Pengakuan Anak yang Bunuh Ibu Kandung Lalu Mayatnya Digantung: Ada Bisikan Gaib yang Menuntun Saya
Entah bisikan apa yang merasuki suami istri ini hingga tega membunuh ibu kandungnya sendiri.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: khairunnisa
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Seorang wanita bernama Naruh (75), warga Dusun Jeketro RT 1 RW 4 Desa Karangwuni Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah tewas mengenaskan.
Ia meninggal dengan cara dibunuh oleh anak kandung dan menantunya.
Keduanya mengaku tega membunuh lansia itu karena mendapatkan bisikan gaib.
Kedua tersangka yakni anak korban SP (48) yang bekerja sebagai buruh serabutan, dan menantu korban HM (32) bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) kini sudah ditangkap Polisi.
Pasangan suami itri itu saat ini sudah meringkuk di di rutan Polres Temanggung untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.
Dilansir TribunnewsBogor.com dari TribunJatim Rabu (26/82020), Kasat Reskrim Polres Temanggung AKP M Alfan mengatakan, kejadian nahas itu terjadi di belakang rumah korban pada Sabtu (22/8/2020) sekira pukul 03.00 WIB.
Kejadian bermula tersangka SP yang merupakan anak kandung korban, memotong tali terpal lalu membuat simpul, Sabtu (22/8/2020) sekira pukul 00.00.
Selang tiga jam kemudian tersangka SP masuk ke dalam kamar korban bersama istrinya.
SP dengan menggunakan kayu menghujam kepala Naruh (75) tepat sebelah kiri.
Ketika dipukul oleh anaknya, korban sedang dalam keadaan tertidur pulas.
• KRONOLOGI Ibu Kandung Tewas Dibunuh Anak & Menantunya, Pelaku Gantung Mayat Korban di Pohon Rambutan
• Mayat Wanita dalam Kardus Ditemukan di Kontrakan, Ada Senjata Tajam dan Diduga Tewas 3 Hari Lalu
Selanjutnya kedua tersangka membawa korban ke belakang rumah.
"Tersangka SP dan HM bekerja sama mengangkat hingga menjerat leher korban dengan kain terpal yang sudah disediakan sebelumnya," katanya saat dihubungi Tribunjateng.com, Selasa (25/8/2020) sore.
AKP M Alfan menjelaskan, korban selanjutnya digantung di pohon rambutan belakang rumah.
Setelah itu menantu korban lalu masuk ke rumah kembali.
Sedangkan SP masih memandangi mayat ibunya tergantung selama 5 menit.
Tujuannya untuk memastikan ibunya sudah tewas.
Pura-pura Kaget
Setelah itu, entah apa yang dipikirkan SP tanpa rasa iba Ia lantas berpura-pura mengambil beras.
Ia melangkahkan kakinya menuju ke sumur belakang rumah tak jauh dari ibunya yang tergantung di pohon.
Saat mencuci beras itu, tersangka berteriak-teriak kata "Mbok" atau ibu secara berulang kali.
Tersangka kemudian memanggil adiknya, yang juga anak kandung korban, yang berada di samping rumahnya.
• Wanita Hamil 6 Bulan Ditenggelamkan Hidup-hidup di Sungai, Tangannya Diikat, Korban Tewas Perlahan
• Pria Tewas Mendadak di Dalam Mobil, Tubuhnya Sudah Kaku saat Lampu Merah Berubah Jadi Hijau
Adiknya sontak kaget melihat ibunya dalam kondisi tergantung.
Tanpa curiga, ia menurunkan ibunya lalu membawanya ke dalam rumah.
Proses penurunan dan pemindahan ibunya itu pun dibantu oleh tersangka yang sedang berpura-pura.
"Kami yang dapat informasi kejadian itu langsung datang ke lokasi kejadian," paparnya.
AKP M Alfan menjelaskan, pihaknya kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Ada Kejanggalan
Namun polisi mendapat kejanggalan di lokasi kejadian yakni pelipis kiri korban dan kedua telinga korban mengeluarkan darah.
Jeratan tali di leher korban juga bukan jeratan yang umum terdapat pada orang bunuh diri.
Pihak kepolisian lalu melakukan autopsi di tubuh korban dengan bantuan Biddokkes Polda Jateng.
Hasilnya korban mati bukan karena gantung diri melainkan karena mati lemas.
Pasalnya ada tekanan di leher korban yang mengakibatkan oksigen tidak mengalir di otak.
Ditemukan juga memar pada leher dan pelipis kiri korban lantaran dihantam benda tumpul.
"Kami lalu meminta keterangan para saksi-saksi, dapat disimpulkan dari data dan barang bukti yang ada pelaku pembunuhan mengarah ke kedua tersangka," ungkapnya.
• Kronologi Mayat Gadis Muda Digantung di Rumah, Pelaku Lakukan Ini ke Tubuh Pacar yang Sedang Hamil
• Mahasiswi S2 Hukum Dibunuh Pacar, Jasadnya Digantung, Pelaku Sempat Lakukan Ini pada Tubuh Korban
Polisi telah memeriksa delapan orang saksi dengan barang bukti tali terpal yang digunakan untuk jerat leher korban.
Golok untuk memotong tali, kayu untuk memukul korban, sendal jepit korban dan lainnya.
Bisikan Gaib
Kepada polisi, kedua tersangka juga mengakui perbuatanya.
Polisi pun masih mendalami motif pembunuhan tersebut.
Dari keterangan SP, motif pembunuhan yang dilakukannya karena mendapat bisikan untuk membunuh ibunya.
Sementara, dari keterangan HM mengatakan, ada motif ekonomi.
"Masih kami dalami motif yang sebenarnya yang membuat para pelaku ini sampai tega membunuh orangtuanya sendiri,” kata Kapolres Temanggung AKBP Muhammad Ali, dilansir dari Kompas.com.
Sementara itu, kepada polisi, SP mengaku nekat membunuh ibunya sendiri karena mendapat bisikan.
"Bisikan itu seolah-olah menuntun saya untuk membunuh ibu," katanya.
Kata SP, ia sebenarnya tidak tega untuk membunuh orangtuanya sendiri.
"Saya menyesal dengan kejadian ini," ungkapnya.
Atas perbuatannya, kedua pelaku dijerat Pasal 44 ayat 3 UU RI Nomor 32 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekersaan Dalam Rumah Tangga dan atau Pasal 338 KUHP dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.
(TribunJateng.com/Kompas.com)