Demo di Depan Kantor Bupati
Terlibat Ricuh dengan Aparat Saat Demo, HMI Cabang Bogor Ancam Buat Laporan
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bogor ancam akan melapor ke polisi atas perlakuan represif aparat
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bogor ancam akan melapor ke polisi atas perlakuan represif aparat saat unjuk rasa di depan Kantor Bupati Bogor, Kamis (17/9/2020).
Sebanyak 50 orang masa HMI ini mengaku menjadi korban pemukulan hingga tendangan dalam aksi demo terkait dugaan maladministrasi proyek RSUD Leuwiliang tersebut.
"Kita akan laporkan, jelas ini pasti ada luka, entah dalam atau luar, intinya pasti ada," kata Korlap Aksi HMI Cabang Bogor Badru Tamam kepada TribunnewsBogor.com.
Dia mengaku menyayangkan pihak aparan yang cukup represif memukul mundur masa pendemo.
• Demo Depan Kantor Bupati Bogor Berakhir Ricuh, Dua Mahasiswa Diduga Terluka

Badru mengaku akan melaporkan kericuhan tersebut setelah konsolidasi akbar organisasi HMI Cabang Bogor.
"Kita akan konsolidasi akbar sepertinya dengan melibatkan seluruh anggota juga melihat dari unsur hukum seperti apa, intinya kita akan memproses," kata Badru Tamam.
Diberitakan sebelumnya, unjuk rasa mahasiswa di depan gerbang Kantor Bupati Bogor di Jalan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor berujung ricuh, Kamis (17/9/2020).
Pantauan TribunnewsBogor.com, masa yang berasal dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bogor terlibat baku pukul dengan aparat yang mengamankan demo tersebut.
Terpantau peristiwa ini terjadi sekitar pukul 14.44 WIB.
Awalnya para mahasiswa ini terlibat adu dorong dengan aparat di pintu gerbang kantor bupati.
Tiba-tiba sejumlah aparat Satpol PP dan Polisi ramai-ramai keluar dari dalam gerbang mendekati para mahasiswa di luar gerbang.
Baku pukul antar keduanya tak terhindarkan bahwa masa yang berkecamuk sempat melebar ke Jalan Raya Tegar Beriman membuat sejumlah kendaraan terpaksa berhenti sementara.
Diketahui, massa mahasiswa ini berunjuk rasa terkait polemik dugaan maladministrasi terkiat proyek pembangunan di RSUD Leuwiliang.