Mengintip Uniknya Kampung Kasepuhan Ciptagelar Bogor Menghadapi Kemajuan Zaman di Masa Pandemi

Kampung Kasepuhan Ciptagelar ini mulai terbuka dengan dunia luar, namun mereka tetap mempertahankan tradisi dan adat yang ada.

Editor: Vivi Febrianti
Dok IPB University for TribunnewsBogor.com
Kampung Kasepuhan Ciptagelar 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kampung Kasepuhan Ciptagelar merupakan komunitas masyarakat adat yang berada di kawasan kaki Gunung Halimun Salak.

Sebagai satu–satunya kasepuhan yang masih melakukan tradisi ngalalakon ini, ternyata kampong bukan seperti kampung–kampung yang tertinggal dan memiliki akses yang terbatas seperti yang kita pikirkan loh.

Kampung Kasepuhan Ciptagelar ini mulai terbuka dengan dunia luar, namun mereka tetap mempertahankan tradisi dan adat yang ada.

Hal ini juga berkorelasi dengan nama kasepuhan itu sendiri, yaitu Kasepuhan Ciptagelar yang berarti sudah waktunya untuk digelarkan kepada orang luar tentang tatanan atau tradisi mereka.

Akhirnya Kasepuhan Ciptagelar ini mampu dikenal luas sejak tahun 2001 sampai sekarang, sehingga tak sedikit juga menerima tamu atau pendatang dari luar untuk mempelajari tradisi mereka.

Namun, di era pandemi Covid-19 saat ini dari pihak kampung mengimbau kepada pendatang untuk tidak berkunjung ke Kampung Ciptagelar untuk mencegah adanya kontaminasi virus dari luar desa.

Menurut masyarakat Kampung Kasepuhan Ciptagelar, pandemi yang tengah terjadi saat ini telah diprediksi dan pasti akan terjadi sehingga para leluhur menitipkan tradisi-tradisi kepada masyarakat Ciptagelar untuk menghadapi hal itu.

Berikut ini adalah hasil dari eksplorasi dari tim The 6th Connection 2020 IPB University mengenai keunikan Kampung Kasepuhan Ciptagelar dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan terburuk untuk kehidupan selanjutnya.

Menjaga Keseimbangan  

Konsep menjaga keseimbangan ini menurut penuturan Kang Yoyo sebagai juru bicara Kasepuhan Ciptagelar ialah dengan ritual pembayaran pajak safar dan sedekah ruah.

Maksudnya disini ialah untuk menjaga komunikasi antara lahir dan batin pada penghuni tanah air pada daerah yang mereka tempati.

Sehingga keseimbangan antara manusia dengan lingkungan bahkan sesuatu hal yang tak tampak pun akan terjalin dengan baik.

Penyiapan Pangan

Bertanam padi oleh masyarakat di Kampung Kasepuhan ini hukumnya wajib loh, hal tersebut dilakukan untuk mempersiapkan bekal pangan dan untuk menghadapi kemungkinan terburuk nantinya.

Sehingga ditinjau dari tahun 2017 lalu jumlah penyimpanan pangan dari leuit (lumbung padi) sudah cukup untuk 95 tahun kedepan, sehingga dampak dari Covid-19 ini tidak langsung dirasakan oleh masyarakat.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved