Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

2 Anggota TNI Dianiaya Rombongan Klub Moge saat Boncengan di Jalan, Dedi Mulyadi Geram

Dedi Mulyadi geram saat mendengar kabar ada 2 anggota TNI yang dianiaya oleh rombongan klub motor gede ( moge ) yang mengendarai motor Harley Davidson

Penulis: Damanhuri | Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
Kompas.com/TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho
Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi respon sikap arogan pengendara moge di jalan raya 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Anggota DPR RI Dedi Mulyadi ikut geram saat mendengar kabar ada 2 anggota TNI yang dianiaya oleh rombongan klub motor gede ( moge ) yang mengendarai motor Harley Davidson

Sejumlah anggota rombongan motor gede asal Bandung, Jawa Barat tersebut terlibat perselisihan dengan 2 anggota TNI yang juga tengah mengendarai motor di jalanan di wilayah Bukittinggi, Sumatera Barat.

Bahkan, 2 anggota TNI yang sedang berboncengan itu sampai jatuh.

Para korban adalah Serda Mis dan Serda MY yang bertugas di Satuan Intel Kodim 0304/Agam, Sumatera Barat.

Tak hanya itu, 2 prajurit TNI itupun menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan oleh anggota klub moge asal Bandung tersbut.

Sikap arogansi oknum anggota moge di jalan raya ini menjadi perhatian Dedi Mulyadi.

Baca juga: Nasib Anggota Moge yang Keroyok 2 Anggota TNI di Jalanan, Sang Prajurit Sempat Diancam Akan Ditembak

Anggota TNI dikeroyok geng motor gede di Bukittinggi, Sabtu (30/10/2020)(Foto: Screenshot video)
Anggota TNI dikeroyok geng motor gede di Bukittinggi, Sabtu (30/10/2020)(Foto: Screenshot video) (Kompas.com/Foto: Screenshot video)

Mantan Bupati Purwakarta itupun mengaku heran dengan tingkah para pengendara moge yang arogan yang kerap meminggirkan pengengdara lain saat mereka melintas dengan pengawalan petugas.

Bahkan, Dedi mengaku sering mengendarai motor atau mobil sendirian.

Lalu tiba-tiba dari belakang terdengar suara sirine kendaraan pengawalan.

Ketika dilihat ternyata itu rombongan pengendara motor gede dan kadang pula motor biasa yang sedang melakukan tur.

"Dalam hati saya bertanya, kapasitas mereka itu apa dan urgensinya apa sehingga saya harus minggir oleh rombongan motor baik besar atau kecil," kata dia.

"Apa ada tugas negara yang harus segera diselesaikan? Ataukah jenazah yang harus segera dikuburkan? Atau pula pasien yang harus segera ditangani rumah sakit? Urgensinya apa itu?" lanjutnya.

Baca juga: Minta Pengendara Moge yang Keroyok TNI Tak Diberi Penangguhan, Andre Rosiade : Seret ke Pengadilan

Minta Ada Aturan yang Jelas

Anggota DPR dari Fraksi Golkar, Dedi Mulyadi minta ada aturan yang jelas soal pengawalan kepada rombongan klub motor di jalan raya.

Dedi mengatakan, pemerintah harus membuat aturan tegas tentang kendaraan apa saja yang layak dikawal oleh aparat kepolisian.

Sebab, dalam aturan, kendaraan yang dikawal polisi adalah untuk kepentingan mendesak dan lebih urgen.

"Ketika orang yang dipinggirkan di jalan, pertama apakah itu ambulans? Mobil jenazah atau iring-iringan pejabat untuk kepentingan dinas? Kendaraan lain dipinggirkan itu demi mengejar tujuan agar cepat karena ada tugas negara," kata Dedi kepada Kompas.com, Sabtu (31/10/2020).

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi (KOMPAS.com/Putra Prima Perdana)

Dedi mengatakan, belajar dari kasus pemukulan 2 anggota TNI oleh oknum anggota klub motor gede, harus ada penegasan tentang penggunaan jalan raya untuk kepentingan umum.

Pemerintah juga harus memberi jaminan perlindungan kepada pengguna jalan dari berbagai unsur gangguan yang tak memiliki relevansi dengan penggunaan fasilitas pengawalan sebagaimana diatur dalam Undang-undang Lalu Lintas.

"Ketika ada iring-iringan motor yang dikawal polisi, akan ada pertanyaan, Anda itu siapa? Kok meminggirkan saya. Anda itu dalam tugas negara atau main. Masa main aja nyusahin orang lain. Anda touring saja nyusahin orang lain," ucapnya.

Pelaku Warga Bandung 

TribunnewsBogor.com melansir Tribun Jabar Harley Owners Group (HOG) Siliwangi Bandun‎g Chapter melalui humasnya, Epriyanto menyampaikan permohonan maaf atas insiden di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

“Kami atas nama HOG SBC, memohon maaf kepada seluruh korban pemukulan yang dilakukan oleh anggota HOG SBC. Kami memohon maaf kepada Pihak seluruh Anggota TNI dan memohon maaf kepada seluruh masyarakat Sumatera Barat khususnya Kabupaten Bukit Tinggi,” kata Epriyanto kepada Tribun via sambungan telpon, Sabtu (31/10/2020).

