Pesan Terakhir Mahasiswi yang Ditemukan Tewas Bersama Ibu, Ayah Barunya Punya Istri Lain ?

Sumiati Sibarani (40) dan anaknya, Garbi Putri Nanda (19) ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan pada Rabu (23/9/2020).

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNPONTIANAK/Ferryanto
Yogi keluarga korban saat berikan keterangan ke Tribun Pontianak di lokasi kejadian, Rabu (23/9/2020). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kematian ibu dan anak di Pontianakn masih menjadi misteri.

Penyebab kematian mahasiswi dan ibunya ini masih menjadi tanda tanya besar.

Polisi juga kini belum berhasil menemukan ayah baru dari korban.

Sumiati Sibarani (40) dan anaknya, Garbi Putri Nanda (19) ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan pada Rabu (23/9/2020).

Sumi dan Garbi ditemukan bersimbah darah di rumahnya Jalan Tanjung Harapan, RT 3/4, Simpang Kantor Lurah Banjar Serasan, Kecamatan Pontianak Timur.

Diketahui selama ini Sumi tinggal dengan suami barunya yang juga ayah tiri bagi Garbi.

Namun sejak penemuan jasad Sumi dan Garbi, suami barunya itu tak diketahui keberadaannya.

Sementara itu Sumi sendiri sudah putus komunikasi dengan mantan suaminya, Herman.

Sedangkan Garbi masih rutin bertemu dan berbincang dengan Herman.

"Terakhir ketemu itu saya sekitar awal bulan ini (September) sebelum saya berangkat ke Sandai, Kabupaten Ketapang," ujarnya dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribun Pontianak.

Saat itu Garbi menginap di rumah Herman di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.

Sebelum Herman pergi kerja, Garbi sempat membuatkannya mi instan.

"Pas itu dia berpesan, hati-hati pak kerja di sana," kata Herman menirukan ucapan putrinya.

Pada Herman Garbi mengutarakan keinginannya membeli sepatu baru.

Sebagai seorang ayah yang baik, Herman berjanji sepulangnya bekerja nanti ia akan mewujudkan keinginan Garbi.

Setelah beberapa waktu bekerja, tepat di 23 September 2020 di hari sang putri ditemukan tewas, Herman memutuskan berhenti bekerja di pagi hari.

Ia menceritakan selama beberapa hari sebelum berhenti, perasaannya sangat tidak nyaman sehingga membuatnya sulit tidur.

Di tanggal 23 September itulah Herman memutuskan berhenti dan berencana kembali ke Kota Pontianak.

"Saya ada firasat tidak bagus, saya tidak bisa tidur, bimbang, lalu saya telepon abang saya, bilang saya mau balik.

Pas mau balik itu, saya telepon abang saya, Abang bilang, kalau Geby sudah 3 hari tidak bisa dihubungi.

Sekitar pukul 10 malam itu pas mau pulang, saya dapat kabar anak saya sudah tidak ada," jelasnya.

Keluarga korban menunjukkan foto Gadis Cantik yang ditemukan meninggal dunia di Pontianak. TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/FERRYANTO
Keluarga korban menunjukkan foto Gadis Cantik yang ditemukan meninggal dunia di Pontianak. TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/FERRYANTO ()

Setelah itu, iapun langsung berangkat ke Pontianak, dan sekitar pukul 09.00 ia baru tiba di Pontianak.

Ahli Forensik Kalbar, dr. Monang Siahaan M. Ked (for) SpF mengungkapkan, dirinya menemukan sejumlah kejanggalan pada tubuh ibu dan anak ini.

"Pada jasad ibu ditemui kejanggalan dalam rongga kepala, lalu rongga dada sebelah kanan. Untuk si anak, didapati kejanggalan di kepala, dan rongga rahang kiri, di tubuh korban juga ditemui memar-memar," kata Dokter Monang ditemui di Kamar Jenazah RSUD dr Soedarso Pontianak.

Kejanggalan di bagian kepala diduga membuat kedua korban meninggal dunia.

Menurut Monang, berbagai kejanggalan yang ditemuinya saat otopsi tersebut disebabkan hantaman benda tumpul dan juga benda tajam.

"Kalau untuk jasad si ibu, itu dominannya senjata tajam. Kalau si anak lebih dominan ke senjata tumpul, walaupun ada tanda dari senjata tajam," katanya.

Lokasi rumah korban dugaan pembunuhan yang berada disamping gang H. Arsyad di Kelurahan Banjar Serasan, Kecamatan Pontianak Timur, Kalimantan Barat, Rabu (23/9/2020) malam sekira pukul 22:00 WIB.TRIBUNPONTIANAK/Muhammad Rokib
Lokasi rumah korban dugaan pembunuhan yang berada disamping gang H. Arsyad di Kelurahan Banjar Serasan, Kecamatan Pontianak Timur, Kalimantan Barat, Rabu (23/9/2020) malam sekira pukul 22:00 WIB.TRIBUNPONTIANAK/Muhammad Rokib ()

Dari hasil otopsi tersebut, ahli forensik Kalbar itu mengatakan kedua korban telah meninggal lebih dari 18 jam jika dihitung mundur dari waktu ditemukan.

"Darah pada rambut korban sudah beku, mengikat menjadi anyaman yang susah dipisahkan. Jadi bukan baru meninggal, dan pada permukaan tubuhnya itu darah sudah mengering dan beraroma khas,".

"Intinya dari hasil otopsi, efek dari penganiayaan tersebut lebih banyak dijumpai pada sang ibu," pungkas Monang.

Bapak Baru Punya Istri Lain ?

Dari hasil keterangan keluarga pada Polisi, Sumi dan suami barunya ternyata sedang dirundung masalah.

Menurut informasi, masalah rumah tangga Sumi karena suami barunya diketahui telah memiliki istri lain di Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya.

Meski begitu informasi tersebut belum dipastikan oleh pihak keluarga maupun Kepolisian.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved