Tak Gentar Dicopot, Mayjen Dudung Ceritakan Kerasnya Perjuangan Hidup, Sekolah Siang untuk Cari Uang
Mayjen Dudung Abdurachman, Pangdam Jaya menceritakan masa kecilnya yang pernah jadi loper koran.
Tak hanya spanduk, poster atau baliho Habib Rizieq,
Dudung memastikan pencopotan turut menyasar poster, spanduk maupun baliho ilegal lainnya.
Di mana dipasang tidak sesuai aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Baginya, cuitan maupun umpatan negatif sesuatu yang wajar yang dilontarkan sejumlah masyarakat.
Baca juga: Pangdam Jaya Perintahkan Copot Baliho Rizieq Shihab : Seakan-akan Dia Paling Benar
Ia hanya menganggap penilaian negatif berasal dari orang-orang yang tak memahami maksudnya sedari awal.
"Saya mengikuti polemik, ada yang pro dan kontra. Istilahnya direkayasa di saya begini, saya begitu, ya itulah dinamika kehidupan."
"Ya ini kan orang yang enggak paham ini terjadi seperti apa. Ya wajar lah. Saya biasa aja, banyak yang mendukung. Tapi kebanyakan yang mendukungnya," jelasnya.
Bukan Perintah Jokowi
Soal banyaknya dukungan yang datang kepadanya, Dudung merasa tak layak menerima.
Ia memastikan langkah yang diambilnya itu sebagai tanggung jawab dan tugasnya sebagai Pangdam Jaya.
"Saya tidak layak menerima ucapan dan dukungan seperti itu. Yang jelas saya melaksanakan tugas sebagai Pangdam Jaya dan juga tidak mengharapkan seperti itu jadi biasa aja," ungkapnya.
Polemik ini dipastikan Dudung tak mempengaruhi kehidupannya. Malahan ia menganggapnya biasa saja.
Bahkan, keluarganya mendukung langkah tegasnya dan lebih memahami dirinya.
Ketimbang mendengar komentar masyarakat yang kontra terhadap Dudung.
Termasuk, ketika muncul polemik di balik pencopotan baliho Habib Rizieq yang dihubungkan dengan perintah Presiden Joko Widodo.