Anggota Satreskrim Polres Bukit Tinggi menetapkan dua tersangka kasus penganiayaan anggota TNI di sela konvoi

Kedua tersangka itu merupakan warga Kota Bandung.

"Polisi sudah menetapkan dua tersangka. Keduanya ber KTP Bandung dan intinya kami akan hormati proses hukum,” ucapnya.

Ia menerangkan, pekan ini HOG SBC menggelar touring tahunan yang diikuti 21 anggota. Tujuannya, Bandung-Sabang - Medan.

“Jadi, ini kebetulan ada kegiatan touring dari Bandung, Sabang dan Medan. Tidak ada yang pakai joki. Total ada 21 orang. 16 anggota yang mengendarai motor, sisanya nunggu di hotel (motornya ditowing). Berangkat Senin pagi, dan agenda sampai dengan 8 November,” ucap dia.

Di perjalanan, terjadi insiden tersebut. Semua peserta touring kembali ke Bandung dan touring tersebut dibatalkan.

Informasi yang dia terima, antara dua orang tersangka penganiayaan sudah berdamai dengan korban.

Namun, proses hukum tetap berlanjut.

‎Ia menyebut, kedua belah pihak sudah menyadari ada kesalahpamahan yang terjadi saat berada di jalanan.

“Terkait pristiwa, sudah melakukan musyawarah perdamaian antara kedua belah pihak. Kembali lagi, perkara hukum proses tetap dijalankan. Korban melakukan pelaporan," ucap dia.

Ia menambahkan, tindakan tersebut di luar prinsip dan etika HOG SBC.

Ia tidak membenarkan perilaku tersebut dan mengakui kekeliruan, meminta maaf dan mentaati proses hukum.

“Bahwa kami selaku organisasi tidak menyetujui sikap arogan. Tidak pernah ada perintah atau apapun."

"Murni emosional perorangan dan tidak ada sangkut paut dengan organisasi. Mungkin setelah proses hukum selesai, nanti ada sanksi terkait kedisiplinan,” katanya.

Ancam Tembak Prajurit TNI

Anggota klub motor gedeHarley Davidson sempat akan mengancam nemembak 2 prajurit TNI.

Dalam video yang viral di media sosial itu, seorang anggota klub moge tersebut mengeluarkan ancaman sambil mendorong korban.

"Tak ku tembak kamu," kata salah seorang anggota klub moge itu di dalam video tersebut.

Kemudian, beberapa anggota klub itu terlihat mendorong anggota TNI hingga terjatuh.

Setelah itu, terlihat salah seorang anggota klub moge menyepak kepala korban.

Video rekaman anggota TNI dikeroyok klub motor gede ini pun viral di media sosial.

Narasi yang beredar, dua anggota TNI Serda Mis dan Serda MY berboncengan menggunakan motor Honda Beat.

Saat itu ada konvoi rombongan klub motor gede.

Dua anggota TNI pun sempat mengalah untuk melaju di sisi jalan.

Setelah rombongan klub motor gede melintas, keduanya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.

Namun ketika itu ada anggota klub motor gede yang ketinggalan rombongan.

Karena terlanjur sudah jalan, Serda Mis dan Serda MY terkejut dengan suara blayer dari rombongan klub motor gede.

Dua anggota TNI lalu mengejarnya.

Tak terima lalu anggota klub motor gede ini mengeroyok dua anggota TNI.

Sementara itu Kasat Reskrim Polres Bukittinggi AKP Chairul Amri Nasution membenarkan narasi yang beredar di media sosial.

"ada saat iringan sudah berlalu ada 21 yang lain sudah duluan, yang 10 tertinggal,

pada di jalan sebenarnya dari anggota Kodim sudah minggir namun kembali lagi disitu ternyata kemacetan sehingga di TKP bertemu korban dengan pelaku,

pada saat itu tanpa banyak basa-basi langsung saja rombongan Harley melakukan pemukulan kepada anggota TNI," jelas AKP Chairul Amri Nasution dikutip TribunnewsBogor.com dari akun Youtube TvOneNews dalam tayangan Kabar Petang.

AKP Chairul menerangkan klub motor tersebut sedang touring dari Padang menuju Bukittinggi.

"sempat ke Kelok Sembilan baru ke Bukitinggi dan beristirahat di hotel," kata AKP Chairul Amri Nasution.

AKP Chairul menjelaskan saat ini sudah menetapkan dua tersangka yakni B dan MS.

Keduanya merupakan seorang pelajar dan pengusaha.

"rombongan ini latarbelakangnya rata-rata pengusaha, ada seorang pelajar, yang lain rata wiraswasta," kata AKP Chairul.

Sementara itu dua anggota TNI korban pengeroyokan klub motor gede masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Menurut AKP Chairul Amri Nasution, Serda MY mengalami pusing dan memar di bagian kepala.

"Yusuf mengalami pusing, yang saya lihat dari malam bengkak di kepala bagian belakang kemudian di punggung memar," jelas AKP Chairul.

Sedangkan Serda Mis mengalami luka di bagian bibir.

"saudara Miftari dia terlihat secara kasat mata bibir pecah sebelah kanan atas dan bawah," kata AKP Chairul Amri Nasution.

(TribunnewsBogor.com/Kompas.com/Tribun Jabar)
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved