Mutilasi Kalibata City

Kejiwaan Fajri Laeli Diperiksa Karena Nekat Mutilasi Rinaldi, Psikiater Sebut Faktor Ini Jadi Pemicu

Salah seorang psikiater ikut menganalisa kejiwaan dari kedua tersangka, Fajri dan Laeli Atik yang nekat mutilasi HRD Rinaldi

Penulis: Uyun | Editor: Damanhuri
Kolase Tribunnews.com
Pelaku mutilasi HRD Rinaldi Harley Wismanu, Fajri dan Laeli Atik diperiksa kejiwaannya oleh psikiater 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Sadisnya aksi tersangka dalam mutilasi Rinaldi Harley Wismanu, Fajri dan Laeli Atik pun akan diperiksa kejiwaannya.

Salah seorang psikiater ikut menganalisa kejiwaan dari kedua tersangka, Fajri dan Laeli Atik.

Sebagaimana diketahui, Fajri dan Laeli Atik tega memutilasi HRD Rinaldi menjadi 11 potongan.

"Menjadi 11 bagian dan bagian-bagian tubuh itu dimasukkan ke dalam tas kresek, kemudian dimasukkan ke koper dan satu ransel," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana.

Aksi mutilasi ini dilakukan Fajri dan Laeli Atik sertelah terlebih dulu dibunuh dengan cara dipukul batu bata dan ditusuk pisau.

"Korban dan LAS kemudian berhubungan badan. Setelah itu, pelaku DAF keluar dari kamar mandi dan menghantamkan batu bata yang sudah disiapkan ke kepala korban sebanyak 3 kali.

Lalu menusuk tubuh korban dengan pisau 7 kali hingga korban meninggal dunia," ujar Irjen Nana Sudjana.

Kecapean Seusai Mutilasi HRD Rinaldi, Fajri Santai Main Game Online, Polisi Akan Cek Kejiwaan Pelaku

Ibunda Menangis Histeris di Makam Rinaldi Korban Mutilasi, Kemana Sosok Sang Istri? Ini Kata Sepupu

Setelah mutilasi, kedua tersangka ini mencicil mengirimkan potongan HRD Rinaldi untuk dipindahkan dari Partmene Pasar Baru ke Apartemen Kalibata City.

Namun di tengah-tengah waktu mutilasi, Fajri malah sempat dengan santainya main game online.

"Bahkan si DAF masih sempat dia menunggu L ini tidur, sempat bermain game online, itu pengakuan dia," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/9/2020).

Melihat aksi sadis pelaku yang masih santai seusai mutilasi HRD Rinaldi, polisi heran.

FOLLOW:

Pihak kepolisian menegskan akan memeriksa kejiwaan dari Fajri maupuan Laeli Atik.

"Dengan ketenangan seperti itu, karena yang banyak melakukan ( mutilasi) itu pelaku DAF. Maka kita akan rencanaan untuk ke psikiater cek kejiwaan pelaku," ungkap Yusri Yunus.

Bunuh HRD Rinaldi Karena Nunggak Bayar Kos, Laeli Rela Gajinya Ludes untuk Fajri yang Pengangguran

Tak hanya itu, seorang psikiater dari Universitas Indonesia, Natalia Widiasih Raharjanti pun angkat bicara.

Menurut sang psikiater, ada faktor internal dan ekternal mengapa tersangka ini bisa nekat mutilasi korbannya.

"Mutilasi ini banyak faktor mempengaruhi. Kembali lagi ke internal individu orangnya ataupun faktor ekstenal.

Kalau faktor internal kita lihat kepribadian orangnya, ada gangguan jiwa atau tidak, nilai-nilai yang dianut.

Kalau faktor eksternal itu seperti kondisi sosial ekonomi atau sedang berdekatan dengan senjata tertentu," papar sang psikiater, dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Tagar.id, Selasa (22/9/2020).

Rekonstruksi kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap Rinaldi Harley (33), Manajer HRD PT Jaya Obayashi, oleh pasangan kumpul kebo, Fajri (26) dan Laeli (26) di Mapolda Metro Jaya, Jumat (18/9/2020).
Rekonstruksi kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap Rinaldi Harley (33), Manajer HRD PT Jaya Obayashi, oleh pasangan kumpul kebo, Fajri (26) dan Laeli (26) di Mapolda Metro Jaya, Jumat (18/9/2020). (istimewa via WartaKota)

"Demikian juga pola asuh keluarga, terus nilai-nilai agama yang ditanamkan sejak orang ini dibesarkan akan sangat berpotensi mendorong atau mengerem waktu kita punya pikiran melakukan tindakan kekerasan tertentu," tambahnya.

Lantas, ketika ditanya apakah Fajri dan Laeli Atik memiliki gangguan jiwa karena melakukan mutilasi, sang psikiater menganalisa lebih lanjut.

Menurut sang psikiater, mutilasi ini ada berbagai macam, mulai dari mutilasi defensif, ofensif, agresif.

Demi Fajri, Laeli Atik Nekat Bunuh HRD Rinaldi Meski Pintar, Pakar: Akal Sehat Hilang Karena Bucin

Akan tetapi, dari kasus mutilasi HRD Rinaldi, jenis mutilasinya adalah defensif.

"Dalam kasus ini mutilasi defensif, jadi motifnya itu bertujuan untuk menghilangkan barang bukti.

Orang kita bunuh, daripada ketahuan mending potong-potong terus disebar deh," ujar psikiater.

Pelakor Laeli dan selingkuhannya Fajri mutilasi HRD Rinaldi usai berhubungan badan, bobol uang Rp 97 juta
Pelakor Laeli dan selingkuhannya Fajri mutilasi HRD Rinaldi usai berhubungan badan, bobol uang Rp 97 juta (kolase wartakota /IST)

Setelah mengetahui jenis mutilasinya, sang psikiater pun baru bisa mengenalisa soal dugaan adanya gangguan jiwa dari pelaku.

Menurutnya, orang dengan gangguan jiwa ini jarang bisa membunuh.

"Tidak semua orang gangguan jiwa itu bisa membunuh. Dari penelitian, cuma 20-30 % dri gangguan jiwa (membunuh). Justru lebih banyak dilakukan itu orang normal," tuturnya.

Laeli Atik Bunuh HRD Rinaldi & Bobol Rp 97 Juta, Ibu Ungkap Putrinya Berubah: Kayak Diperalat Fajri

Sementara itu, faktor pemicu mutilasi disebutkan sang psikiater banyak dilakukan oleh orang pengangguran.

Selain pengangguran, orang yang memiliki gangguan kepribadian pun rentan untuk melakukan mutilasi.

"Mutilasi itu lebih banyak dilakukan pada pelaku yang tidak memiliki pekerjaan atau memiliki gangguan kepribadian," ujar sang psikiater lagi.

"Gangguan kepribadian yang paling sering itu kalau orangnya punya kepribadian antisosial atau kepribadian ambang, histrionik, mapun narsistik,"

"Itu sampai 74 persen pelaku mutilasi itu punya gangguan kepribadian," tambahnya.

"Kemudian gangguan kepribadian yang paling sering itu gangguan kepribadian ambang. yaitu orang ini punya gangguan dalam regulasi emosi.

Jadi emosinya cenderung tidak stabil, pola relasinya impulsif, hubungan sosialnya pun terganggu," tandasnya.

Tega Mutilasi Rinaldi Gara-gara Tak Punya Uang Untuk Makan, Laeli Atik Bikin Ayahnya Terus Menangis

Pengangguran dan Selalu Nunggak Bayar Kosan, Fajri dan Laeli Atik Nekat mutilasi HRD Rinaldi

Karena desakan ekonomi, Fajri dan Laeli Atik disebutkan polisi nekat membunuh dan mutilasi Rinaldi Harley Wismanu.

Setelah membunuh HRD Rinaldi, Laeli Atik dan Fajri ini langsung menguras uang korban senilai Rp 97 juta.

Uang tersebut rupanya digunakan untuk membeli barang-barang mewah seperti perhiasan, motor, ponsel iPhone dan lainnya.

Selain itu, uang rampasan dari HRD Rinaldi ini juga digunakan oleh Laeli Atik dan Fajri untuk bayar kosan.

Bahkan Laeli Atik dan Fajri mengaku sudah beberapa hari tidak makan.

"Mereka tinggal dalam kos. Terdesak ekonomi untuk membayar kos. Kemudian juga dia mengakui juga sudah beberapa hari tidak makan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus dikutip dari Kompas.com.

Ya seperti diketahui, Laeli Atik dan Fajri selama ini hidup bersama atau kumpul kebo tanpa hubungan resmi.

Keduanya selalu pindah tempat tinggal. Hal tersebut karena Fajri masih berstatus suami orang dan Laeli Atik masih lajang.

"Keduanya pasangan kumpul kebo dan tinggal mengontrak atau sewa kost, berpindah-pindah bersama. Pernah di Depok sampai ke Jakarta," kata Kompol Handik Zusen.

Bunuh HRD Rinaldi Karena Nunggak Bayar Kos, Laeli Rela Gajinya Ludes untuk Fajri yang Pengangguran

Untuk mencukupi kehidupan sehari-hari, Fajri dan Laeli sempat memiliki usaha lain.

Menurut Handik, DAF alias Fajir pernah jadi sopir taksi online.

Namun imbas pandemi Covid-19, DAF alias Fajri pun berhenti jadi sopir taksi online dan jadi pengangguran.

Untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari berdua saat Fajri menganggur, Laeli Atik disebut rela berkorban.

Demi Fajri, Laeli Atik rela banting tulang bekerja cari nafkah dengan mengajar les kimia untuk mahasiswa.

setelah mutilasi HRD Rinaldi, Laeli nangis datangi istri sah, berlagak jadi korban
setelah mutilasi HRD Rinaldi, Laeli nangis datangi istri sah, berlagak jadi korban (kolase WartaKota/ist/Tribunnews)

Gaji yang diperolehnya pun digunakan untuk kebutuhan hidup berdua bersama Fajri.

"Dan yang bekerja itu adalah L sebenarnya. L sempat mengajar les untuk mahasiswa suatu perguruan, karena dia ahli dalam kimia ya," katanya.

"Gajinya untuk hidup bareng DAF itu," tambahnya.

Rekonstruksi kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap Rinaldi Harley (33), Manajer HRD PT Jaya Obayashi, oleh pasangan kumpul kebo, Fajri (26) dan Laeli (26) di Mapolda Metro Jaya, Jumat (18/9/2020). (istimewa via WartaKota)
Makin terhimpit permasalahan ekonomi imbas pandemi Covid-19, Fajri dan Laeli Atik berniat melakukan pemerasan terhadap sejumlah orang.

Salah satunya HRD Rinaldi yang menjadi target terdekat.

"Awalnya pemerasan pada korban-korban. Kemudian mencari, yang terdekat adalah korban mutilasi ini. Jadi faktor ekonomi, mereka terdesak," kata Yusri.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved