lapak di pinggir jalan baru customer sehingga kita aktif sekali membangun kemitraan peternak, sehingga perternak kita jumper ke customer,"papar Mahir Alwi.