Virus Corona di Bogor

Ditegur Gugus Tugas Covid-19 Jabar Pasca Puncak Macet, Ini Respon Taman Safari Indonesia

Sebanyak 4 pengelola wisata dan penginapan di kawasan Puncak Bogor ditegur oleh Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19.

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TribunnewsBogor.com
Taman Safari Indonesia, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CISARUA - Sebanyak 4 pengelola wisata dan penginapan di kawasan Puncak Bogor ditegur oleh Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 (GTPPC-19) Jawa Barat (Jabar) pasca wisatawan Puncak Bogor membludak pada libur panjang Hari Kemerdekaan RI akhir pekan kemarin.

Bahkan saat itu, Jalan Raya Puncak Bogor turut macet parah karena banyaknya wisatawan yang berlibur.

Keempat pengelola yang ditegur ini di antaranya adalah Taman Safari Indonesia, Taman Matahari, Pesona Alam Resort and Spa dan The Grand Hill Resort Hotel.

Keempat pengelola ini ditegur setelah GTPPC-19 menilai pembludakan pengunjung kurang diperhatikan oleh pengelola terkait protokol kesehatan.

Menanggapi hal ini, Humas Taman Safari Indonesia (TSI) Yulius Suprihardo mengatakan bahwa pihaknya sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mengatur pengunjung sesuai ketentuan protokol kesehatan.

Seperti pembatasan jumlah pengunjung, pemeriksaan suhu tubuh dan penyemprotan desinfektan di pintu masuk hingga loket TSI ditutup lebih awal dibanding hari biasanya.

"Sebenarnya kita ada juga pembatasan sesuai anjuran. Terlihat membludak itu kan karena terjadi kemacetan juga yang berimbas ke Taman Safari. Standar protokol sebenarnya sudah kita jalankan," kata Yulius Suprihardo kepada TribunnewsBogor.com, Sabtu (23/8/2020).

4 Pengelola Wisata dan Penginapan di Puncak Bogor Ditegur Gugus Tugas Covid-19, Ini Penyebabnya

Bahkan kata dia, apa yang dilakukan oleh pihak TSI terkait protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 sempat mendapat apresiasi dari Gubernur Jawa Barat dan Kapolda Jawa Barat.

"Sebenarnya kita sudah berusaha dengan protokol kesehatan, imbauan melalui pengeras suara. Kita juga ada jaga jarak kok di setiap show, kapasitas dikurangi 50 persen, biasanya 500 jadi 250 dan show itu sehari 2 kali untuk memecah kerumunan," katanya.

Meski begitu, Yulius tetap mengambil sikap positif atas teguran tersebut.

"Coba kalau sekarang logikanya kalau jalan raya lancar, pengunjung TSI juga lancar, udah semestinya, udah otomatis. Setidaknya teguran tersebut menjadi koreksi bagi kami untuk lebih memperhatikan lagi dan ramainya pengunjung saat long weekend tidak pernah diduga oleh siapapun, mengingat kawasan puncak masih menjadi magnit bagi pengunjung yang akan berlibur," ungkap Yulius.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved