Kejam, 2 Gadis Lesbian Ini Mutilasi Pria Demi Akses Rekening, Korban Diperdaya dengan Lap Dance
Dua gadis lesbian secara sadis membunuh dan memutilasi teman prianya untuk membobol rekening korban
Digoda oleh gadis muda dan cantik serta bertubuh seksi, Diogo yang bekerja di sebuah hotel, tak menyia-nyiakan ajakan itu.
Apalagi Maria menjanjikan, sebelum bercinta, ia akan melakukan foreplay berupa lap dance.

Surat kabar Portugal Jornal de Noticias melaporkan, di malam itu, saat mereka berdua di dalam kamar, Maria menawari Diogo minuman jus jeruk yang sudah dicampur obat penenang Diazepam setelah menjanjikannya lap dance di rumahnya.
Maria bersedia melakukan lap dance dengan satu syarat; Diogo harus rela diikat di kursi.
Tanpa curiga sedikitpun, Diogo menuruti syarat itu.
Setelah Diogo terikat di kursi dan mulut tersumpal, masuklah Mariana ke dalam kamar.
Mereka berdua mencekiknya hingga meninggal dan memotong-motong tubuh Diogo, menurut laporan itu.
• Misteri Pembunuhan Balita Oleh Pacar Ibunya, 2 Tahun Dianiaya, Pelaku Emosi saat Lihat Wajah Korban
Mereka memotong jari Diogo untuk mengakses rekening banknya dari ponselnya menggunakan sidik jarinya dalam upaya untuk mencuri warisan Rp 1,14 miliar.
Maria dikatakan telah mengaku kepada Hakim Algarve yang menanyainya atas kasus bahwa mereka terinspirasi oleh acara TV AS terkenal Dexter.
Serial yang dibintangi Michael C Hall ini menggambarkan seorang teknisi forensik menjalani kehidupan ganda sebagai pembunuh berantai dan sering main hakim sendiri.
Diogo dicekik sampai mati pada 18 Maret 2020.

Maria dan Mariana dituduh melemparkan tubuhnya ke laut dari tebing di kota Algarve Sagres empat hari kemudian.
Mereka membuang bagian-bagian tubuh Diogo setelah menggunakan sidik jari yang mereka potong di tangan kanannya untuk mengakses ponselnya dan mentransfer uang tunai.
Mereka kemudian diduga menunggu 24 jam lagi untuk membuang sisa tubuhnya.
Surat dakwaan mengatakan mereka menghabiskan tiga hari antara 20 dan 23 Maret mengirim pesan dari akun Facebook-nya untuk membodohi kolega dan teman agar percaya bahwa dia masih hidup.